Sukses

Stablecoin USDC Anjlok Terdampak Penutupan Bank Silicon Valley

Stablecoin USDC seharusnya memiliki nilai 1:1 dengan dolar AS. Namun pada Sabtu harga koin tersebut turun.

Liputan6.com, Jakarta - Stablecoin USD Coin (USDC) kehilangan pasak dolarnya dan merosot ke level terendah sepanjang masa pada Sabtu, 11 Maret 2023. Ini terjadi setelah Circle, perusahaan Amerika Serikat di belakang koin tersebut, mengungkapkan beberapa cadangan yang mendukung USDC disimpan di Silicon Valley Bank.

Dilansir dari CNBC, Senin (13/3/2023), Circle memiliki USD 3,3 miliar atau setara Rp 50,9 triliun (asumsi kurs Rp 15.450 per dolar AS) dari USD 40 miliar atau setara Rp 608 triliun cadangan USDC-nya di bank Silicon Valley.

Stablecoin USDC seharusnya memiliki nilai 1:1 dengan dolar AS. Namun pada Sabtu harga koin tersebut turun ke USD 0,88 atau setara Rp 13.596, tak lama koin pulih ke harga USD 0,90 atau setara Rp 13.905. 

Silicon Valley Bank runtuh pada Jumat dalam kegagalan bank AS terbesar sejak krisis keuangan 2008, mengguncang pasar global dan membuat miliaran dolar milik perusahaan dan investor terlantar.

Circle mengatakan dalam sebuah cuitan di Twitter perusahaan dan USDC terus beroperasi secara normal. Sementara ini perusahaan menunggu kejelasan tentang apa yang akan terjadi pada deposan Silicon Valley Bank.

Sementara itu, pertukaran kripto AS Coinbase mengatakan dalam sebuah tweet tidak mengizinkan USDC ditukar dengan dolar AS selama akhir pekan sementara bank tutup. 

Stablecoin adalah cryptocurrency yang dirancang untuk mempertahankan nilai tukar konstan dengan mata uang fiat seperti dolar AS, misalnya melalui patokan dolar AS 1:1. 

Stablecoin digunakan dalam perdagangan cryptocurrency, nilainya melonjak dalam beberapa tahun terakhir. USDC adalah stablecoin terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasarnya. 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Perusahaan Kripto Circle Bakal Tutupi Kekurangan Likuiditas Imbas Sentimen Silicon Valley Bank

Sebelumnya, perusahaan kripto Amerika Serikat, Circle akan “menutupi kekurangan” dalam aset yang mendukung stablecoin USDC. Hal ini jika tidak menerima keseluruhan cadangan kas USD 3,3 miliar atau sekitar Rp 51,04 triliun (asumsi kurs Rp 15.468 per dolar AS).

Dikutip dari Coindesk, Minggu (12/3/2023), melalui unggahan di blog, Circle akan berdiri di belakang USDC dan menutupi kekurangan apapun dengan memakai sumber daya perusahaan, melibatkan modal eksternal jika perlu.

Janji itu datang ketika pelaku pasar kripto mencemaskan nilai USDC, stablecoin yang dimaksudkan untuk dipatok ke dolar AS, tetapi nilainya jatuh setelah reruntuhan Silicon Valley Bank. Circle memegang kas USD 3,3 miliar di Silicon Valley Bank saat FDIC sita aset bank pada Jumat, 10 Maret 2023.

Circle mengatakan, pihaknya berusaha memindahkan aset sebelum keruntuhan SVB dan transaksi dapat diselesaikan pada Senin, 13 Maret 2023 ketika bank-bank di Amerika Serikat melanjutkan operasi normal.

“Namun, mungkin juga SVB tidak mengembalikan 100 persen dan pengembalian apa pun mungkin memakan waktu lama, karena FDIC menerbitkan IOU atau sertifikat penerima, dan dividen lanjutan kepada pemegang deposito,” tulis Circle.

Adapun nilai stablecoin USDC turun ke posisi USD 0,88 dalam 24 jam terakhir sebelum naik ke USD 0,97, setelah pengumuman menurut Coingecko.

 

 

3 dari 4 halaman

Sejumlah Perusahaan Kripto Menyebutkan Tak Terpengaruh Runtuhnya Silicon Valley Bank

Sementara itu, mengutip CNBC, pelaku pasar telah waspada pekan ini untuk tanda-tanda penularan di sektor keuangan dan di luar masalah untuk SVB dan SIlvergate yang fokus pada kripto pekan ini berencana hentikan operasi dan secara sukarela melikuidasi.

Circle yang berbasis di Boston mengatakan, pekan lalu telah memindahkan “persentase kecil” dari simpanan cadangan USDC yang disimpan di Silvergate ke mitra perbankan lainnya.

Circle menuturkan melalui cuitan, USDC terus beroperasi normal sambil menunggu melihat bagaimana penerima SVB akan mempengaruhi deposannya. Sementara itu, beberapa perusahaan kripto menyebutkan tidak terpengaruh dengan Silicon Valley Bank. CEO Binance menyebutkan kalau tidak ada paparan, demikian juga CEO Tether Paolo Ardoino. Penerbit stablecoin Paxos dan pertukaran kripto Gemini mengunggah kalau tidak memiliki hubungan apapun dengan SVB.

 

4 dari 4 halaman

Kapitalisasi Pasar Kripto Merosot di Bawah Rp 15.503 Triliun, Terendah Sejak Januari 2023

Sebelumnya, kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan turun di bawah USD 1 triliun atau setara Rp 15.503 triliun (asumsi kurs Rp 15.503 per dolar AS), pertama kalinya sejak 19 Januari 2023. 

Dilansir dari Decrypt, Sabtu (11/3/2023), kapitalisasi pasar kripto saat ini berada di kisaran USD 948 miliar atau setara Rp 14.696 triliun. 

Di sisi lain, investor Bitcoin (BTC) mengalami lebih banyak kesakitan karena harga mata uang kripto terkemuka itu jatuh di bawah USD 20.000 atau setara Rp 310 juta pada Jumat. 

Bitcoin turun 8,3 persen, diperdagangkan pada USD 19.900 atau setara Rp 308 juta, level terakhir terlihat pada 13 Januari 2023, menurut data Coingecko. 

Industri kripto telah menghadapi beberapa angin kencang dalam beberapa minggu terakhir, dengan keruntuhan bank ramah kripto Silvergate, yang memasuki likuidasi sukarela pada 8 Maret, menjadi salah satu penggerak utama di balik penurunan terbaru. 

Silvergate telah menyediakan jalur perbankan yang nyaman bagi banyak bisnis kripto. Silvergate tidak hanya menjadi penghubung paling penting antara investor yang ingin mengalirkan uang ke bursa kripto, dana lindung nilai kripto, dana modal ventura kripto, dan proyek kripto. 

Bank ini juga menawarkan untuk menyelesaikan saldo antara klien Silverbank kapan saja, termasuk akhir pekan dan hari libur. 

Menambah tekanan pada industri yang masih baru ini, Departemen Keuangan AS pada Selasa mengusulkan pajak ekspor sebesar 30 persen atas biaya pengoperasian fasilitas penambangan bitcoin.

Kemudian, kantor Jaksa Agung New York mengajukan gugatan terhadap bursa mata uang kripto KuCoin atas dugaan pelanggaran hukum sekuritas dan komoditas di negara bagian tersebut.