Sukses

Bos Coinbase Sebut AS dan Inggris Harus Buat Aturan Industri Kripto Lebih Jelas

Sementara beberapa ekonomi besar seperti Uni Eropa telah menyusun aturan kripto yang dipesan lebih dahulu, sektor ini sebagian besar masih belum diatur di Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta
Kepala pertukaran kripto AS Coinbase Global Inc, Brian Armstrong menyebut AS dan Inggris harus membuat aturan untuk industri kripto jauh lebih jelas demi mencegah perusahaan berkembang di "offshore havens". 
 
Melansir Yahoo Finance, Kamis (20/4/2023), kegagalan pertukaran FTX yang berbasis di Bahama tahun lalu telah menyoroti pentingnya ekonomi besar mengembangkan peraturan kripto yang jelas. Hal itu dijelaskan Armstrong pada konferensi yang diadakan oleh badan industri Innovate Finance.
 
"Inilah alasan mengapa kami membutuhkan kejelasan tentang undang-undang dan peraturan di darat karena jika Inggris tidak memilikinya, jika AS tidak memilikinya, perusahaan-perusahaan ini akan dibangun di offshore havens," kata Armstrong.
 
Sementara beberapa ekonomi besar seperti Uni Eropa telah menyusun aturan kripto yang dipesan lebih dahulu, sektor ini sebagian besar masih belum diatur di Amerika Serikat.
 
Regulator dan penegak hukum AS telah meluncurkan tindakan keras yang luas terhadap perusahaan kripto tahun ini, yang ditujukan untuk penawaran ilegal dan kegagalan untuk mematuhi aturan yang dirancang untuk mencegah aktivitas terlarang. Pada Maret, Komisi Sekuritas dan Bursa AS mengancam akan menuntut Coinbase atas produk tertentu.
 
Namun, kementerian keuangan Inggris menetapkan pada Februari seperangkat aturan pertama untuk mengatur kripto, dengan pengawas keuangannya menyerukan pada Maret untuk aturan keras untuk "mendetoksifikasi" sektor tersebut.
 
 
 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Di Inggris

Dalam sebuah tweet, Armstrong  menyebut bahwa Inggris "bergerak cepat pada regulasi crypto yang masuk akal. Seraya mengatakan jika dia bersemangat untuk terus berinvestasi di Inggris," tulisnya.
 
Tetap saja, dia menyatakan keprihatinan atas bank-bank di Inggris yang semakin mengambil pendekatan garis keras kepada pelanggan yang mentransfer uang tunai ke bursa kripto dalam upaya untuk membasmi penipuan.
 
Pemberi pinjaman top Inggris NatWest, misalnya, memberlakukan batasan baru pada Maret terhadap transfer pelanggan ke pertukaran mata uang kripto, berusaha melindungi konsumen dari apa yang disebutnya penjahat kripto.
 
"Beberapa bank Inggris memblokir pembayaran fiat ke perusahaan kripto yang tidak baik," tulis Armstrong, mengacu pada mata uang tradisional.
 
"Kontrol penipuan yang baik masuk akal, larangan tidak menyeluruh (dan kemungkinan besar tidak sah)," sambungnya.
 
 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.