Sukses

Intip Gerak Harga Kripto LUNA Coin yang Sempat Anjlok

Bagaimana kinerja kripto LUNA Coin yang sempat runtuh pada tahun lalu?

Liputan6.com, Jakarta Terra (LUNA) adalah protokol blockchain publik yang muncul dari Terra Classic. Terra Classic adalah tempat bagi algoritma stablecoin TerraClassicUSD (UST). 

Sekarang berganti nama menjadi token LUNC beragunan UST, yang jatuh dalam pada Mei 2022. Itu menjatuhkan valuasi LUNA menjadi hampir nol dan menyebabkan peluncuran chain baru menghasilkan Terra Classic dan Terra. 

Pengembangan Terra Classic diluncurkan pada Januari 2018 dan blockchain-nya diluncurkan pada April 2019. Ini berusaha untuk menggabungkan harga dan adopsi mata uang fiat yang luas dengan ketahanan sensor Bitcoin (BTC) dan menawarkan yang cepat dan terjangkau melalui stablecoin UST-nya. 

Terra Classic menawarkan stablecoin yang dipatok ke dolar AS, won Korea Selatan, tugrik Mongolia, dan keranjang mata uang Hak Penarikan Khusus Dana Moneter Internasional. Lantas bagaimana pergerakan harga koin Luna pada hari ini?

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu (26/4/2023), LUNA Coin melemah tipis 0,06 persen dalam 24 jam terakhir. Harga LUNA Coin saat ini berada di level Rp 18.888 dengan volume perdagangan 24 jam terakhir sebesar Rp 460,7 miliar.

Sedangkan untuk peringkat Coinmarketcap saat ini adalah 108, naik dari sebelumnya 115. LUNA Coin memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 4,9 triliun. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sebanyak 127,4 juta LUNA Coin dari maksimal suplai tidak tersedia.

2 dari 2 halaman

Polisi Singapura Terus Selidiki Kasus LUNA Coin dan Pendirinya

Polisi Singapura mengatakan mereka masih melakukan penyelidikan yang terkait dengan Terraform Labs Pte, perusahaan yang didirikan bersama oleh pelarian kripto Do Kwon. Perusahaan hancur bersama dengan kripto buatannya yaitu Terra LUNA  pada tahun lalu.

Dilansir daro Yahoo Finance, Selaa (7/3/2023), dalam pernyataan yang dikirim melalui surel pada Senin, kepolisian Singapura mengatakan penyelidikan telah dimulai terkait dengan Terraform Labs dan menambahkan penyelidikan tersebut masih berlangsung. Mereka juga mengatakan Kwon tidak berada di Singapura saat ini.

Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) bulan lalu menuduh Kwon dan Terraform Labs melakukan penipuan. Kwon juga menghadapi tuduhan di Korea Selatan atas penghapusan aset digital senilai USD 60 miliar atau setara Rp 920 triliun (asumsi kurs Rp 15.342 per dolar AS)yang diciptakannya.

Pria berusia 31 tahun itu mengembangkan stablecoin TerraUSD, yang seharusnya memiliki nilai konstan USD 1 melalui campuran algoritma dan insentif trader yang melibatkan token, Luna Coin.

Namun, sistem itu runtuh pada Mei 2022, memperburuk penurunan pasar kripto dan berkontribusi pada kejatuhan sejumlah perusahaan aset digital.

Keberadaan Kwon menjadi tidak jelas setelah Korea Selatan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya dan ia keluar dari Singapura, di mana Terraform Labs berbasis. Korea Selatan mengatakan Kwon, yang sebelumnya membantah melakukan kesalahan, saat ini Kwon menjadi buronan interpol.

Dalam gugatannya, SEC AS juga mengatakan Kwon dan Terraform Labs mentransfer lebih dari 10.000 Bitcoin dari proyek gagal mereka dan mengubah beberapa token menjadi uang tunai melalui bank Swiss.

 

Â