Sukses

GameFi yang Berbasis NFT Kini Banyak Diminati, Ini Kata CEO Indodax

Dalam GameFi, Gamer bisa mendapatkan nominal bonus berbentuk kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Seiring bertambahnya popularitas kripto di mata awam, pengaplikasian teknologi blockchain lainnya pun kini semakin marak. Tidak hanya NFT yang marak di Indonesia karena Ghozali Everyday, GameFi Play to Earn pun kini semakin diminati khususnya bagi para penggiat game.

CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan konsep dari GameFi ini berbeda dengan game pada biasanya. Selain karena Gamefi ini berjalan di atas teknologi blockchain, GameFi juga memiliki keuntungan khususnya bagi penggiat game. 

"Berbeda dengan game pada biasanya yang mengadopsi konsep Pay to Play, dimana gamer yang hendak mendapatkan senjata, item, fitur, skin, dll harus merogoh kocek yang cukup dalam dan membayarnya menggunakan kartu kredit ataupun metode pembayaran lain," kata Oscar, dalam siaran pers, dikutip Sabtu (6/5/2023).

Dia menambahkan, jika para gamer ini memainkan GameFi yang mengadopsi konsep dari Play to Earn. 

Penggiat game justru yang diuntungkan karena mendapatkan sejumlah reward atau bonus yang didapat dari kenaikan level, gamer yang sanggup untuk menyelesaikan suatu task, Ataupun bonus karena memenangkan suatu pertandingan. 

Gamer akan mendapatkan nominal bonus berbentuk kripto yang mana kripto tersebut pun bisa diperjualbelikan melalui crypto exchange.

Hubungan GameFi dengan NFT

GameFi sendiri juga berhubungan dengan non-fungible token (NFT), di mana ada banyak item yang bisa diperjualbelikan di marketplace NFT seperti OpenSea dan lainnya. 

Karena GameFi ini disupport oleh teknologi blockchain, maka segalanya cukup transparan termasuk kepemilikan aset digital dimana para pemain dapat mentrace kepemilikan aset yang ada di game tersebut. 

"Pada 2021 saat kripto sedang memasuki fase bullish, industri GameFi sangat berpotensi bagus. Terlebih saat itu banyak sekali investor institusi banyak terjun ke kripto. Potensi GameFi pun di masa mendatang saya prediksi sangat besar," tutur dia.

Bahkan mungkin perusahaan game ternama seperti Sony, Activision, Electronic Arts, dan lainnya bisa saja terjun ke dunia GameFi. 

"Ini yang membuat ekosistem GameFi ini akan semakin ramai dan secara tidak langsung awareness terhadap GameFi juga akan semakin luas," pungkas Oscar.

 

2 dari 5 halaman

Pernah Skeptis, Bos LVMH Bernard Arnault Rupanya Punya Koleksi NFT

Sebelumnya, orang terkaya di dunia, Bernard Arnault rupanya juga memiliki koleksi digital non-fungible token (NFT). Meski sebelumnya ia pernah menunjukkan keragu-raguan terkait teknologi tersebut, sementara kedua anak laki-lakinya justru sangat tertarik.

Melansir laman blockworks, Kamis (4/5/2023), Alexandre Arnault pernah menunjukkan minatnya dengan memakai kalung Cryptopunk berlapis permata dari Tiffany & Co. Alexandre Arnault, telah bergabung dengan keluarga, hanya beberapa hari setelah ayahnya memperingatkan adanya gelembung metaverse.

Sedangkan saudaranya, Frédéric Arnault yang merupakan CEO Tag Heuer, menunjukkan antusiasmenya terhadap teknologi Web3 dengan menampilkan fitur NFT pada merek jam tangan mewah merek tersebut.

Bernard Arnault tetap relatif diam tentang topik ini. Tetapi dalam podcast Aarthi dan Sriram baru-baru ini, chief digital officer di LVMH, Ian Rogers dikulik tentang koleksi digital Arnault. Saat pembawa acara menanyakan perihal kepemilikan aset digital Arnault, Roger menjawab dengan tegas dan membenarkan bahwa orang terkaya di dunia itu mengoleksi NFT.

"Tidak diragukan lagi... Dia telah menunjukkan kepada saya halaman OpenSea-nya atas kemauannya sendiri," kata Roger.

Menurut data yang bersumber dari OpenSea, nama Bernard Arnault tercatat memiliki koleksi 3-NFT dan 301 item di platform-nya. Namun tidak ada data lebih lanjut yang tersedia tentang koleksi NFT Arnault yang sebenarnya.

Selain mengoleksi NFT, Arnault adalah kolektor karya seni blue-chip terkemuka. Terdaftar bersama istrinya Helene sebagai pasangan terkaya dalam daftar 200 kolektor teratas tahun 2020 oleh Artnews, koleksinya mencakup karya Pablo Picasso, Andy Warhol, dan Damien Hirst.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 5 halaman

Perusahaan Publikasi Olahraga AS Luncurkan Platform Tiket NFT

Sebelumnya, perusahaan publikasi olahraga AS, Sports Illustrated meluncurkan platform tiket Non Fungible Token (NFT) yang dibangun di jaringan Polygon.

Pasar tiket Sports Illustrated, SI Tickets dikembangkan dalam kemitraan dengan perusahaan perangkat lunak Ethereum ConsenSys, perusahaan di balik dompet kripto MetaMask. 

Pengumuman pada Selasa, 2 Mei 2023 mengatakan itu akan menjadi layanan tiket NFT lengkap pertama di dunia,

Ini memungkinkan pemilik acara, penyelenggara, dan promotor menggunakan tiket untuk membangun peluang keterlibatan lebih lanjut ke dalam tiket, seperti sorotan, koleksi, dan penawaran melalui fitur yang disebut "Tiket Super".

CEO SI Tickets, David Lane mengatakan dalam siaran pers tujuan pasar sejak awal adalah untuk bersaing dengan pasar tiket tradisional. 

“Blockchain adalah masa depan ticketing, dan sekarang pemilik, promotor, host, dan peserta memiliki akses ke pengalaman ticketing canggih yang mengubah barcode kuno menjadi konten yang menarik dan dapat dikoleksi,” kata Lane, dikutip dari CoinDesk, Rabu (3/5/2023).

Penggunaan NFT sebagai tiket untuk acara sering disebut-sebut sebagai kasus penggunaan pasar massal yang potensial dari teknologi Web3. Nama besar seperti Sports Illustrated yang bergerak di sektor ini dapat memberikan momentum tambahan pada tiket NFT.

“Teknologi Blockchain menawarkan manfaat yang signifikan bagi konsumen, khususnya ticketing, termasuk meningkatkan keamanan pembayaran, dan menghilangkan scalping dan penipuan,” kata kepala pengembangan bisnis, Amerika Utara, untuk Polygon Labs, Brian Trunzo,

Dalam siaran persnya, Trunzo menambahkan peluncuran ini akan membantu meningkatkan adopsi konsumen dalam penggunaan aset digital. 

 

4 dari 5 halaman

Yuga Labs Dominasi Pasar Global NFT, Sumbang 35 Persen Volume Perdagangan

Sebelumnya, Yuga Labs, pencipta koleksi NFT Bored Ape Yacht Club, terus mendominasi pasar NFT dan menyumbang hampir 35 persen pangsa dari semua volume perdagangan NFT selama enam bulan terakhir, menurut laporan baru oleh DappRadar.

Dilansir dari Decrypt, Jumat (28/4/2023), selain Bored Ape Yacht Club dan koleksi terkaitnya, termasuk Mutant Ape Yacht Club dan akta tanah game metaverse Otherside, Yuga Labs juga memperoleh hak intelektual dari proyek NFT CryptoPunks dan Meebits NFT dari pencipta asli Larva Labs pada 2022.

Proyek yang dibuat atau dimiliki Yuga secara kolektif menghasilkan volume perdagangan senilai lebih dari USD 2 miliar atau setara Rp 29,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.693 per dolar AS) selama gabungan dua kuartal terakhir, menurut laporan tersebut. Ini mewakili 34,6 persen dari total volume pasar selama rentang tersebut.

Bored Ape Yacht Club memimpin pasar gambar profil NFT (PFP) dengan harga dasar 51,45 ETH, atau sekitar USD 99.000, setara Rp 1,4 miliar diikuti oleh CryptoPunks dengan harga 49,49 ETH atau sekitar USD 95.150, setara Rp 1,3 miliar.

 

 

5 dari 5 halaman

Luncurkan NFT

Diluncurkan pada April 2021, Bored Ape Yacht Club (BAYC) adalah kumpulan 10.000 gambar profil yang dicetak sebagai NFT di blockchain Ethereum. Ini dengan cepat mendapatkan popularitas.

Tidak puas dengan jaringan Ethereum, pada Februari, Yuga Labs juga meluncurkan TwelveFold, kumpulan 300 “NFT” generatif di jaringan Bitcoin menggunakan Ordinals Inscription. 

Kemenangan Yuga Labs dari Peniru Koleksi NFT

Sementara Yuga Labs dikenal karena mengizinkan pemegang NFT untuk membuat dan bahkan menjual proyek dan produk turunan, perusahaan juga telah membela kekayaan intelektualnya (IP) di pengadilan.

Minggu lalu, Yuga Labs memenangkan apa yang oleh perusahaan disebut sebagai "kemenangan hukum penting untuk Web3" ketika seorang hakim federal memutuskan mendukung artis Ryder Ripps dan sekutunya Jeremy Cahen. 

Pasangan ini telah meluncurkan koleksi peniru dari Bored Ape Yacht Club bernama RR/BAYC yang mereka sebut sebagai parodi dari proyek Yuga.