Liputan6.com, Jakarta Islamic Coin jadi kripto pertama di dunia yang sesuai dengan Syariah direncanakan untuk diluncurkan Mei 2023. Islamic Coin, yang digadang-gadang merupakan crypto syariah pelopor saat ini masih dalam mode penjualan pribadi, beroperasi di Haqq Blockchain, sebuah jaringan yang kompatibel dengan ribuan aplikasi di seluruh dunia.
Haqq, yang berarti 'kebenaran' dalam bahasa Arab, secara ketat mematuhi prinsip dan tradisi Islam tentang keuangan, dengan Islamic Coin sebagai mata uang kripto aslinya.
Baca Juga
Mata uang, masih dalam mode penjualan pribadi, telah mendapatkan dukungan dari modal ventura dan lembaga keuangan. Menurut salah satu pendiri Islamic Coin, Mohammed AlKaff AlHashmi, dukungan ini akan membangun kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap daya tarik mata uang sebelum dirilis ke publik.
Advertisement
AlHashmi mengatakan koin tersebut akan diluncurkan ke publik pada Mei, namun tidak menentukan tanggalnya.
“Kami memulai dengan mode penjualan pribadi karena suatu alasan. Kami tidak ingin orang berpikir kami menggunakan kata Islami untuk mempermainkan emosi mereka dan kemudian beralih menjadi investasi dalam sesuatu yang tidak mereka ketahui,” katanya dikutip dari Arabian Business, Selasa (23/5/2023).
Ingin Jadi yang Pertama di Dunia
AlHashmi menyebut melihat Ethereum, mereka adalah yang pertama memulai kontrak pintar. Jadi ada faktor umum di sini yang menjadi 'penggerak pertama' dalam sesuatu yang memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Saya sampai pada kesimpulan jika kita ingin melakukan sesuatu yang sukses dan bermakna di dunia blockchain dan kripto, maka kita harus membawa sesuatu yang kita adalah penggerak pertama dan kemudian harus memenuhi kebutuhan dan menambah nilai bagi komunitas,” jelas AlHashmi.
Perkembangan Pasar Halal
Pasar keuangan Islam global diperkirakan akan mencapai lebih dari USD 3,69 triliun atau setara Rp 54.850 triliun (asumsi kurs Rp 14.864 per dolar AS) pada 2024.
Angka ini didorong oleh meningkatnya minat terhadap keuangan yang sesuai dengan Syariah. Sedangkan, pasar produk halal diproyeksikan mencapai lebih dari USD 4 triliun atau setara Rp 59.456 triliun.
“Ini bukan hanya tentang makanan lagi, ini juga tentang produk perawatan kesehatan, kosmetik, bagaimana memastikan semuanya benar-benar Halal dan sesuai dengan etika dan nilai masyarakat,” ujar AlHashmi.
AlHashmi menjelaskan Komunitas Muslim global telah berkembang menjadi lebih dari 1,8 miliar orang, yang mewakili pasar besar yang belum dimanfaatkan dan “kurang terlayani” di dunia kripto. AlHashmi menambahkan keuangan Islam dianut oleh non-Muslim di seluruh dunia.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement