Sukses

Harga Bitcoin Cash Meroket, Begini Komentar CEO Indodax

Bitcoin Cash yang merupakan kripto yang sering disebut sebagai hard fork blockchain Bitcoin.

Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin Cash (BCH) merupakan salah satu token kripto yang seminggu terakhir ini memang sedang naik daun. Hype kripto yang sedang naik ini menyebabkan Bitcoin Cash (BCH) mengalami kenaikan yang cukup pesat. 

Pada Jumat, 30 Juni 2023, harga BCH Coin mencapai Rp 4.789.000 per koin. Selain itu, data dari Coinmarketcap menunjukkan Bitcoin Cash (BCH) berada di urutan kedua koin yang sedang trending dan berada di posisi ke-14 jika dilihat dari segi Market Cap.

CEO Indodax, Oscar Darmawan turut berkomentar terkait Bitcoin Cash (BCH). Bitcoin Cash yang merupakan kripto yang sering disebut sebagai hard fork blockchain Bitcoin, diciptakan sebagai solusi skalabilitas dari Bitcoin.

"Bitcoin Cash tentu berbeda dengan Bitcoin salah satunya dari segi ukuran blok yang mempengaruhi kapasitas pemrosesan transaksi. Bitcoin Cash bisa memproses transaksi lebih ekonomis dan efisien,” ujar Oscar dalam siaran pers, dikutip Minggu (2/7/2023).

Jika dilihat dari segi historical berdasarkan market Indodax, harga Bitcoin Cash (BCH) sudah naik lebih dari 178 persen jika secara bulanan. Harga Bitcoin Cash (BCH) dalam satu minggu belakangan ini juga sudah naik hampir 80 persen yang menandakan hype yang sedang terjadi memang ekuivalen dengan naiknya harga.

“Kenaikan harga yang terjadi pada Bitcoin Cash ditengarai dipicu oleh bursa kripto EDX Markets yang didukung lembaga keuangan di Amerika Serikat yaitu Citadel, Fidelity, dan Charles Schwab,” lanjut Oscar. 

Oscar menambahkan, EDX Market melisting empat aset kripto salah satunya yaitu Bitcoin Cash. Tentu ini meningkatkan minat masyarakat terhadap Bitcoin Cash terlebih akhir akhir ini pemerintah US sedang gencar menyasar kripto.

Meskipun Bitcoin Cash sedang hype, Oscar pun mengingatkan investor kripto dianjurkan untuk menggunakan teknik cicil Dollar Cost Averaging (DCA) agar jauh lebih aman. Investor juga perlu untuk tetap berinvestasi dan melakukan Do Your Own Research atau DYOR.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

2 dari 4 halaman

Langkah BlackRock Jajaki Bitcoin Hasilkan Arus Masuk Besar

Sebelumnya, berita tentang pengajuan lisensi perdagangan ETF Bitcoin BlackRock awal bulan ini menjadi sentimen positif untuk industri kripto setelah sebulan terakhir mendapat tekanan dari Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC).

Akibat berita tersebut harga Bitcoin mencapai tertinggi sejak Juni 2022. Pada saat yang sama, para pelaku pasar mengatakan langkah ini secara efektif dapat memberikan pengaruh yang sangat besar kepada perusahaan dan industri kripto secara keseluruhan.

Kepala penelitian di Coinshares, James Butterfill mengatakan masuknya perusahaan keuangan tradisional ke pasar sering mendorong arus masuk yang besar. 

Ketika ProShares, manajer beberapa ETF keuangan tradisional, meluncurkan salah satu ETF berjangka Bitcoin pertama, pada 2021, ada pemasukan USD 1 miliar atau setara Rp 14,9 triliun (asumsi kurs Rp 15.040 per dolar AS) ke dalam aset digital dalam kurun waktu sepekan.

Di belakang pengajuan perdagangan spot ETF Bitcoin oleh BlackRock, beberapa perusahaan manajemen aset lain seperti Invesco dan WisdomTree masing-masing juga mengajukan pendaftaran. 

“Ini segera diikuti dengan aliran masuk sebesar USD 199 juta atau setara Rp 2,9 triliun. Sekitar 94 persen di antaranya masuk ke Bitcoin,” kata Butterfill, dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu (1/7/2023).

Di sisi lain, menurut kepala Swan Bitcoin, sebuah perusahaan jasa keuangan, Steven Lubka ada risiko BlackRock dan rekan-rekannya dapat menggunakan pengaruh mereka untuk mendorong perubahan pada blockchain Bitcoin yang mendasarinya. 

Ini bisa seperti “garpu” yang akan menciptakan dua mata uang kripto yang terpisah. Bitcoin pernah bercabang satu kali sebelumnya, setelah pengguna dan pengembang tidak setuju dengan masa depannya, menghasilkan penciptaan koin baru, Bitcoin Cash.

 

3 dari 4 halaman

SEC Sebut Pendaftaran ETF Bitcoin BlackRock dan Fidelity Tak Jelas

Sebelumnya, Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC) memberikan pernyataan negatif terkait pengajuan lisensi ETF Bitcoin Spot oleh perusahaan raksasa manajer aset. SEC mengatakan aplikasi pendaftaran kurang jelas dan informasi lebih lanjut diperlukan sebelum mereka dipertimbangkan untuk disetujui.

Dilansir dari Yahoo Finance, Sabtu (1/7/2023), komisi tersebut mengatakan kepada bursa Nasdaq dan Cboe Global Markets, yang mengajukan aplikasi atas nama BlackRock dan Fidelity Investments, pengajuan mereka tidak mencukupi, menurut orang yang mengetahui masalah tersebut. 

Seorang juru bicara Cboe mengonfirmasi itu akan diajukan ulang atas nama Fidelity. Nasdaq sedang bekerja untuk menjawab pertanyaan dan memberikan pembaruan untuk pengulangan pengajuan berikutnya.

Ada sekitar 30 percobaan untuk produk Bitcoin, menurut penghitungan dari Bloomberg Intelligence. Namun, aplikasi pendaftaran menghadapi tantangan dari regulator, yang di masa lalu mengutip kekhawatiran pasar dan kurangnya perlindungan investor.

Fidelity awalnya mengajukan Wise Origin Bitcoin Trust pada 2021, yang ditolak oleh SEC pada Januari 2022. SEC telah menyetujui ETF Bitcoin berjangka.

Penggemar aset digital sangat antusias dengan prospek kripto yang berpotensi menjadi lebih mudah diakses oleh investor sehari-hari, dan gelombang pengajuan telah mendorong kenaikan di pasar kripto. 

Bitcoin melonjak kembali di atas USD 30.000 atau setara Rp 451,2 juta (asumsi kurs Rp 15.040 per dolar AS) pada Juni dan diperdagangkan pada level tertinggi dalam waktu sekitar satu tahun setelah beredar informasi pengajuan lisensi ETF Bitcoin dari para raksasa manajemen aset.

Baik Nasdaq dan Cboe sedang berupaya memberikan informasi baru dengan harapan mereka memenuhi ambang persetujuan SEC, menurut orang yang meminta untuk tidak disebutkan namanya secara publik.

Mereka berencana untuk merevisi dan mengajukan ulang aplikasi berdasarkan umpan balik dan pembicaraan dengan regulator, kata orang-orang tersebut.

 

4 dari 4 halaman

Kepemilikan Bitcoin di Dompet Kustodi Coinbase Melonjak Usai Pengajuan BlackRock ETF

Sebelumnya, Bitcoin (BTC) yang disimpan dalam satu dompet Coinbase Custody melonjak 2.500 BTC, setelah BlackRock mengajukan spot bitcoin ETF minggu lalu.

Coinbase Custody adalah layanan yang ditawarkan oleh pertukaran crypto yang memungkinkan investor institusi untuk menyimpan token dalam jumlah besar, seperti bitcoin, dalam dompet yang aman.

Ini akan berfungsi sebagai penjaga bitcoin yang diadakan di BlackRock Bitcoin ETF, jika permintaan tersebut disetujui oleh regulator.

Dompet yang dilacak oleh CryptoQuant menunjukkan bitcoin yang dikirim ke dompet kustodian berasal dari Coinbase (COIN).

Dompet tersebut sebelumnya menyimpan lebih dari 5.000 bitcoin yang disimpan antara 19 Mei dan 20 Mei. Analis CryptoQuant Bradley Park mengatakan bahwa pengajuan ETF BlackRock mungkin telah memacu sentimen positif di antara pemegang bitcoin dan investor, yang dapat menjelaskan transaksi tersebut.

"Efek BlackRock secara positif mempengaruhi sentimen pasar dan bahkan pembelian bitcoin institusi," kata Park, dikutip dari CoinDesk, Kamis (22/6/2023).

Volume perdagangan di Coinbase naik hampir dua kali lipat dalam seminggu terakhir karena harga bitcoin naik 20 persen.

Data CoinGecko menunjukkan token senilai lebih dari USD 2 miliar telah diperdagangkan di bursa dalam 24 jam terakhir, dua kali lipat dari rata-rata harian USD 1 miliar sejak awal Juni.

Bitcoin (BCT) dan tether (USDT) menyumbang USD 900 juta dari volume tersebut. menunjukkan permintaan di antara para pedagang karena aset tersebut menembus angka USD 30.000 pada Kamis.

 

Video Terkini