Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan keamanan Blockchain, PeckShield mengungkapkan bahwa setengah dari NFT yang dicuri biasanya dijual dalam waktu tiga jam di pasar. Dalam laporan yang diterbitkan baru-baru ini, PeckShield mengungkapkan tren yang mengkhawatirkan dalam industri NFT, karena aset yang dicuri dengan cepat dipindahkan melalui pasar.
Pada bulan Juni saja, nilai NFT yang dicuri mencapai USD 2,27 juta, meskipun ini adalah angka bulanan terendah sejak Februari ketika nilai NFT yang dicuri mencapai USD 16,2 juta, penurunan signifikan sebesar 85 persen. Terlepas dari kondisi itu, penelitian tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang kecepatan dan kemudahan penjualan NFT curian.
Baca Juga
Laporan PeckShield sebelumnya mengungkapkan bahwa NFT curian sering dijual dalam waktu tiga jam di pasar seperti Blur dan OpenSea. PeckShield mencatat bahwa pasar NFT Blur dan OpenSea adalah tempat paling umum untuk penjualan cepat ini, dengan Blur menangani 86 persen dari transaksi ini dan OpenSea mengelola 13,76 persen. Temuan ini semakin menggarisbawahi perlunya peningkatan keamanan dan akuntabilitas dalam sektor NFT yang telah ditunjukkan beberapa kali di masa lalu.
Advertisement
Melansir The Crypto Times, Selasa (4/7/2023), sebuah kasus yang didaftarkan pada Agustus 2022 menyoroti kebijakan cerdik seputar NFT yang dicuri. Pengacara Jesse Halfon mengajukan gugatan terhadap OpenSea atas kebijakan NFT yang dicuri.
Atas kebijakan perusahaan yang saat ini berlaku, pengguna sering menemukan NFT mereka terkunci dan tidak dapat menjual atau memperdagangkan NFT setelah pemilik sebelumnya melaporkannya sebagai aset yang telah dicuri.
Banyak pengguna telah bergabung dengan gugatan tersebut, mengubahnya menjadi kasus class action yang potensial. Namun, ketentuan OpenSea saat ini melarang gugatan class action, membuat hasilnya tidak pasti. Tren yang mengkhawatirkan ini menekankan perlunya peningkatan langkah-langkah keamanan dan akuntabilitas dalam sektor NFT.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi. Â
Penjualan NFT Juni 2023 Turun 4,3 Persen, Apa Penyebabnya?
Data dari cryptoslam mengungkapkan penjualan NFT pada Juni 2023 mengalami sedikit penurunan 4,3 persen dibandingkan Mei. Pada Juni, total penjualan tercatat USD 707,70 juta atau setara Rp 10,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.032 per dolar AS). Sedangkan pada Mei penjualan mencapai USD 739,50 atau setara Rp 11,1 triliun.
Dilansir dari Bitcoin.com, Senin (3/7/2023), penjualan NFT Ethereum mencapai USD 452 juta atau setara Rp 6,7 triliun ini merupakan lebih dari 63 persen dari keseluruhan penjualan untuk bulan tersebut, menunjukkan peningkatan 7,89 persen dari penjualan NFT berbasis ETH bulan sebelumnya.
Di antara 22 jaringan berbeda, Bitcoin muncul sebagai blockchain kedua tertinggi dalam hal penjualan. Pada Juni, penjualan NFT berbasis BTC berjumlah USD 110,30 juta atau setara Rp 1,6 triliun, mewakili 15,60 persen dari total penjualan.Â
Namun, ada penurunan signifikan sebesar 42,36 persen dalam penjualan NFT yang berpusat pada Bitcoin dibandingkan dengan angka bulan sebelumnya. Di sisi lain, penjualan NFT berbasis Solana menyaksikan lonjakan yang luar biasa, melonjak 65 persen lebih tinggi dari penjualan bulan sebelumnya, mencapai USD 70,42 juta atau sekitar Rp 1 triliun.
Dari segi koleksi NFT, Bored Ape Yach Club (BAYC) mencatatkan penjualan USD 49,76 juta atau setara Rp 747,9 miliar, naik 28,20 persen lebih tinggi dari penjualan BAYC pada Mei.Â
Tiga koleksi teratas berikutnya setelah penjualan Uncategorized Ordinal NFT dan BAYC NFT adalah Azuki, Azuki Elemental, dan SMB Barrel Raffle. Di antara lima penjualan NFT dengan harga tertinggi di bulan Juni, empat dari lima adalah NFT berbasis BTC.Â
Advertisement