Sukses

Raksasa Perbankan Jepang Bakal Luncurkan Stablecoin

Rencana ini akan bermitra dengan Datachain, sebuah perusahaan interoperabilitas blockchain

Liputan6.com, Jakarta - Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), salah satu raksasa bank di Jepang mengumumkan rencananya untuk menggunakan stablecoin di atas blockchain publik. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu (5/7/2023) Bank yang memegang USD 776 miliar atau setara Rp 11.541 triliun (asumsi kurs Rp 15.042 per dolar AS) dalam aset yang dikelola (AUM) pada 2020. 

Rencana ini akan bermitra dengan Datachain, sebuah perusahaan interoperabilitas blockchain sebuah jembatan lintas rantai.

Pengumuman MUFG muncul setelah undang-undang penyelesaian dana yang direvisi disahkan pada 2022 mulai berlaku pada Kamis untuk memungkinkan lembaga keuangan menerbitkan stablecoin. 

MUFG akan menggunakan platform "Progmat Coin" pengembang internalnya untuk ini. Progmat Coin adalah protokol yang dimaksudkan untuk memfasilitasi penyelesaian produk berbasis keamanan dengan kemampuan yang diperluas untuk mengelola kripto dan kasus penggunaan keuangan tersemat.

Untuk lebih memudahkan transaksi yang dilakukan dengan aset stabil ini, bank akan menggunakan layanan Toki milik sebuah startup. Toki akan mengizinkan transaksi aset ini antara blockchain publik, termasuk Ethereum, Cosmos, Avalanche, dan Polygon.

Di antara kasus penggunaan yang dipertimbangkan adalah pertukaran lintas rantai, yang memungkinkan pertukaran aset di antara rantai yang berbeda, pembayaran lintas rantai, dan pinjaman lintas rantai, memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan beberapa protokol pinjaman di beberapa blockchain yang disebutkan.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 2 halaman

Kapitalisasi Pasar Stablecoin Binance Susut Rp 15 Triliun

Sebelumnya, Stablecoin milik pertukaran kripto terbesar di dunia, binance, BUSD sekarang menempati posisi keempat dalam kapitalisasi pasar di antara stablecoin lainnya, menyusul penurunan lebih dari USD 1 miliar atau setara Rp 15 triliun (asumsi kurs Rp 15.015 per dolar AS) dalam 30 hari terakhir, menurut data dari Coinmarketcap.

Dilansir dari Cointelegraph, Selasa (20/6/2023), kapitalisasi pasar BUSD mencapai USD 4,3 miliar atau setara Rp 64,5 triliun, turun 29 persen dari USD 5,54 miliar atau setara Rp 83 triliun pada 18 Mei.

Stablecoin telah berada dalam tren menurun sejak Desember 2022, ketika kapitalisasi pasarnya mencapai USD 23 miliar atau setara Rp 345,3 triliun.

Penurunan kapitalisasi pasar stablecoin BUSD sejalan dengan perkembangan besar seputar Binance setelah keruntuhan dramatis FTX pada November 2022.

Pada Desember 2022, sebuah laporan yang mengindikasikan Departemen Kehakiman AS akan menargetkan Binance mengakibatkan penarikan bersih sebesar USD 3,6 miliar atau setara Rp 54 triliun dalam tujuh hari.

Kemitraan antara Binance dan Paxos Trust menciptakan stablecoin BUSD pada September 2019. Paxos menerbitkan dan memiliki produk tersebut, sementara Binance melisensikan mereknya.

Bagi Paxos, kemitraan tersebut membawa tantangan baru. Pada Februari, perusahaan dilaporkan menerima pemberitahuan Wells dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS yang menyatakan BUSD adalah sekuritas yang tidak terdaftar.

Pukulan terbaru datang dari gugatan SEC terhadap Binance pada 5 Juni karena diduga menawarkan sekuritas yang tidak terdaftar. Regulator A.S. menekan 13 tuntutan terhadap bursa, termasuk penawaran yang tidak terdaftar dan penjualan BNB Coin.

Dominasi pasar stablecoin yang dipatok ke dolar AS telah mengalami beberapa perubahan selama setahun terakhir, dengan Tether USDT naik kembali ke level tertinggi sepanjang masa, meskipun sebagian besar kapitalisasi pasar stablecoin menurun.

Â