Sukses

Bank Sentral China: Transaksi Yuan Digital Sentuh USD 250 Miliar hingga Juni 2023

Gubernur Bank Sentral China Yi Gang menyampaikan uang digital yang beredar 16,5 miliar yuan pada akhir Juni 2023. Sedangkan transaksi sentuh USD 250 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur People’s Bank of China atau Bank Sentral China Yi Gang mengungkapkan statistik terbaru tentang mata uang digital bank sentral China (CBDC) saat memberikan kuliah yang diselenggarakan oleh Bank Sentral Singapura atau Monetary Authority of Singapore (MAS).

Dikutip dari bitcoin.com, Senin (24/7/2023), Gubernur Bank Sentral China ungkap transaksi yang memakai uang digital bank sentral China atau disebut e-CNY mencapai 1,8 triliun yuan atau USD 250 miliar (Rp 3.754 triliun, asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 15.017) pada akhir Juni 2023. Sebagian perbandingan, sekitar 100 miliar transaksi yuan digital pada Agustus 2022.

Yi juga mengungkapkan uang digital bank sentral China yang beredar mencapai 16,5 miliar yuan pada akhir Juni. Selain itu, jumlah transaksi yuan digital mencapai 950 juta dengan dompet dibuka mencapai 120 juta.

Reuters menyebutkan, memperhatikan e-CNY yang beredar hanya sumbang 0,16 persen dari pasokan uang China atau uang tunai beredar.

Saat ini saldo e-CNY hanya hitung dua per sepuluh dari 1 persen dari M0, sehingga saldo sangat kecil, tetapi dengan saldo seperti ini mendukung jumlah transaksi besar yang berarti kecepatannya tinggi dan lebih efisien.

Bank sentral China meluncurkan percontohan uji coba untuk yuan digital pada akhir 2019 dan telah menguji mata uang digital di berbagai kota di China termasuk Suzhou, Shenzhen, Xioangan dan Chengdu.

Pada Juli, kota Jinan menerapkan pembayaran yuan digital untuk angkutan umum. Shanghai Clearing House juga baru-baru ini menambahkan dukungan untuk yuan digital. Sementara itu, Bank of China memperluas pengujian yuan digital ke kartu SIM dan pembayaran NFC.

2 dari 4 halaman

Naik Kendaraan Umum di Kota Ini Boleh Bayar Pakai Yuan Digital

Sebelumnya, Kota Jinan, ibu kota provinsi Shandong di China, baru-baru ini mengumumkan penerapan pembayaran yuan digital dalam sistem transportasi umumnya. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Selasa (11/7/2023), menurut sumber setempat, Grup Transportasi Umum Jinan, sebuah perusahaan yang mengelola sistem bus di kota, memasukkan yuan digital sebagai alat pembayaran tarif bus pada 1 Juli.

Sekarang, hampir 7 juta warga Jinan akan dapat menggunakan dompet yuan digital mereka yang disediakan oleh Bank Rakyat China (PBOC) untuk membayar biaya perjalanan bus dalam upaya mempercepat transformasi digital sistem transportasi umum kota. 

Sebelumnya, perusahaan telah melakukan program percontohan terbatas, hanya menerapkan pembayaran ini di dua jalur bus.

Selain itu, untuk mempromosikan pembayaran yuan digital, kota tersebut telah bermitra dengan cabang PBOC Jinan untuk memberikan diskon sebagai bagian dari program “Perjalanan Rendah Karbon Kota Musim Semi Digital” tahap kedua, yang akan dibuka hingga 30 September.

 

3 dari 4 halaman

Promosi Yuan Digital

Para ahli telah melaporkan penggunaan yuan digital tidak meningkat karena adanya dompet digital pribadi yang diterima secara luas seperti Wechat dan Alipay, PBOC berfokus pada peningkatan kompatibilitas dan integrasi mata uang digital bank sentral China (CBDC) dengan alternatif ini.

Pada Maret, Wechat mengumumkan integrasi yuan digital dalam layanan pembayarannya, membuka jalan bagi lebih dari 1,2 miliar pengguna untuk membayar menggunakan sistemnya. Alipay, yang dimiliki oleh grup Alibaba, juga mengintegrasikan pembayaran CBDC semacam ini pada bulan Desember.

Selain itu, PBOC juga telah mengintegrasikan yuan digital sebagai bentuk pembayaran yang melibatkan lembaga negara. Di Changshu, pegawai kota menerima gaji mereka dalam mata uang digital.

Pada Juni, salah satu lembaga kliring rekanan terbesar di Asia, Shanghai Clearing House, menyertakan dukungan untuk yuan digital untuk pembayaran dan penyelesaian komoditas.

 

4 dari 4 halaman

IMF Bakal Bikin Platform Mata Uang Digital Bank Sentral Dunia, Saingi Kripto?

Dana Moneter Internasional (IMF) mengungkapkan sedang mengerjakan platform untuk mata uang digital bank sentral (CDBC). Platform ini nantinya akan memungkinkan transaksi antar negara.

"CBDC tidak boleh terfragmentasi proposisi nasional... Untuk memiliki transaksi yang lebih efisien dan lebih adil, kami membutuhkan sistem yang menghubungkan negara: kami membutuhkan interoperabilitas," kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (20/6/2023).

"Untuk alasan ini di IMF, kami sedang mengerjakan konsep platform CBDC global," bebernya, dalam konferensi yang dihadiri oleh bank sentral Afrika di Rabat, Maroko.

Selain itu, IMF juga menargetkan kesepakatan bank sentral terkait kerangka peraturan umum untuk mata uang digital yang akan memungkinkan interoperabilitas global.

Menurut Georgiva, kegagalan untuk menyepakati platform bersama akan menciptakan kekosongan yang kemungkinan akan diisi oleh cryptocurrency.

Sebagai informasi, CBDC adalah mata uang digital yang dikendalikan oleh bank sentral, sementara cryptocurrency hampir selalu terdesentralisasi.

Georgiva mengungkapkan, ada sebanyak 114 bank sentral yang sudah berada pada tahap eksplorasi CBDC, "dengan sekitar 10 sudah melewati garis finis". "Jika negara-negara mengembangkan CDBC hanya untuk penyebaran domestik, kami kurang memanfaatkan kapasitasnya," tambahnya.