Liputan6.com, Jakarta Peretas telah menyerang protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi) Conic Finance dan mencuri 1.700 Ethereum senilai lebih dari USD 3,2 juta atau setara Rp 48,1 miliar (asumsi kurs Rp 15.043 per dolar AS).
Dalam sebuah cuitan di Twitter pada Jumat, 21 Juli 2023 Conic mengatakan terus menyelidiki akar penyebab eksploit dan sedang berkonsultasi dengan pihak terkait. Sebagai tindak lanjut, tim mengklaim penarikan aman.
Baca Juga
Dilansir dari Yahoo Finance, Senin (24/7/2023), kripto yang dicuri semuanya dikirim ke satu alamat, kata perusahaan keamanan blockchain Beosin dalam sebuah tweet.Â
Advertisement
Conic Finance adalah aplikasi baru yang memungkinkan pengguna menyetorkan token ke dalam "omnipools", yang memungkinkan mereka memperoleh hadiah. Idenya adalah bahwa pengguna dapat mendiversifikasi dana di seluruh pertukaran Curve yang terdesentralisasi menggunakan kumpulan likuiditas Conic Finance.
Peretas menargetkan omnipool Ethereum. Conic Finance sejak itu mengatakan simpanan sekarang telah dinonaktifkan ke kumpulan itu.
Eksploitasi seperti ini sangat umum di ruang DeFi lingkup kripto yang bertujuan untuk menggantikan layanan keuangan tradisional seperti meminjam dan meminjamkan melalui teknologi blockchain.
Aplikasi semacam itu baru dan eksperimental dan oleh karena itu terkadang memiliki sistem yang dapat dimanfaatkan oleh peretas. Tahun lalu adalah tahun terbesar untuk peretasan di ruang kripto menurut perusahaan data blockchain, Chainalysis.
Sebagian besar serangan itu terjadi di ruang DeFi. Pedagang DeFi kehilangan USD 228 juta atau setara Rp 3,4 triliun hanya dalam tiga bulan, pada kuartal kedua tahun ini saja, meningkat 63 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.