Sukses

Pasar Kripto Masih Volatile, Reku Bagikan Strategi ke Investor

COO Reku, Robby menjelaskan ada beberapa strategi yang dapat dilakukan investor menghadapi pasar yang volatile

Liputan6.com, Jakarta Pergerakan pasar kripto masih cenderung volatil secara signifikan selama satu pekan terakhir. Harga kripto terbesar, Bitcoin bahkan melemah hingga 11,14 persen dan berada di level USD 26.153 atau setara Rp 400,7 juta (asumsi kurs Rp 15.324 per dolar AS).

Meskipun pasar kripto masih terkoreksi, masih ada potensi untuk kembali pulih, kondisi tersebut perlu diperhatikan oleh investor aset kripto untuk menyusun kembali strategi investasinya. 

Chief Compliance Officer (CCO) pertukaran kripto Reku, Robby menjelaskan ada beberapa strategi yang dapat dilakukan investor dalam menghadapi kondisi pasar kripto. 

Memahami Profil RIsiko dan Gunakan Berbagai Teknik

Robby mengungkapkan investor perlu melakukan riset mendalam dan memahami profil risiko masing-masing di tengah volatilitas pasar. 

“Ini penting untuk membantu investor dalam membuat perencanaan yang matang. Investor juga dapat lebih bijak dalam memilih jenis aset yang sesuai dengan profil risikonya,” ujar Robby dalam siaran pers, dikutip Rabu (23/8/2023).

Kemudian Robby melanjutkan, investor juga bisa memilih sejumlah teknik untuk mengoptimalkan aset, misalnya Dollar Cost Averaging (DCA).

“Dollar Cost Averaging atau DCA, yang mana investor membeli sejumlah aset secara rutin dan disiplin. Selain itu, investor juga bisa melakukan staking atau mengunci aset kripto untuk memperoleh passive income,” jelasnya. 

 

2 dari 3 halaman

Manfaatkan Fitur Staking

Robby mencatat fitur staking menjadi salah satu pilihan utama investor di kondisi volatil. Fitur staking memungkinkan pengguna mendapatkan hadiah sebagai imbal atas partisipasi mereka dalam perkembangan blockchain hingga 12,5 persen per tahun. 

Selain itu, pengguna juga mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga per koinnya serta bisa melakukan stake dan unstake secara fleksibel. Robby menyatakan Reku mencatat pertumbuhan volume pada fitur Reku hingga 100 persen sejak Juni. 

“Menariknya, 70 persen pengguna fitur staking di Reku adalah milenial. Tingginya partisipasi milenial pada staking menunjukkan tingginya demand dalam fitur ini serta kecermatan mereka dalam berinvestasi di aset kripto,” ujar Robby.

Reku merupakan satu-satunya pedagang aset kripto yang mendapat perizinan staking oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).  Robby optimis fitur staking merupakan inovasi produk dan layanan yang dapat mempertahankan geliat investor di tengah ketidakpastian pasar. 

Bappebti mencatat peningkatan jumlah investor kripto di Indonesia yang mencapai 17,54 juta orang per Juni 2023. Dengan rata-rata pertambahan sekitar 490.000 pelanggan per bulan. 

Oleh karena itu, kendati kondisi volatilitas pasar yang signifikan, kehadiran fitur staking menjadi langkah strategis untuk mempertahankan appetite serta menjawab kebutuhan investor. Adapun lima koin yang bisa di-staking di Reku yakni Ethereum (ETH), Cardano (ADA), Polygon (MATIC), Solana (SOL), Polkadot (DOT), dan Tezos (XTZ). 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 3 halaman

Ketahui Perbedaan Investasi Forex dan Kripto

Foreign currency and exchange atau Forex dan cryptocurrency menjadi dua alternatif investasi yang banyak diperbincangkan saat ini. Keduanya merupakan instrumen investasi berisiko karena bersifat spekulatif.

Secara sederhana, forex juga dikenal sebagai pasar valuta asing atau valas, adalah aktivitas perdagangan mata uang asing. Sementara cryptocurrency adalah perdagangan mata uang virtual dalam bentuk koin dan hanya dapat diperjualbelikan secara digital.

Baik forex dan crypto, pergerakan harga keduanya sama-sama dipengaruhi oleh faktor supply-demand. Jadi, ketika terdapat lebih banyak pembeli ketimbang penjual, harganya akan bergerak menguat. Sementara ketika terjadi lebih banyak penjual ketimbang pembeli, maka harganya akan mengalami penurunan.

Meski keduanya merupakan aset spekulatif, namun pergerakan harga forex umumnya lebih stabil dibandingkan aset crypto, seiring nilai tukar mata uang yang tak banyak mengalami perubahan signifikan. Melansir laman Yahoo Finance, Rabu (23/8/2023), berikut perbedaan lain antara forex dan crypto:

Market Size

Kedua pasar ini secara teoritis memiliki sejumlah besar aset potensial yang dapat diperdagangkan. Secara teori, seorang investor forex dapat memperdagangkan mata uang apa pun di dunia. Sementara itu, seorang investor mata uang kripto secara teoritis memiliki ribuan proyek kripto.

Namun dalam praktiknya, kedua aset tersebut ditentukan oleh segmen yang sangat sempit dari pasarnya masing-masing. Hampir semua perdagangan valas terjadi di antara delapan pasangan mata uang utama. Sementara itu, hampir seluruh nilai pasar mata uang kripto terkelompok di antara segelintir mata uang kripto. Di mana sekitar 70 persen dari seluruh pasar mata uang kripto dikuasai dalam Bitcoin saja.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.