Sukses

Laporan Baru Tether Ungkap Kelebihan Cadangan Stablecoin Hingga Rp 50,4 Triliun

Laporan perusahaan tersebut menegaskan kembali klaim dari bulan lalu perusahaan tersebut memiliki surplus cadangan sebesar 4 persen

Liputan6.com, Jakarta Raksasa Stablecoin Tether telah menerbitkan laporan transparansi lain yang merinci komposisi cadangannya, dan blockchain tempat tokennya diterbitkan.

Dilansir dari Crypto Potato, Kamis (31/8/2023), laporan tersebut mengonfirmasi Tether memiliki kelebihan cadangan sebesar USD 3,3 miliar atau setara Rp 50,4 triliun (asumsi kurs Rp 15.298 per dolar AS), yang berarti tokennya didukung lebih dari 100 persen.

Berdasarkan laporan yang diterbitkan pada Jumat, 25 Agustus 2023 Tether memiliki aset USD 86,1 miliar atau setara Rp 1.317 triliun, sementara memiliki liabilitas USD 82,8 miliar atau setara Rp 1.266 triliun. Kewajiban ini ada dalam bentuk token USDT yang dipatok dalam dolar yang diterbitkan di berbagai blockchain.

Laporan perusahaan tersebut menegaskan kembali klaim dari bulan lalu perusahaan tersebut memiliki surplus cadangan sebesar 4 persen, menghilangkan kritik sebelumnya aset dan liabilitasnya hampir mencapai titik yang membuat perusahaan tersebut bangkrut. 

Klaim ini didasarkan pada laporan jaminan yang diberikan oleh BDO Italia, menganalisis neraca Tether per 30 Juni 2023. Kelebihan cadangan hanya ada sebagai bentuk asuransi dan dihasilkan menggunakan keuntungan Tether dari simpanan cadangannya.

Seperti stablecoin teratas lainnya, Tether menyimpan sebagian besar keuntungannya dalam bentuk surat utang negara AS, perjanjian pembelian kembali semalam, uang tunai, dan setara kas lainnya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.