Sukses

Taiwan Bakal Larang Pertukaran Kripto Tak Terdaftar

Komisi Pengawas Keuangan Taiwan (FSC) berencana untuk melarang pertukaran kripto luar negeri

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pengawas Keuangan Taiwan (FSC) mengambil langkah-langkah untuk mengatur pertukaran mata uang kripto yang beroperasi di dalam perbatasan negara. 

Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (12/9/2023), menurut laporan baru-baru ini oleh CNA, badan tersebut berencana untuk melarang pertukaran kripto luar negeri yang gagal memenuhi permintaan untuk mendaftar ke regulator Taiwan. 

FSC telah menyusun 10 prinsip panduan untuk regulasi mata uang virtual, yang diharapkan akan diterbitkan akhir bulan ini. 

Prinsip-prinsip tersebut kemudian akan digunakan oleh lembaga-lembaga publik untuk merumuskan norma-norma peraturan tertentu, meskipun hal ini akan tetap terbuka untuk diubah seiring dengan berkembangnya penelitian dan standar internasional.

Di antara pedoman FSC salah satunya adalah persyaratan bagi bursa untuk menerapkan prosedur anti pencucian uang. Platform juga perlu menjaga hak asuh terpisah atas aset miliknya dan aset pelanggan, serta memenuhi standar peninjauan pencatatan dan penghapusan pencatatan.

Dengan menerapkan pembatasan ini, Taiwan bergabung dengan sejumlah negara yang berupaya melakukan pengawasan lebih besar terhadap industri mata uang kripto. 

FSC bertujuan untuk melindungi warga negara dari platform yang tidak diatur dan memastikan transparansi pasar. Bursa luar negeri yang meminta pelanggan Taiwan tanpa registrasi yang benar dapat menghadapi larangan.

Pemain utama kripto, Binance, telah mengajukan permohonan lisensi Taiwan dan menawarkan keahlian anti pencucian uangnya kepada regulator. 

Dengan dirilisnya prinsip-prinsip peraturan pada bulan ini, lanskap mata uang kripto Taiwan berada pada jalur yang tepat untuk diawasi secara lebih formal dan mematuhi norma-norma internasional.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pasar Kripto Masih Babak Belur, Investor Pantau Data Inflasi AS Terbaru

Sebelumnya, dalam beberapa hari terakhir, pasar kripto telah mengalami perlambatan yang mencolok. Volatilitas harga, yang selalu menjadi ciri khas dari pasar kripto, kini tampak lebih rendah dari biasanya. 

Semua mata investor saat ini tertuju pada data inflasi terbaru dari Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan akan dirilis pada Rabu, 13 September.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan para pelaku pasar kripto sedang memantau tanda-tanda yang mungkin mengindikasikan apakah ekonomi AS akan mengalami "soft landing," di mana Federal Reserve (The Fed) mampu menurunkan tingkat inflasi tanpa menghambat pertumbuhan ekonomi. 

“Data Consumer Price Index (CPI) atau inflasi AS, jika angkanya terlalu tinggi, dapat menimbulkan kekhawatiran bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama atau meningkatkan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang,” kata Fyqieh dalam siaran pers, Senin (11/9/2023).

Hal ini dapat mengurangi minat investor terhadap pasar kripto dan lebih memilih aset yang lebih aman. Selain inflasi, para investor juga akan memantau data lain yang akan dirilis minggu ini, seperti indeks harga produsen dan penjualan ritel.

The Fed diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan pada tingkat stabil pada pertemuan yang akan diadakan pada 20 September 2023. 

Hingga saat ini, investor masih mempertahankan kepercayaan mereka pada pasar, meskipun pasar kripto baru-baru ini mengalami fluktuasi. Namun, sebagian investor juga mulai bersikap lebih berhati-hati dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan perubahan di masa depan.

3 dari 4 halaman

Rumor FTX

Selain faktor-faktor makroekonomi, industri kripto juga diguncang oleh rumor terkait FTX. Kabar yang belum terkonfirmasi secara resmi menyebutkan FTX akan segera melakukan likuidasi asetnya mulai 13 September. 

FTX, yang memiliki aset kripto senilai sekitar USD 4,3 miliar atau setara Rp 65,9 triliun (asumsi kurs Rp 15.343 per dolar AS), tengah mempertimbangkan untuk menjual aset senilai sekitar USD 200 juta atau setara Rp 3 triliun setiap minggunya.

"Penting untuk diingat bahwa hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi dari sumber terkait mengenai rumor ini. Meskipun begitu, berita tersebut telah berdampak pada penurunan harga Solana (SOL) sejak hari Minggu, 10 September. SOL adalah salah satu aset yang paling banyak dimiliki oleh FTX," ujar Fyqieh.

Total kapitalisasi pasar kripto saat ini ditutup dalam tren merah, dengan penurunan sekitar 0,16 persen, mencapai level USD 1,03 triliun atau setara Rp 15.803 triliun. Pasar kripto saat ini masih bergerak dalam tren sideways, dan sikap para investor nampaknya lebih cenderung "wait and see."

4 dari 4 halaman

Bos Kripto Turki Dijatuhi Hukuman Penjara 11 Ribu Tahun Akibat Kasus Penipuan

Sebelumnya, pendiri bursa kripto Turki Thodex yang runtuh, Faruk Fatih Ozer, dijatuhi hukuman 11.196 tahun, 10 bulan dan 15 hari penjara dan dengan USD 5 juta atau setara Rp 76,9 miliar (asumsi kurs Rp 15.381 per dolar AS) akibat sejumlah kejahatan termasuk penipuan.

Dilansir dari Yahoo Finance, Sabtu (9/9/2023), tak hanya Ozer, saudara perempuannya Serap Ozer dan saudara laki-lakinya Guven Ozer telah juga dijatuhi hukuman sama. 

Thodex adalah salah satu bursa kripto terbesar di Turki sebelum tiba-tiba offline pada April 2021 dan Ozer menghilang. Lebih dari 400.000 nasabah dibiarkan dalam kegelapan tanpa akses ke simpanan senilai USD 2 miliar atau setara Rp 30,7 triliun dalam mata uang kripto. 

Ozer telah melarikan diri ke Albania tetapi ditangkap pada Agustus 2022 setelah pemberitahuan merah Interpol terhadapnya. 

Pada April 2023, Ozer diekstradisi ke Turki, dan ditahan oleh polisi setibanya di sana atas tujuh tuduhan, termasuk mendirikan dan mengelola sebuah organisasi dengan tujuan melakukan kejahatan, menjadi anggota sebuah organisasi, penipuan dengan menggunakan sistem informasi sebagai alat untuk melakukan kejahatan bank atau lembaga perkreditan.

Ozer juga melakukan penipuan terhadap pedagang atau pengurus perusahaan dan pengelola koperasi, serta pencucian nilai harta kekayaan hasil tindak pidana.

Ketika kasus ini terungkap, saudara laki-laki, saudara perempuan Ozer, dan empat karyawan senior lainnya dipenjara dan setidaknya 83 orang ditahan sebagai bagian dari penyelidikan. Persidangan akhirnya melihat 21 terdakwa menghadapi hukuman 40.564 tahun penjara.

Pengadilan Pidana Berat ke-9 Anatolia mengumumkan putusan tersebut pada Kamis, membebaskan 16 dari 21 terdakwa dan membebaskan empat dari tujuh orang yang dipenjara karena kurangnya bukti. Terdakwa lainnya dijatuhi hukuman penjara yang berbeda-beda karena berbagai kejahatan.

Runtuhnya Thodex menciptakan kehebohan di Turki karena kripto telah digunakan sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi yang sangat tinggi dan devaluasi lira yang tajam.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini