Liputan6.com, Jakarta Bank HSBC yang berbasis di London, bekerja sama dengan perusahaan teknologi penyimpanan mata uang kripto Fireblocks. Fireblocks berspesialisasi dalam teknologi penyimpanan mata uang kripto seperti komputasi multi-pihak (MPC) dan memiliki pengalaman bekerja dengan bank-bank besar.
Dilansir dari CoinDesk, Rabu (13/9/2023), pada awal 2021, Fireblocks menjadi penyedia teknologi hak asuh pilihan untuk BNY Mellon, dan juga bekerja sama dengan BNP Paribas.Â
Baca Juga
Antusiasme bank-bank besar terhadap kripto telah diredam oleh ketidakpastian peraturan seputar aset digital. Hal ini terutama disebabkan oleh situasi di AS, di mana regulator berselisih dengan perusahaan kripto di pengadilan.
Advertisement
Kurangnya kejelasan ini memungkinkan lembaga-lembaga keuangan di negara-negara seperti Eropa dan Asia lebih unggul dibandingkan lembaga-lembaga keuangan di Amerika.
HSBC, yang memiliki aset sekitar USD 3 triliun atau setara Rp 46.074 triliun (asumsi kurs Rp 15.358 per dolar AS), memungkinkan pelanggan cabangnya di Hong Kong memperdagangkan dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (BTC) dan ether (ETH).
Namun, bank tetap berhati-hati terhadap kripto, setidaknya secara publik. Pada Juli lalu, Hang Seng Bank milik HSBC, juga di Hong Kong, mengatakan meskipun perusahaan kripto berlisensi dapat membuka rekening bank, mereka hanya bisa mendapatkan rekening yang sederhana.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.