Liputan6.com, Jakarta Memasuki pekan terakhir September 2023, Bitcoin (BTC) kembali tertahan di bawah angka USD 27.000 atau setara Rp 419,4 juta (asumsi kurs Rp 15.534 per dolar AS). Sementara, Ethereum (ETH) tengah berjuang untuk kembali naik ke posisinya di atas USD 1.600 atau setara Rp 24,8 juta.
Federal Reserve membuat keputusan penting untuk tidak menaikkan suku bunga, menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50 persen sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun, The Fed mengisyaratkan mereka akan tetap hawkish dan membuka kemungkinan kenaikan suku bunga ke depan.
Baca Juga
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan adanya kabar The Fed akan menaikkan suku bunga biasanya akan membebani kinerja aset berisiko, tidak terkecuali aset kripto.
Advertisement
“Dengan adanya petunjuk kenaikan suku bunga pada 2023 ini akan menjadi salah satu tantangan ke pergerakan harga Aset Kripto dalam jangka pendek. Namun, bisa menjadi peluang untuk akumulasi sebelum menuju Bitcoin Halving tahun 2024,” kata Panji dalam siaran pers, dikutip Kamis (28/9/2023).
Adopsi Kripto dan Blockchain Berlanjut
Meskipun mengalami tekanan dari sisi makro, adopsi teknologi di balik Aset Kripto yaitu blockchain masih berlanjut. Lembaga perbankan terbesar ketiga di AS, Citigroup, mengumumkan peluncuran solusi pembayaran lintas batas berbasis blockchain untuk klien institusi yang disebut Citi Token Services.
Selain itu, perusahaan manajer aset global asal Tokyo, Jepang, Nomura Asset Management meluncurkan layanan dana investasi Bitcoin Adoption Fund yang diumumkan pada Selasa.
Melalui anak perusahaan Laser Digital, Nomura tawarkan dana investasi adopsi Bitcoin kepada para investor institusional yang memudahkan dalam mengakses kelas aset digital.
Sementara, aksi akumulasi oleh Microstrategy kembali berlanjut di tengah ketidakpastian pasar. MicroStrategy mengumumkan mereka membeli 5.445 Bitcoin senilai USD 147,3 juta atau setara Rp 2,2 triliun.
“Langkah adopsi dari perusahaan traditional finance (TradFi) seperti Citigroup dan Nomura tentunya akan berdampak positif untuk jangka panjang terhadap keberlanjutannya penggunaan dan perkembanganya, baik dari sisi teknologi blockchain serta akses ke Aset Kripto juga akan semakin mudah di masa depan,” jelas Panji.
Sentimen Sepakan
Pada Jumat mendatang akan ada rilis angka Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) bulan Agustus oleh Biro Analisis Ekonomi AS (BEA) akan dirilis. Ini adalah indikator utama yang digunakan oleh FOMC untuk mengukur inflasi dan dipertimbangkan secara cermat ketika mempertimbangkan tingkat suku bunga.
Di hari yang sama, Testnet Holesky Ethereum diestimasikan akan diluncurkan kembali setelah mengalami kesalahan teknis yang terjadi pekan lalu. Peluncuran Holesky ditetapkan sebagai perayaan 1 tahun pembaruan The Merge yang terjadi pada September 2022.
“Holesky merupakan testnet ketiga di Ethereum, yang bertujuan untuk meningkatkan lingkungan pengujian blockchain Ethereum. Sementara, untuk saat ini pengembang masih bisa menggunakan testnet Goerli,” pungkas Panji.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.