Sukses

Bitcoin Berpotensi Bearish Sebelum Halving 2024

Bitcoin dan aset kripto lainnya mengalami volatilitas signifikan hingga September tahun ini, namun dominasi terus meningkat.

Liputan6.com, Jakarta Bitcoin masih menjadi aset yang sangat menarik di kalangan para pegiat kripto. Terlebih menjelang halving 2024 yang menjadi peristiwa yang ditunggu-tunggu untuk Bitcoin mencapai harga tertinggi sepanjang masa atau All Time High (ATH). 

Merespon potensi tersebut, Reku sebagai pedagang aset kripto, bersama Indonesia Bitcoin Conference (IDBC) sebagai konferensi Bitcoin terbesar di Indonesia menggelar Diskusi Publik bertema “Bitcoin Outlook 2024” untuk mengedukasi masyarakat mengenai kondisi dan tren Bitcoin agar dapat memanfaatkan momentum secara bijak. 

Co-Founder dan Chief Compliance Officer (CCO) Reku, Robby mengatakan walaupun Bitcoin dan aset kripto lainnya mengalami volatilitas signifikan hingga September tahun ini, namun dominasi Bitcoin masih terus meningkat.

“Dominasi Bitcoin berada di level 50,16 persen di Kuartal III 2023, sementara di Kuartal II sekitar 47 persen. Jadi ada kenaikan sekitar 3,16 persen. Ini menandakan permintaan Bitcoin pun terus meningkat. Investor jangka menengah hingga jangka panjang tetap mengakumulasi Bitcoin, terutama untuk mempersiapkan halving,” kata Robby dalam siaran pers, dikutip Kamis (5/10/2023).

Robby menambahkan bagi investor pemula, Kuartal empat 2023 juga menjadi momen yang tepat untuk mulai menabung Bitcoin dengan memanfaatkan Dollar Cost Averaging (DCA) sebelum harganya menanjak lebih tinggi lagi. 

Data Historis Gerak Harga Bitcoin Saat Halving

Secara historis, halving Bitcoin pada 2013 mencatat peningkatan harga Bitcoin hingga 93,1 kali setara 164 juta. Kemudian Halving pada 2017, harga Bitcoin meningkat 30,1 kali yang membuat Bitcoin mencapai level Rp 300 juta. 

Selanjutnya 2021 meningkat sebesar 7,8 kali, menyentuh All-Time-High (ATH) di angka Rp 939 juta. Pada halving 2024 mendatang, Bitcoin diproyeksi akan meningkat sebanyak 4,2 kali. 

Namun sebelum terjadinya lonjakan harga atau dikenal dengan istilah to the moon ini, masyarakat perlu mempersiapkan untuk menghadapi kondisi bearish. 

“Kondisi bearish merupakan cycle klasik yang terjadi sebelum halving. Jadi sebelum halving, investor juga perlu bersiap menghadapi fluktuasi ini,” ujar Robby.

Katalis Halving Bitcoin Mendatang

Crypto Analyst Reku, Afid Sugiono mengatakan akan selalu ada tren yang berpotensi sebagai katalis di balik halving Bitcoin. Pada halving 2017, Initial Coin Offering (ICO) menjadi katalis di balik bull run Bitcoin. Kemudian pada 2021, DeFi dan NFT menjadi faktor pendorong bull run. 

“Di tahun 2024 mendatang, beberapa tren yang berpotensi menjadi penggerak yakni ETF Bitcoin yang menawarkan variasi lain dalam berinvestasi Bitcoin serta kondisi makroekonomi atas keputusan The Fed dalam mempertahankan suku bunga,” pugkas Afid.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Video Terkini