Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diketahui terus berupaya untuk mengambil peran proaktif dalam mengatur, mengawasi, dan mendukung perkembangan pasar kripto di Indonesia, sesuai dengan amanat UU P2SK.
Dalam dukungan untuk penguatan dan pengembangan kripto, OJK telah membeberkan sejumlah langkah kebijakan yang sudah dilakukan dan akan diterapkan ke depannya. Sejumlah langkah kebijakan yang sedang dan akan diterapkan oleh OJK ini cukup mendapat sambutan positif dari pelaku usaha di industri kripto.
Baca Juga
CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis, menantikan Masterplan dan rancangan POJK (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan), serta mendukung upaya OJK dalam mengarahkan kebijakan yang akan memperkuat dan mengembangkan sektor aset kripto di Indonesia.
Advertisement
Nantikan Arah Kebijakan OJK
Menurut Yudho, OJK telah mengambil langkah-langkah kritis dengan memetakan cross-cutting issue dalam hal koordinasi dan harmonisasi kebijakan serta pengaturan terkait aset kripto.
"Kami sangat menantikan arah kebijakan yang akan diambil oleh OJK untuk memastikan bahwa industri aset kripto di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, dan sejalan dengan standar global,” kata Yudho dalam siaran pers, dikutip Minggu (14/10/2023).
Sementara aset kripto terus tumbuh dan berkembang, regulasi yang jelas dan efektif adalah kunci untuk meminimalkan risiko, melindungi investor, dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Yudho menjelaskan, Tokocrypto mendukung upaya OJK dalam memastikan industri aset kripto di Indonesia tetap berada di jalur yang benar.
Tokocrypto berkomitmen untuk mendukung visi pemerintah dalam memajukan industri aset kripto di Indonesia, dan percaya bahwa kolaborasi erat dengan OJK, Bappebti dan Bank Indonesia akan memiliki dampak besar bagi industri.
“Di sisi lain, perubahan ini tetap mengedepankan kepentingan untuk perlindungan bagi masyarakat dan konsumen,” pungkas Yudho.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Panel Parlemen Kenya Minta Regulator Menutup Proyek Kripto Worldcoin
Sebelumnya diberitakan, Panel parlemen Kenya meminta regulator teknologi informasi Kenya untuk menutup operasi proyek mata uang kripto Worldcoin di negara tersebut sampai peraturan yang lebih ketat diberlakukan.
Pemerintah menangguhkan proyek tersebut pada awal Agustus menyusul keberatan privasi atas pemindaian iris mata pengguna dengan imbalan ID digital untuk menciptakan “jaringan identitas dan keuangan” baru.
Worldcoin diluncurkan di berbagai negara di dunia oleh Tools for Humanity, sebuah perusahaan yang didirikan bersama oleh CEO OpenAI Sam Altman. Hal ini juga mendapat sorotan di Inggris, Jerman dan Perancis.
Proyek ini masih hadir secara virtual di Kenya dan dapat diakses melalui Internet, bahkan setelah penangguhan pada Agustus.
“Regulator Otoritas Komunikasi Kenya harus menonaktifkan platform virtual Tools for Humanity Corp dan Tools for Humanity GmbH Jerman (Worldcoin) termasuk memasukkan alamat IP situs web terkait ke dalam daftar hitam,” kata panel tersebut, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (13/10/2023).
Mereka juga menyerukan penangguhan kehadiran fisik perusahaan di Kenya sampai ada kerangka hukum untuk regulasi aset virtual dan penyedia layanan virtual. Kantor pers Worldcoin mengatakan mereka belum melihat sesuatu yang resmi diumumkan oleh Komite secara langsung.
Laporan panel akan diajukan ke Majelis Nasional untuk dipertimbangkan dan diadopsi di kemudian hari. Panel tersebut juga meminta kementerian pemerintah untuk mengembangkan peraturan untuk aset kripto dan perusahaan yang menyediakan layanan kripto dan meminta polisi untuk menyelidiki Tools for Humanity dan mengambil tindakan hukum yang diperlukan.
Advertisement
Proyek Kripto Worldcoin Populer di Chili, 1 Persen Populasi Negara Telah Daftar
Sebelumnya diberitakan, proyek kripto Worldcoin, yang menggunakan pemindaian iris mata biometrik sebagai bukti kepribadian, telah mencapai tonggak sejarah di Chili. Organisasi tersebut melaporkan telah mendaftarkan 200.000 warga Chili sejak diluncurkan.
Dilansir dari Bitcoin.com, Kamis (28/9/2023), dengan Chili yang memiliki sekitar 19,5 juta penduduk, ini berarti lebih dari 1 persen populasi telah mendaftar untuk menerima hadiah Worldcoin dalam bentuk WLD Coin, yang merupakan token asli dari protokol tersebut.
Pertumbuhan ini menandakan meningkatnya popularitas proyek ini di negara-negara Amerika Selatan, yang telah menunjukkan minat terhadap proposal aplikasi World ID.
Karena permintaan ini, Tools For Humanity, kontributor Worldcoin, meningkatkan operasinya di Chili, mendirikan lebih banyak stasiun verifikasi di Vina del Mar dan Concepcion sambil mempertahankan operasi verifikasinya di ibu kota Santiago.
Verifikasi Worldcoin melibatkan perangkat keras tertentu yang disebut bola, yang digunakan untuk memindai mata pengguna yang ingin memverifikasi ID mereka untuk menjadi bagian dari sistem Worldcoin.
Popularitas di Tengah Kesengsaraan
Popularitas proyek Worldcoin meluas ke negara-negara lain di Amerika Latin yang juga menerimanya karena dana hibahnya.
Pada Agustus, organisasi tersebut melaporkan telah mendaftarkan lebih dari 9.500 warga Argentina dalam satu hari, atau satu verifikasi setiap sembilan detik, sebuah pencapaian mengingat hanya ada empat stasiun verifikasi di negara tersebut.