Liputan6.com, Jakarta - Pertukaran kripto Reku bekerja sama dengan Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) untuk memperluas jangkauan edukasi di kalangan mahasiswa terkait kripto dan blockchain.
Chief Operating Officer (COO) Reku, Jesse Choi mengatakan Reku dan ABI akan melangsungkan kegiatan literasi kripto dan blockchain dalam program ABI Goes to Campus di empat kampus ternama di Indonesia, yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Bina Nusantara (Binus) hingga akhir tahun 2023.
Baca Juga
Jesse menambahkan, edukasi dan literasi merupakan kegiatan yang konsisten diadakan Reku. Ini merupakan fundamental terpenting sebelum masyarakat masuk ke aset kripto.
Advertisement
“Reku memberikan pemahaman dan praktik mengenai konsep, potensi, risiko, serta tren pasar kripto. Sehingga generasi muda bisa semakin melek dengan opsi investasi yang ada serta dapat mengambil keputusan berinvestasi yang lebih bijak,” kata Jesse dalam siaran pers, dikutip Minggu (22/10/2023).
Jesse menuturkan mahasiswa yang termasuk golongan Gen Z dan milenial juga menempati salah satu porsi terbesar pengguna Reku. Sekitar 48 persen pengguna Reku merupakan generasi millenial dan Gen Z.
“Hal tersebut menggambarkan besarnya ketertarikan dan partisipasi generasi ini di dunia kripto dan blockchain. Untuk itu, melalui kegiatan literasi ini juga diharapkan semakin meningkatkan pemahaman dan partisipasi mahasiswa di ekosistem kripto,” imbuh Jesse.
Selain melalui kegiatan edukasi kripto dan blockchain bagi mahasiswa, Reku juga terus mendukung peran asosiasi di ekosistem kripto. Dalam hal ini ABI dan Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) yang sudah resmi melakukan penggabungan, menjadi awalan yang baru untuk memperkuat sinergi ekosistem kripto dan blockchain di Tanah Air.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Reku Perkuat Layanan di Tengah Jumlah Investor Kripto Kian Melejit
Sebelumnya diberitakan, baru-baru ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 17,8 juta orang pada Agustus 2023.
Merespons momentum tersebut, Chief Operating Officer (COO) Reku Jesse Choi membeberkan upaya perusahaan dalam menangkap peluang di tengah meningkatnya investor kripto di Indonesia.
Menurut ia, peningkatan jumlah investor kripto di Indonesia menggambarkan besarnya peluang untuk mengajak lebih masyarakat mendiversifikasikan instrumen investasinya di aset kripto.
"Ini menggambarkan besarnya minat masyarakat terhadap aset kripto. Minat masyarakat ini turut memotivasi Reku untuk konsisten dalam memperkuat posisi dan membentuk komunitas yang lebih melek dan bijak berinvestasi. Dengan kondisi pasar yang terus dinamis di berbagai sektor investasi, kami percaya aset kripto menjadi pilihan diversifikasi investasi yang positif bagi masyarakat,” kata Jesse dalam keterangan resminya, ditulis Minggu (15/10/2023).
Ia menuturkan, selain menyediakan akses berinvestasi kripto yang mudah, transparan, dan aman, Reku juga berkomitmen mendukung masyarakat dalam pentingnya mendiversifikasi portofolio investasi.
"Sudah saatnya aset kripto menjadi bagian dari diversifikasi investasi masyarakat. Performa aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum juga telah menunjukkan potensi yang menarik sebagai alternatif investasi,” imbuhnya.
Selain itu, ia menyebut aset kripto pun juga bisa dimanfaatkan untuk investor jangka pendek, menengah, dan panjang. Selanjutnya adalah bagaimana investor bisa menemukan kecocokan dengan aset kripto dan merasakan potensi diversifikasi portofolio mereka.
Advertisement
Target Reku
Dia bilang, Reku juga berupaya mempertahankan posisi sebagai exchanger dengan tingkat likuiditas tinggi. Dengan likuiditas tinggi, Reku memastikan para pengguna bisa dengan mudah melakukan transaksi dan berinvestasi, di tengah dinamika pasar serta sebagai upaya Reku dalam menjaga integritas transaksi pengguna.
"Komitmen ini memantapkan posisi Reku sebagai exchanger dengan pertumbuhan tercepat yang menjaga tingkat kepatuhan tertinggi dengan standar peraturan,” kata dia.
Lebih dari itu, Reku terus memperkuat nilai platformnya. Reku menyediakan biaya transaksi kompetitif yang juga diimbangi dengan keamanan berstandar internasional. Karena keamanan dan kenyamanan pengguna tetap menjadi prioritas Reku. Termasuk dalam proses pemilihan koin, Reku melakukan proses kualifikasi yang sangat selektif dengan mengevaluasi beberapa kriteria sebelum aset kripto diperjualbelikan bagi investor.
Selama kuartal III, Reku menambahkan sebanyak 20 aset kripto yang terlisting di aplikasi. Jesse menekankan seluruh upaya Reku sejalan dengan visi dalam mengajak investor bijak berinvestasi. Bijak berinvestasi ini bukan hanya dalam mengambil keputusan investasi, namun juga memilih platform yang tepat dalam berinvestasi kripto.
"Pilihlah exchanger yang betul-betul serius dalam memprioritaskan transparansi dan keamanan pengguna, yang patuh terhadap regulasi,” tandasnya.
Crypto Exchange Reku Jangkau Pengguna di 500 Kota
Sebelumnya diberitakan, Platform pertukaran dan pasar kripto Indonesia, Reku mengumumkan keberhasilan mereka dalam menjangkau pengguna di lebih dari 500 kota/kabupaten di Indonesia. Pencapaian ini menunjukkan optimisme yang kian menguat dari pasar kripto, dan mengukuhkan posisi Reku untuk menjadi di industri ini.
Chief Compliance Officer (CCO) Reku, sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Robby mengatakan, pencapaian ini berkat upaya berkelanjutan Reku dalam meningkatkan adopsi kripto, serta komitmen Reku dalam menjawab tantangan di ekosistem kripto Indonesia.
“Tantangan pertama yang kami hadapi dalam industri ini adalah masalah keamanan dan sentimen negatif terhadap kripto. Hal ini disebabkan oleh tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab dan ketidaksesuaian dengan peraturan yang berlaku. Oleh sebab itu, investasi aset kripto kerap kali dikaitkan dengan berita negatif,” kata Robby dalam siaran pers, Rabu (20/9/2023).
Robby melanjutkan, literasi investasi dan kripto juga berperan penting dalam menjawab tantangan tersebut. Dengan literasi yang baik, masyarakat bisa mengambil keputusan investasi yang bijak dan memahami risikonya, termasuk dalam memilih platform investasi yang tepat dan terdaftar.
“Oleh karena itu, Reku aktif melakukan edukasi berbasis komunitas yakni ReKru Roadshow, yang telah diadakan di 30 kota dan menjangkau lebih dari 1.500 orang. Termasuk diantaranya kota tier 2 dan 3," ujar Robby.
Adapun saat ini, Reku mencatat porsi pengguna yang cukup bervariasi. Sebagian besar antara usia 18-30 tahun (48 persen), 31-44 tahun (38 persen), dan 45-55 tahun (13 persen).
Advertisement