Liputan6.com, Jakarta - Demi memperkuat sinergi ekosistem kripto dan blockchain di Tanah Air, Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) dan Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) resmi melakukan penggabungan atau merger.
Ketua Umum Aspakrindo sekaligus Chief Compliance Officer (CCO) Reku, Robby mengatakan penggabungan Aspakrindo-ABI akan mendorong kolaborasi antar stakeholders yang lebih efektif dalam menjawab peluang serta tantangan yang ada.
Baca Juga
“Penggabungan Aspakrindo-ABI dilakukan secara operasional. Saat ini, kedua asosiasi telah menjalankan kepengurusan secara bersama guna mendukung sinergi, pengawasan, pengembangan industri aset kripto yang berkelanjutan,” kata Robby dalam siaran pers, dikutip Sabtu (21/10/2023).
Advertisement
Robby menambahkan, Aspakrindo-ABI berkomitmen untuk bersama-sama meningkatkan edukasi, transparansi, serta memastikan operasional ekosistem kripto dan blockchain berjalan dengan sehat.
Sebagai pelaku industri, Robby menyebut penggabungan Aspakrindo-ABI juga merupakan kabar baik karena dapat mempercepat proses koordinasi untuk mengambil langkah-langkah konkrit dalam mengembangkan ekosistem kripto yang berkelanjutan.
Senada dengan Robby, Executive Director Aspakrindo-ABI Asih Karnengsih mengatakan Aspakrindo-ABI memiliki visi yang sama untuk menyatukan dan mendorong kolaborasi antar pemangku kepentingan.
Asih mengungkapak, ABI sebelumnya telah menaungi 57 anggota yang terdiri dari pelaku usaha serta komunitas kripto, blockchain, dan Web3.
“Ke depannya, merger antara Aspakrindo-ABI akan dilanjutkan ke pengembangan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kebermanfaatan teknologi blockchain bagi pelaku usaha, baik dari sisi keamanan, partisipasi dan kepercayaan masyarakat, skalabilitas, serta berbagai manfaat lainnya,” jelas Asih.
Edukasi Jadi Tantangan Industri Kripto
Menyoal upaya edukasi, Asih menyatakan ini menjadi ujung tombak dalam mengembangkan ekosistem kripto. Salah satu tantangan terbesar di ekosistem ini adalah edukasi. Masih banyak masyarakat yang ragu-ragu bahkan takut masuk ke ekosistem kripto karena kurangnya edukasi.
“Maka dari itu, kerjasama dengan Reku untuk mengedukasi kalangan mahasiswa tentu akan dilanjutkan di kota-kota lainnya dan menargetkan masyarakat yang lebih luas,” lanjut Asih.
Ke depannya, asosiasi akan terus melakukan kolaborasi dengan pihak-pihak lain termasuk bersama regulator seperti Bursa untuk meningkatkan kepercayaan dan keamanan pengguna.
“Saat ini Bursa Kripto tengah berfokus pada proses pemberian izin Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK). Reku juga terus kooperatif dengan pihak Bursa, Kliring, dan Kustodian, untuk mendukung agar proses pemberian izin ini berjalan dengan lancar,” pungkas Robby.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Mantan Bos PayPal Sebut Bitcoin Bisa Jadi Pembayaran Global
Sebelumnya diberitakan, Mantan Presiden PayPal David Marcus berbagi visi yang berani untuk bitcoin , yang bertujuan untuk membentuknya menjadi jaringan pembayaran di seluruh dunia dalam acara Squawk Box CNBC baru-baru ini.
Marcus, yang saat ini menjabat sebagai CEO perusahaan infrastruktur Lightning Network, Lightspark, menekankan perlunya memperluas peran Bitcoin lebih dari sekadar penyimpan nilai.
Marcus menjelaskan, selama dekade terakhir, Bitcoin telah mencapai kemajuan luar biasa, berevolusi dari mata uang digital yang tidak jelas menjadi penyimpan nilai yang diakui dan lindung nilai terhadap inflasi.
“Namun, potensi Bitcoin masih perlu direalisasikan sepenuhnya dan dapat memainkan peran yang lebih luas dalam lanskap keuangan global,” kata Marcus, dikutip dari Coinmarketcap, Selasa (17/10/2023).
Marcus menambahkan, Bitcoin memiliki potensi untuk menjadi jaringan pembayaran global, beroperasi pada jaringan Bitcoin terdesentralisasi, mirip dengan PayPal tetapi dengan keunggulan berbeda.
Transaksi Cepat
Dia menyoroti perlunya Bitcoin untuk berkembang lebih jauh, menyediakan transaksi yang lebih cepat, lebih murah, dan efisien, yang pada akhirnya membuatnya dapat diakses oleh khalayak yang lebih luas.
Sebagai CEO Lightspark, Marcus secara aktif berkontribusi dalam upaya memperluas utilitas Bitcoin ke arah ini. Dia telah berkomitmen untuk melakukan apa pun untuk membuka potensi penuh dari Bitcoin Lightning Network, dengan menyatakan.
“Karena sudah waktunya bagi dunia untuk memiliki protokol terbuka universal untuk pembayaran,”" ujar Marcus.
Namun, tujuan ambisius ini mempunyai tantangan tersendiri. Masalah skalabilitas Bitcoin terus menjadi perhatian. Kemajuan teknologi yang sedang berlangsung seperti Lightning Network siap untuk mengatasi masalah ini dan meningkatkan kemampuan Bitcoin.
Advertisement