Sukses

Investor Kripto di Indonesia Sentuh 17,91 Juta hingga September 2023

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat jumlah investor naik 0,67 persen hingga September 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Investasi kripto di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Terbaru, data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat hingga September 2023, total investor kripto di Tanah Air sudah mencapai angka 17,91 juta orang. 

Jumlah investor ini naik 0,67 persen atau bertambah sekitar 12.000 orang dibandingkan bulan sebelumnya, yakni Agustus 2023 dengan total 17,79 juta orang. Namun, jika dilihat dari perspektif tahunan, pertumbuhannya lebih mencolok. Dalam rentang waktu satu tahun, yaitu dari September 2022 hingga September 2023, ada penambahan sekitar 1,64 juta investor kripto

Ini menandakan pertumbuhan sebesar 10,1 persen dari total 16,27 juta orang pada September 2022. Dengan pertumbuhan yang tampak positif, ada catatan menarik lainnya. Pasar kripto di Indonesia sempat mengalami perlambatan pertumbuhan investor. 

Data menunjukkan selama periode Oktober 2022 hingga Agustus 2023, pertumbuhan investor kripto di Indonesia tidak pernah melebihi 1 persen. Perlambatan ini bisa dikaitkan dengan tren global di pasar kripto yang sempat mengalami kemerosotan. Hal ini secara otomatis mempengaruhi minat investor di Indonesia untuk berinvestasi dalam aset kripto.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Tirta Karma Senjaya mengatakan sejauh ini pertumbuhan investor kripto di Indonesia terus meningkat. 

"Pertumbuhan jumlah investor kripto di Indonesia memang terus meningkat, tetapi investor masih mencari waktu yang tepat untuk membeli kripto," ungkap Tirta, dalam siaran pers, dikutip Sabtu (28/10/2023). 

Tak hanya itu, Bappebti juga mencatat adanya penurunan nilai transaksi kripto di Indonesia pada September 2023, yang mencapai Rp 7,96 triliun. 

Ini mengalami penurunan sebesar 25,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan angka Rp 10,64 triliun. Bahkan, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ada kontraksi hingga 54,7 persen dari Rp 17,57 triliun pada September 2022. 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

2 dari 4 halaman

Terungkap, Ini Penyebab Pertumbuhan Investor Kripto di Indonesia Melambat

Sebelumnya diberitakan, Data terbaru dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengungkap data jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 17,67 juta orang hingga Juli 2023. 

Jika dibandingkan bulan sebelumnya, jumlah tersebut meningkat 13.000 orang atau naik 0,74 persen dari Juni 2023 sebanyak 17,54 juta orang. Walaupun terus mengalami peningkatan, pertumbuhan investor kripto di dalam negeri cenderung melambat. 

Mulai dari Oktober 2022 hingga Juli 2023, peningkatan jumlah investor kripto tidak pernah melebihi 1 persen. Secara tahunan (YoY), jumlah investor kripto telah bertambah sekitar 2,09 juta orang atau tumbuh 13,4 persen dibanding pada Juli 2022 sebesar 15,58 juta orang. 

Kepala Bappebti, Didid Noordiatmoko menuturkan dinamika perdagangan fisik aset kripto tengah mengalami pasang surut sejak beberapa tahun terakhir. Didid menjelaskan dunia masih mengalami fase crypto winter. 

Menanggapi hal ini, CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis memaparkan penurunan pertumbuhan jumlah investor di pasar kripto Indonesia berasal dari penurunan tren perdagangan kripto global. Dampak dari situasi ini menyebabkan menurunnya minat para investor untuk berpartisipasi dalam pasar kripto. 

"Pelambatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk penurunan nilai aset kripto dalam beberapa periode terakhir. Hal ini juga sejalan dengan tekanan yang masih dirasakan oleh pasar kripto global,” kata Yudho dalam siaran pers, dikutip Minggu (27/8/2023).

Yudho menambahkan, saat ini, kapitalisasi pasar aset kripto global belum mengalami lonjakan yang signifikan sejak awal 2023. Terdapat faktor lain yang turut berperan, seperti ketidakpastian ekonomi global dan tingginya tingkat inflasi di beberapa negara. 

Kondisi ini membuat para investor ragu-ragu dalam menentukan keputusan untuk masuk atau meninggalkan pasar.

Dalam hal nilai transaksi kripto di Indonesia pada Juli 2023, tercatat adanya peningkatan sebesar 4,5 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Jumlahnya mencapai Rp 9,37 triliun, melonjak dari angka Rp 8,97 triliun pada Juni 2023. 

 

3 dari 4 halaman

Investor Kripto di Indonesia Bakal Sentuh 20 Juta pada 2023

Sebelumnya diberitakan, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) merilis jumlah investor kripto terbaru di Indonesia hingga Agustus 2022.

Melalui keterangan resminya, Bappebti menyebutkan total investor kripto sampai akhir Agustus 2022 sudah berjumlah 16,1 juta investor. 

Jika dibandingkan dengan data pada akhir 2021, total investor kripto Hanya berjumlah 11,2 juta yang menandakan jumlah investor kripto telah naik sekitar 43,75 persen dalam periode Januari-Agustus 2022.

CEO Indodax, Oscar Darmawan memberikan respons terhadap keterangan resmi Bappebti ini. Menurutnya, dengan kenaikan jumlah investor kripto yang cukup signifikan menandakan investasi pada aset kripto Masih sangat banyak diminati oleh masyarakat.

"Meskipun di tahun 2022 ini market kripto sedang masuk fase winter, nyatanya peminat investasi kripto Masih banyak yang mana dibuktikan dengan penambahan jumlah investor kripto,” ucap Oscar dalam siaran pers dikutip, Kamis (13/10/2022).

Menurut dia, momen di saat market sedang bearish ini bisa dimanfaatkan oleh investor kripto baik investor lama atau baru untuk mengumpulkan portofolio aset nya dengan harga miring untuk bisa dijual kembali saat harganya naik kembali 2-3 tahun lagi. 

“Dengan jumlah investor yang sudah tembus 16,1 juta investor, bukan tidak mungkin di tahun 2023 jumlahnya bisa mencapai 20 juta investor,” ujar Oscar.

 

4 dari 4 halaman

Penurunan Transaksi Hal yang Wajar

 

Tidak hanya merilis kenaikan jumlah investor, Bappebti juga merilis total nilai transaksi pada Januari hingga Agustus 2022 yang tercatat sebesar Rp 249,3 triliun. Meskipun mengalami penurunan lebih dari 50 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, Oscar melihat hal ini merupakan suatu hal yang wajar.

"2021 merupakan tahun di mana harga kripto sedang tinggi tinggi nya. Bahkan Bitcoin dan Ethereum menyentuh all time high lebih dari satu kali. Nilai transaksi pada 2021 pun jauh lebih besar selain karena harga kripto yang memang sedang bullish, faktor banyaknya orang yang transaksi dan take profit pun banyak,” tutur Oscar.

Berbeda dengan tahun ini dimana selain harga kripto yang sedang bearish, para investor pun enggan untuk bertransaksi karena melihat pasar sedang bearish.

 

Video Terkini