Sukses

Harga Bitcoin Ditargetkan Naik ke Level Tertinggi Rp 591 Juta

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menuturkan meskipun ada hambatan makro, harga Bitcoin diprediksi akan terus melonjak lebih tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin (BTC) kembali naik Rabu, 15 November 2023 rebound dari koreksi sejak dua hari lalu yang capai kisaran USD 34.500. BTC kini menargetkan harga untuk menutup minggu ini dengan target menembus level USD 38.000 atau sekitar Rp 591 juta.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menuturkan meskipun ada hambatan makro, harga Bitcoin diprediksi akan terus melonjak lebih tinggi.Terlebih, data inflasi dan penjualan ritel AS yang dirilis minggu ini sangat mendukung narasi siklus pengetatan the Fed telah berakhir dan siklus penurunan suku bunga akan segera terjadi.

Indeks harga konsumen (CPI) AS hanya 3,2 persen (YoY) pada  Oktober, turun dari 3,7 persen di bulan September. Sementara, indeks harga produsen (PPI) untuk bulan Oktober hanya 1,3 persen (YoY), turun dari 2,2 persen pada bulan sebelumnya dan jauh di bawah perkiraan 1,9 persen. PPI Inti atau inflasi turun ke tingkat tahunan sebesar 2,4 persen dari 2,7 persen.

"Mendinginnya inflasi dapat mendukung Bitcoin dalam jangka pendek karena beberapa pelaku pasar mungkin bersedia mengambil lebih banyak risiko. Ketika inflasi turun, mata uang tradisional cenderung lebih stabil nilainya, yang dapat mengurangi daya tarik investasi dalam aset-aset seperti obligasi dan tabungan. Dalam situasi ini, beberapa investor mungkin mencari alternatif yang lebih potensial untuk pertumbuhan modal, dan Bitcoin dapat menjadi salah satu pilihan mereka," kata Fyqieh dalam keterangan resminya, Kamis (16/11/2023).

Selain itu, dengan adanya ketidakpastian ekonomi yang sering terkait dengan inflasi yang tinggi, beberapa orang mungkin melihat Bitcoin sebagai bentuk "perlindungan" terhadap potensi depresiasi mata uang tradisional. 

Bitcoin dikenal karena sifatnya yang terdesentralisasi dan terbatas dalam pasokan, sehingga dianggap sebagai alat lindung nilai potensial terhadap fluktuasi nilai mata uang fiat.

Sementara itu, harapan akan persetujuan ETF Bitcoin spot di AS masih tetap tinggi, menjadi salah satu faktor yang menjaga semangat investor untuk terus mengakumulasi aset ini meskipun terjadi penurunan harga jangka pendek pada Bitcoin. Sampai saat ini, SEC masih belum memberikan persetujuan untuk ETF Bitcoin spot tersebut.

 

2 dari 4 halaman

Respons Investor

Jendela waktu untuk persetujuan ini masih berlangsung hingga 17 November, dan jika SEC memutuskan untuk melanjutkan kebijakan penundaan persetujuan ETF, jendela waktu tersebut akan diperpanjang hingga tanggal 10 Januari.

"Para investor merespons dengan melakukan entry secara bertahap ke dalam Bitcoin, didukung oleh kepercayaan pasar yang kuat dan minim koreksi. Harga Bitcoin berhasil meningkat dari USD 34.000 (Rp 527 juta) menjadi USD 38.000 (Rp 589 juta) dalam waktu singkat. Kepercayaan investor terhadap sentimen positif terkait ETF masih cenderung bullish," imbuhnya.

Dia bilang, beberapa investor mungkin bertanya apakah pembelian Bitcoin pada level harga saat ini terlalu mahal. Harga Bitcoin telah mengalami volatilitas yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir, dan saat ini berada pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada awal 2023.

Namun, penting untuk diingat harga Bitcoin dapat sangat fluktuatif, dan pergerakannya tidak selalu mengikuti pola yang dapat diprediksi. 

"Pastikan tujuan investasi. Jika ingin berinvestasi jangka panjang, maka membeli Bitcoin di level sekarang tidak terlalu mahal. BTC memiliki potensi untuk tumbuh secara signifikan dalam jangka panjang, sehingga masih bisa mendapatkan keuntungan yang besar," kata Fyqieh.

 

3 dari 4 halaman

Investasi Jangka Panjang

Untuk investasi jangka panjang pada Bitcoin dengan mempertimbangkan harga saat ini mungkin masuk akal, terutama jika dilihat sebagai peluang masuk pada level yang relatif rendah.

Proyeksi potensial kenaikan hingga mencapai All-Time High (ATH) sekitar USD 120.000-USD 150.000 atau sekitar Rp 1,8 miliar-Rp 2,3 miliar dalam siklus Bitcoin halving selanjutnya bisa menjadi faktor pendorong keputusan investasi.

Namun, penting untuk dicatat siklus halving bukan jaminan pasti Bitcoin akan mencapai rekor ATH baru. Faktor-faktor seperti adopsi institusional, regulasi, perkembangan teknologi, dan sentimen pasar juga dapat memengaruhi pergerakan harga Bitcoin.

"Oleh karena itu, sebelum membuat keputusan investasi, disarankan untuk melakukan analisis menyeluruh dan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi pasar kripto," ujar dia.

4 dari 4 halaman

Uni Eropa Tetapkan Aturan Modal dan Likuiditas Penerbit Stablecoin

Sebelumnya diberitakan, pengawas perbankan Uni Eropa menetapkan proposal yang mewajibkan penerbit stablecoin untuk memiliki dana yang cukup untuk menebus investor sepenuhnya dan mengusulkan persyaratan modal dan likuiditas minimum untuk penerbit stablecoin dan jenis token digital lainnya.

EBA meluncurkan konsultasi publik mengenai persyaratan likuiditas untuk cadangan aset yang mendukung stablecoin, yang berarti hanya aset yang memenuhi syarat dengan kualitas cukup tinggi yang dapat digunakan.

Tujuannya adalah untuk memastikan aset-aset tersebut dapat dijual dengan cepat guna mengumpulkan uang tunai untuk membayar penebusan bahkan di pasar yang sedang tertekan, yang merupakan kunci untuk menghentikan penjualan dan penularan krisis

EBA mengatakan penerbit stablecoin yang didukung oleh suatu mata uang harus dapat menawarkan penebusan penuh yang setara dengan investor..

“Setelah penerapan pedoman tersebut, pengawas dapat memperkuat persyaratan likuiditas emiten terkait untuk menutupi risiko-risiko tersebut berdasarkan hasil stress test likuiditas,” kata EBA dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (15/11/2023).

Stablecoin yang didukung oleh aset seperti emas, hanya perlu menawarkan penebusan sesuai harga pasar yang berlaku untuk aset tersebut pada saat penebusan. 

Bank-bank dikecualikan dari persyaratan likuiditas dalam beberapa kasus, mengingat bank-bank tersebut telah memiliki penyangga likuiditas berdasarkan peraturan permodalan dan likuiditas bank UE yang ada, kata EBA.

Aturan likuiditas yang diusulkan memastikan penerbit stablecoin, yang dapat berupa lembaga non-bank, memenuhi perlindungan yang sama, dan juga menghindari keuntungan modal atau likuiditas yang tidak adil terhadap bank.

EnamPlus