Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin menjadi salah satu aset kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Tak hanya itu, Bitcoin juga menjadi kripto pertama yang muncul di dunia. Dalam perjalanannya sejak diciptakan pada 2008, harga Bitcoin cenderung naik hingga saat ini, lantas apa penyebab harga Bitcoin bisa terus naik?
CEO Reku, Sumardi menjelaskan kenapa Bitcoin dalam perjalanannya harganya terus naik. Ini karena Bitcoin punya mekanisme yang disebut Halving. Sumardi menyebut secara general Halving ini bisa disebut deflasi.
Baca Juga
Bitcoin diciptakan oleh Satoshi Nakamoto dengan prinsip menciptakan satu currency, siapapun yang berkontribusi dari awal jika ekosistem makin besar, nilai harus makin naik. Bukan seperti uang fiat kalau ekonomi suatu negara semakin maju nilainya malah makin kecil karena pemerintah terus cetak uang," ujar Sumardi dalam acara Workshop Reku x CCA Financial Planner, ditulis Kamis (23/11/2023).
Advertisement
Sumardi menuturkan, Halving akan terjadi setiap 4 tahun sekali. Bitcoin Halving adalah kondisi ketika imbalan bagi penambang Bitcoin dikurangi setengah. Halving Bitcoin selanjutnya bakal terjadi pada 2024.
Sumardi juga menuturkan, Bitcoin menjadi salah satu kripto yang diprediksi bakal bergerak positif karena adanya peristiwa halving ini. Bitcoin memiliki karakteristik pasokannya yang terbatas yaitu hanya sebanyak 21 juta koin. Dengan terjadinya Halving ini juga berarti semakin susah untuk mendapatkan Bitcoin karena hadiahnya dikurangi setengah.
“Jadi setelah Halving semakin susah mendapatkan bitcoin, bayangkan kita investasi pada aset yang limited dan susah didapat. Untuk pemula, mulailah coba aset kripto bluechip atau yang marketcapnya besar,” pungkas Sumardi.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Reku Prediksi Pasar Kripto Menguat, Ini Faktor Pendorongnya
Sebelumnya diberitakan, Reku mencermati potensi penguatan pasar kripto pada kuartal IV 2023. Lantas, apa saja faktor penggerak pasar kripto ke depannya?
Crypto Analyst Reku Afid Sugiono menuturkan, sejumlah faktor penggerak kenaikan tersebut adalah optimisme terhadap persetujuan Bitcoin spot ETF yang diajukan beberapa perusahaan investasi global seperti Blackrock dan Citadelle. Selain itu, pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Bipartisan oleh Senat Amerika Serikat untuk mencegah kejahatan melalui kripto.
"Faktor pendorong lainnya yakni tingkat inflasi AS yang diproyeksikan turun sehingga dapat mendorong The Fed mempertahankan suku bunga,” kata Afid dalam keterangan resminya, ditulis Minggu (15/10/2023).
Reku merekap analisa teknikal mengenai potensi bullish di Bitcoin dan sejumlah aset kripto lainnya pada kuartal IV. Data candle Bitcoin pada September lalu menggambarkan posisi bullish full-body, yang mengindikasikan kenaikan di level USD 30.700-32.800 atau setara hingga Rp 513,7 juta (asumsi kurs Rp 15.661 per dolar AS).
Kondisi ini mendorong Bitcoin berada di area supply-zone sehingga ada kecenderungan momentum bullish akan berlanjut pada kuartal IV.
Sementara Ethereum juga cenderung mengalami pola yang sama seperti Bitcoin. Candle bulanan Ethereum menunjukkan pola morning-star yang berarti pembalikan arah bearish ke bullish. Sehingga diproyeksikan Ethereum bisa mencapai level USD 2.000 atau setara 3,1 juta pada kuartal IV.
Oleh karena itu, Afid mengatakan kuartal IV berpotensi menjadi titik balik kondisi sideways di kuartal sebelumnya dan memberikan peluang untuk mengoptimalkan aset.
"Selain bagi investor jangka pendek yang bisa memaksimalkan trading dan investor jangka panjang melalui holding dan staking, kondisi ini juga bisa menjadi peluang bagi investor pemula untuk memulai mendiversifikasi instrumen investasinya dengan menabung rutin di aset kripto. Dengan begitu, masyarakat tidak ketinggalan peluang positif di pasar kripto,” ujar dia.
Advertisement
Reku Tingkatkan Layanan
Sebelumnya diberitakan,baru-baru ini, OJK mencatat jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 17,8 juta orang pada Agustus 2023.
Merespons momentum tersebut, Chief Operating Officer (COO) Reku Jesse Choi membeberkan upaya perusahaan dalam menangkap peluang di tengah meningkatnya investor kripto di Indonesia.
Menurut ia, peningkatan jumlah investor kripto di Indonesia menggambarkan besarnya peluang untuk mengajak lebih masyarakat mendiversifikasikan instrumen investasinya di aset kripto.
"Ini menggambarkan besarnya minat masyarakat terhadap aset kripto. Minat masyarakat ini turut memotivasi Reku untuk konsisten dalam memperkuat posisi dan membentuk komunitas yang lebih melek dan bijak berinvestasi. Dengan kondisi pasar yang terus dinamis di berbagai sektor investasi, kami percaya aset kripto menjadi pilihan diversifikasi investasi yang positif bagi masyarakat,” kata Jesse dalam keterangan resminya, ditulis Minggu (15/10/2023).
Ia menuturkan, selain menyediakan akses berinvestasi kripto yang mudah, transparan, dan aman, Reku juga berkomitmen mendukung masyarakat dalam pentingnya mendiversifikasi portofolio investasi.
"Sudah saatnya aset kripto menjadi bagian dari diversifikasi investasi masyarakat. Performa aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum juga telah menunjukkan potensi yang menarik sebagai alternatif investasi,” imbuhnya.
Selain itu, ia menyebut aset kripto pun juga bisa dimanfaatkan untuk investor jangka pendek, menengah, dan panjang. Selanjutnya adalah bagaimana investor bisa menemukan kecocokan dengan aset kripto dan merasakan potensi diversifikasi portofolio mereka.
Target Reku
Dia bilang, Reku juga berupaya mempertahankan posisi sebagai exchanger dengan tingkat likuiditas tinggi. Dengan likuiditas tinggi, Reku memastikan para pengguna bisa dengan mudah melakukan transaksi dan berinvestasi, di tengah dinamika pasar serta sebagai upaya Reku dalam menjaga integritas transaksi pengguna.
“Komitmen ini memantapkan posisi Reku sebagai exchanger dengan pertumbuhan tercepat yang menjaga tingkat kepatuhan tertinggi dengan standar peraturan,” kata dia.
Lebih dari itu, Reku terus memperkuat nilai platformnya. Reku menyediakan biaya transaksi kompetitif yang juga diimbangi dengan keamanan berstandar internasional. Karena keamanan dan kenyamanan pengguna tetap menjadi prioritas Reku. Termasuk dalam proses pemilihan koin, Reku melakukan proses kualifikasi yang sangat selektif dengan mengevaluasi beberapa kriteria sebelum aset kripto diperjualbelikan bagi investor. Selama kuartal III, Reku menambahkan sebanyak 20 aset kripto yang terlisting di aplikasi.
Jesse menekankan seluruh upaya Reku sejalan dengan visi dalam mengajak investor bijak berinvestasi. Bijak berinvestasi ini bukan hanya dalam mengambil keputusan investasi, namun juga memilih platform yang tepat dalam berinvestasi kripto.
“Pilihlah exchanger yang betul-betul serius dalam memprioritaskan transparansi dan keamanan pengguna, yang patuh terhadap regulasi,” tandasnya.
Advertisement