Sukses

Selain Optimisme ETF Bitcoin, Sentimen Ini Turut Jadi Pendongkrak Harga Bitcoin

Kenaikan ini didorong oleh sejumlah katalis, selain dari optimisme terhadap persetujuan SEC untuk permohonan Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin

Liputan6.com, Jakarta Pasar kripto kembali menghijau dengan naiknya harga BItcoin yang menembus hingga USD 44.176 atau setara Rp 683 juta (asumsi kurs Rp 15.462 per dolar AS) pada Rabu, 6 Desember 2023. 

Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan kenaikan ini didorong oleh sejumlah katalis, selain dari optimisme terhadap persetujuan SEC untuk permohonan Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin yang diagendakan pada Januari 2024 mendatang.

Rendahnya Tekanan Jual

“Selain optimisme terhadap ETF Bitcoin, faktor lain di balik kenaikan harga Bitcoin adalah rendahnya tekanan jual dari investor yang diukur berdasarkan data exchange netflow Bitcoin. Semakin rendah exchange netflow berarti semakin rendah pula kemungkinan investor untuk menjual aset,” kata Fahmi dalam siaran pers, dikutip Rabu (6/12/2023).

Fahmi melanjutkan, lebih banyak Bitcoin yang investor pindahkan dari exchange ke dompet pribadi, daripada yang dipindahkan dari dompet pribadi ke exchange. 

“Hal ini menandakan investor lebih memilih untuk menyimpan atau hold Bitcoin yang dimiliki daripada menjualnya, meskipun harga sudah naik ke area USD 39.500 pada waktu itu,” jelas Fahmi.

Investor Institusional Akuisisi Bitcoin

Selain itu, sentimen pendorong lainnya yakni peran investor institusional yang terus mengakuisisi Bitcoin terlepas dari kenaikan harga yang terjadi. 

Microstrategy sebagai salah satu perusahaan terkemuka di dunia analytics, kembali membeli Bitcoin sekitar 16.130 koin atau setara USD 593,3 juta atau setara Rp 9,1 triliun secara tunai, selama periode 1 November dan 29 November tahun ini. 

Pembelian tersebut merupakan yang terbesar setelah pembelian yang dilakukan pada Februari 2021 lalu dan membuat Microstrategy dan anak perusahaannya saat ini memiliki total 174,530 Bitcoin. 

Potensi Dihentikannya Kenaikan Suku Bunga The Fed

Kemudian Fahmi menuturkan sentimen selanjutnya yang mendongkrak harga Bitcoin adalah kepercayaan investor terhadap akan dihentikannya siklus kenaikan suku bunga The Fed dan dimulainya siklus penurunan suku bunga yang mungkin akan terjadi pada kuartal pertama 2024 nanti. 

Sentimen tersebut cukup berkembang menjelang pertemuan penentuan kebijakan suku bunga The Fed pekan depan. 

“Optimisme investor terhadap berhentinya siklus kenaikan suku bunga selain didorong oleh keputusan The Fed untuk mempertahankan tingkat bunga yang ada pada pertemuan sebelumnya juga didorong oleh perkembangan data ekonomi yang menunjukkan tantangan pertumbuhan ke depan,” pungkas Fahmi 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.