Sukses

Pertukaran Kripto Kanada Kelola Aset Rp 11,4 Triliun

WonderFi, membuat pengumuman pada 6 Desember, mengungkapkan kedua platform tersebut sekarang memiliki lebih dari 1 miliar dolar Kanada

Liputan6.com, Jakarta - Bitbuy dan Coinsquare, dua bursa mata uang kripto Kanada terkemuka, telah mencapai tonggak penting dengan melampaui USD 736 juta atau setara Rp 11,4 triliun (asumsi kurs Rp 15.541 per dolar AS dalam aset yang dikelola.

Perusahaan induknya, WonderFi, membuat pengumuman pada 6 Desember, mengungkapkan kedua platform tersebut sekarang memiliki lebih dari 1 miliar dolar Kanada dalam bentuk tunai dan simpanan aset digital, menunjukkan pertumbuhan substansial dari USD 512 juta atau setara Rp 7,9 triliun pada kuartal sebelumnya.

Menurut WonderFi, platform tersebut mengalami ekspansi yang signifikan pada November, dengan gabungan peningkatan pengguna aktif bulanan sebesar 16 persen dibandingkan Oktober dan lonjakan total volume perdagangan yang mengesankan sebesar 54 persen.

Presiden dan Chief Executive Officer WonderFi, Dean Skurka mengatakan sebagai dua bursa mata uang kripto terbesar dan tepercaya di Kanada, Bitbuy dan Coinsquare terus menjadi mitra pilihan bagi warga Kanada yang ingin mengakses dan membeli aset digital dengan cara yang aman dan terjamin.

"Bitbuy memperoleh persetujuan peraturan penuh dari Komisi Sekuritas Ontario pada November 2021, menjadi pertukaran kripto berlisensi di Kanada. Demikian pula, Coinsquare menjadi pertukaran kripto Kanada pertama yang menerima status pialang-dealer dari Organisasi Pengatur Industri Investasi Kanada pada Oktober 2022,” kata Skurka, dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu (9/12/2023).

Pada Juli 2023, Bitbuy dan Coinsquare bergabung dengan WonderFi, platform keuangan terdesentralisasi (DeFi), menciptakan basis pengguna kolektif sebanyak 1,6 juta warga Kanada di seluruh anak perusahaan. 

Saat ini, regulator Kanada mewajibkan semua bursa kripto untuk mendaftar atau menandatangani perjanjian yang mengikat secara hukum sambil menunggu lisensi, yang menyebabkan beberapa bursa luar negeri keluar dari pasar. 

Selain itu, regulator Kanada mengamanatkan penghapusan stablecoin yang tidak disetujui pada Februari, menyebabkan bursa seperti Kraken dan Coinbase menghapus Tether dan stablecoin lainnya, dengan pengecualian USDC.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Pertukaran Kripto Bittrex Global Bakal Setop Operasi

Sebelumnya diberitakan, pertukaran mata uang kripto yang berbasis di Liechtenstein, Bittrex Global, telah mengumumkan niatnya untuk menghentikan operasinya secara bertahap, dimulai dengan penangguhan aktivitas perdagangan pada 4 Desember 2023. 

Dilansir dari Coinmarketcap, Jumat (24/11/2023), keputusan ini mengikuti pengumuman sebelumnya oleh mitranya di AS, Bittrex, untuk menghentikan operasi di Amerika Serikat karena ketidakpastian peraturan awal tahun ini.

Bittrex Global memberi tahu pengguna mereka yang menyimpan dana dalam dolar AS harus mengubahnya ke euro atau mata uang kripto sebelum 4 Desember untuk memastikan kemampuan untuk menarik aset mereka. Setelah perdagangan ditangguhkan, platform hanya akan mengizinkan jenis penarikan tertentu.

Bittrex Global menekankan keputusan untuk menghentikan operasi dibuat setelah pertimbangan yang cermat. Bursa juga mengeluarkan peringatan, menyarankan agar tidak melakukan penyetoran baru karena keamanan transaksi tersebut tidak dapat dijamin. Deposit yang dilakukan pada fase ini dapat mengakibatkan kerugian permanen.

Awal tahun ini, Bittrex US mengajukan perlindungan Bab 11 di pengadilan kebangkrutan AS dan mencapai penyelesaian dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada Agustus, yang melibatkan denda dan bunga sebesar USD 24 juta atau setara Rp 372,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.515 per dolar AS). 

SEC telah mendakwa Bittrex karena beroperasi sebagai bursa, pialang, dan lembaga kliring yang tidak terdaftar. Namun, masih belum jelas apakah tindakan SEC memengaruhi keputusan untuk menghentikan operasinya.

 

3 dari 4 halaman

SEC Tunda Keputusan Pendaftaran ETF Bitcoin Hashdex

Sebelumnya diberitakan, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS) (SEC) menunda kesempatan untuk menyetujui atau menolak dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) bitcoin pertama di pasar AS. Namun, investor dan analis industri meningkatkan ekspektasi persetujuan akan segera hadir.

Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (21/11/2023), informasi terbaru, SEC menunda permohonan perusahaan investasi aset digital Hashdex yang berbasis di Brasil hingga tahun depan. Penundaan ini adalah yang pertama bagi Hashdex dalam pengajuannya pada September.

Badan tersebut pada Kamis, 16 November 2023 menunda sepasang keputusan ETF eter mereka menunda putusannya terhadap Hashdex Nasdaq Ethereum ETF, yang akan memiliki spot eter dan eter berjangka, serta keputusan mengenai usulan ETF eter berjangka Grayscale Investment, Grayscale Ethereum Futures.

SEC tampaknya belum bersedia memuaskan selera investor terhadap ETF bitcoin spot, bahkan ketika ekspektasi yang meningkat untuk persetujuan membantu menggandakan harga mata uang kripto selama setahun terakhir. 

Aplikasi ETF bitcoin spot dari ARK Invest dan 21Shares telah ditunda tiga kali, sementara Bitwise Investment Management, BlackRock Inc, Invesco, dan lainnya mengalami penundaan aplikasi mereka dua kali.

Namun, investor merasakan SEC mungkin terbuka untuk mengizinkan aplikasi ETF bitcoin setelah menolak lusinan aplikasi tersebut selama dekade terakhir. 

Hal ini terjadi setelah SEC kalah dalam tuntutan hukum terhadap Grayscale Investments pada akhir Agustus, di mana pengadilan federal memutuskan badan tersebut melakukan kesalahan dalam memblokir permohonan Grayscale untuk mengubah kepercayaan bitcoin menjadi ETF.

 

4 dari 4 halaman

FTX Bangkrut, Bank Sentral Inggris Sebut Perlu Aturan Kripto

Sebelumnya diberitakan, Deputi Gubernur Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BoE) Jon Cunliffe mengatakan, ledakan bursa kripto FTX menunjukkan kebutuhan membawa dunia kripto dalam kerangka peraturan.

Mengutip Channel News Asia, Selasa (22/11/2022), FTX yang telah mengajukan perlindungan pengadilan kebangkrutan Amerika Serikat berutang hampir USD 3,1 miliar atau sekitar Rp 48,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.716 per dolar AS) kepada 50 kreditur terbesarnya.

“Sementara dunia kripto, seperti yang ditunjukkan selama musim dingin kripto tahun lalu, dan ledakan FTX minggu lalu saat ini tidak cukup besar atau cukup terhubung dengan keuangan arus utama untuk mengancam stabilitas sistem keuangan, hubungannya dengan keuangan arus utama telah berkembang pesat,” tutur Cunlife.

Ia menyoroti, tumbangnya FTX perlu regulator yang melakukan kontrol lebih ketat secepat mungkin. “kita tidak boleh menunggu sampai besar dan terhubung untuk mengembangkan kerangka peraturan yang diperlukan untuk mencegah kejutan kripto yang dapat memiliki dampak destabilisasi yang jauh lebih besar.” Tutur Cunliffe.

Saat ini, perusahaan kripto di Inggris hanya perlu menunjukkan dapat menerapkan kontrol yang memadai untuk menghentikan pencucian uang meski banyak permohonan perusahaan yang lisensinya ditolak oleh regulator Inggris.

Video Terkini