Liputan6.com, Jakarta - Tindakan penegakan hukum terhadap perusahaan kripto telah mencapai puncaknya setelah penyelesaian senilai USD 4,3 miliar atau setara Rp 66,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.474 per dolar AS) oleh Binance bulan lalu.
Mengomentari hal ini, Komisaris Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi (CFTC), Kristin Johnson menyebut kasus tersebut memberi perusahaan kripto pandangan tentang bagaimana mereka harus diatur.
Baca Juga
Penyelesaian Binance dengan CFTC dan Departemen Keuangan, yang dinegosiasikan oleh Departemen Kehakiman, adalah karena melanggar undang-undang anti pencucian uang dan sanksi AS.
Advertisement
“Harapan saya adalah kita melihat adanya lonjakan, dan apa yang akan kita lihat ke depan adalah kasus-kasus awal ini akan menjadi sebuah peringatan bagi perusahaan-perusahaan yang benar-benar ingin berhasil beroperasi dalam ekosistem ini,” kata Johnson, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (11/12/2023).
Johnson menambahkan, regulator AS telah mengajukan beberapa kasus terhadap perusahaan kripto seperti Binance, membantu membangun pagar pembatas untuk membawa ketertiban dan struktur ke pasar.
Dia mendesak perusahaan kripto untuk mempelajari penyelesaian Binance untuk melihat regulator tata kelola seperti apa yang dicari di perusahaan kripto.
“Bagi perusahaan-perusahaan yang benar-benar ingin sukses beroperasi di bidang ini, terdapat pola yang semakin jelas tentang cara beroperasi. Ambillah petunjuknya," ujarJohnson.
CFTC juga akan sangat bijaksana dalam mewajibkan pengungkapan yang lebih baik di perusahaan kripto yang terintegrasi secara vertikal, menggabungkan berbagai aktivitas di bawah satu atap.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Bank di Brasil, Itau Unibanco Luncurkan Layanan Perdagangan Kripto
Sebelumnya diberitakan, Bank Brasil Itau Unibanco pada Senin, 4 Desember 2023 meluncurkan layanan perdagangan mata uang kripto untuk klien platform investasinya, menjadikan pemberi pinjaman terbesar di negara itu sebagai pemain lokal terbaru yang memasuki pasar pertukaran aset digital.
Kepala aset digital Guto Antunes mengatakan, awalnya layanan baru Itau akan memungkinkan perdagangan bitcoin, mata uang kripto paling populer, serta eter, tetapi pemberi pinjaman nanti berencana menambahkan yang lain.
"Ini dimulai dengan bitcoin, namun rencana strategis utama kami adalah memperluas ke aset kripto lainnya di masa depan,” kata Antunes dalam sebuah wawancara, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (8/12/2023).
Antunes menambahkan ekspansi apa pun akan bergantung pada bagaimana regulasi kripto di negara tersebut berkembang. Langkah ini membuat Itau Unibanco bersaing di Brasil dengan lokal lainnya seperti pertukaran kripto MB dan unit aset digital bank investasi BTG Pactual, Mynt, serta raksasa global seperti Binance.
“Itau berpendapat perusahaan ini akan menonjol dibandingkan para pesaingnya karena perusahaan ini juga bertindak sebagai kustodian, menjaga aset pengguna,” jelas Antunes.
Langkah ini terjadi sekitar sebulan setelah dua pemain lokal mengumumkan mereka meninggalkan pasar kripto. Perusahaan pialang dan investasi XP tidak mengatakan mengapa mereka menutup layanan kripto-nya, tetapi perusahaan jasa keuangan PicPay, yang dimiliki oleh konglomerat J&F yang juga mengendalikan pengepakan daging JBS, mengutip ketidakpastian peraturan.
Advertisement
Brasil Tunjuk Bank Sentral dan Komisi Sekuritas Jadi Regulator Pasar Kripto
Sebelumnya diberitakan, pejabat Brasil telah menunjuk Bank Sentral negara itu dan Komisi Sekuritasnya sebagai yang bertanggung jawab untuk mengawasi pasar kripto, menurut sebuah keputusan yang diterbitkan pada Rabu, 14 Juni 2023.
Dilansir dari CoinDesk, Kamis (15/6/2023), komisi Sekuritas akan melakukan kontrol atas aset yang dianggap sekuritas, sementara Bank Sentral akan menentukan peraturan yang harus diikuti oleh bursa, termasuk persyaratan lisensi untuk beroperasi, rincian keputusan tersebut.
Pada Desember 2022, mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyetujui RUU regulasi kripto yang disahkan oleh Kamar Deputi dan Senat Brasil. Undang-undang menciptakan lisensi "penyedia layanan virtual" dan menetapkan kejahatan penipuan yang melibatkan aset virtual, dengan hukuman antara empat dan enam tahun penjara ditambah denda.
Brasil telah menjadi pusat kripto regional, dengan tingkat adopsi stablecoin yang tinggi dan pasar tempat perusahaan dan protokol kripto besar seperti Coinbase, Bitget, dan Metamask telah membuka operasinya.
Selain ramah kripto, Brasil juga telah ramah dengan aset digital Non Fungble Token (NFT). Salah satu penyelenggara turnamen catur Brasil sebelumnya mengatakan mereka akan menghadiahkan pemenang dengan NFT. Acara turnamen tersebut akan berskala nasional dan diselenggarakan oleh perusahaan fintech bernama Inkluziva.
Acara ini terbuka untuk siswa dalam sistem pendidikan nasional berusia enam tahun ke atas. Lima kategori usia akan dibuka, artinya total lima juara nasional akan bertanding dalam laga final pada 25 November 2023.
Bank Sentral Inggris Usulkan Peraturan Lebih Ketat untuk Stablecoin
Sebelumnya diberitakan, stablecoin telah mendapatkan daya tarik yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir karena potensinya dalam mengurangi volatilitas yang sering dikaitkan dengan mata uang kripto seperti Bitcoin.
Dilansir dari Coinmarketcap, Kamis (7/12/2023), ada kekhawatiran mengenai stabilitas dan keamanan Stablecoin telah mendorong badan pengawas di seluruh dunia untuk mempertimbangkan kembali pendirian mereka mengenai penerbitan dan pengelolaannya.
Proposal baru Bank Sentral Inggris (BoE) mencerminkan sentimen hati-hati yang diungkapkan oleh Federal Reserve awal tahun ini ketika memperingatkan terhadap model bisnis stablecoin tertentu.
Model yang dimaksud melibatkan stablecoin yang didukung oleh sekumpulan aset, termasuk mata uang tradisional dan sekuritas. Sedangkan pendekatan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan nilai mata uang digital. Hal ini juga menimbulkan kompleksitas dan potensi risiko yang dianggap mengkhawatirkan oleh regulator.
Inti masalahnya terletak pada sifat stablecoin yang didukung aset ini, di mana penerbitnya memiliki cadangan aset untuk menjamin nilai stablecoin tersebut.
Proposal Bank Sentral Inggris berupaya untuk memperketat pengawasan peraturan terhadap penerbit stablecoin dengan mewajibkan persyaratan cadangan dan praktik manajemen risiko yang lebih ketat.
Peraturan yang diusulkan akan menuntut peningkatan transparansi dari penerbit stablecoin mengenai komposisi cadangan aset mereka. BoE berpatokan terhadap mata uang tradisional tetap aman.
Selain itu, BoE bertujuan untuk menerapkan stress test dan audit rutin untuk menilai ketahanan penerbit stablecoin terhadap fluktuasi pasar. Sementara beberapa pihak berpendapat peraturan yang diusulkan ini merupakan langkah penting untuk menjaga stabilitas keuangan.
Advertisement