Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Selasa (12/12/2023). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah. Bitcoin turun 5,74 persen dalam 24 jam dan 1,49 persen sepekan.
Baca Juga
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 41.181 atau setara Rp 644,6 juta (asumsi kurs Rp 15.654 per dolar AS).
Advertisement
Ethereum (ETH) turut melemah. ETH turun 5,44 persen sehari terakhir dan 0,47 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 34,78 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 2,34 persen dan 5,46 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 3,83 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) kembali masih di zona merah. ADA merosot 7,07 persen dalam 24 jam terakhir,tetapi masih menguat 36,24 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 8.636 per koin.
Adapun kripto Solana (SOL) kembali lesu. SOL ambles 5,38 persen dalam sehari, tetapi masih menguat 14,49 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 1 juta per koin.
XRP terpantau kembali berada di zona merah. XRP anjlok 6,19 persen dalam 24 jam dan 0,53 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 9.707 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 7,47 persen, tetapi masih menguat 3,83 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 1.474 per token.
Harga kripto hari ini stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC) sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 1,55 triliun atau setara Rp 24.262 triliun.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Pasar Kripto Kembali Koreksi Awal Pekan Kedua Desember 2023, Ini Penyebabnya
Sebelumnya diberitakan, pasar kripto mengalami penurunan tajam pada Senin, 11 Desember 2023, dengan total kapitalisasi pasar turun lebih dari 4 persen. Penyebab utamanya adalah harga Bitcoin yang tiba-tiba merosot 5 persen menjadi USD 41.300 atau setara Rp 644,9 juta (asumsi kurs Rp 15.616 per dolar AS).
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan, pekan kedua Desember 2023 ini memberikan kabar kurang menggembirakan bagi para pelaku pasar kripto. Pasar kripto dan Bitcoin mengalami koreksi tajam yang merupakan penurunan terbesar dalam lebih dari sebulan terakhir, setelah sebelumnya mengalami kenaikan lebih dari 12 persen selama 30 hari terakhir.
“Ada kemungkinan besar investor mulai mengambil sikap wait and see, yang mengakibatkan aksi jual besar-besaran dan likuidasi pasar secara luas. Ini bisa disebabkan oleh situasi makroekonomi di AS yang menjadi fokus perhatian para investor dalam pekan ini,” kaya Fyqieh dalam siaran pers, Senin (11/12/2023).
Fyqieh menambahkan, mereka sedang mempersiapkan diri untuk dua peristiwa ekonomi besar yang masih akan terjadi pada tahun 2023.
Pasar kripto tengah bersiap menghadapi minggu yang penuh tantangan karena semua mata tertuju pada berita mengenai CPI (Consumer Price Index) dan FOMC (Federal Open Market Committee) yang akan datang.
Pada Selasa, perhatian akan difokuskan pada rilis laporan inflasi harga konsumen AS untuk bulan November. Prediksi awal menunjukkan perlambatan terus-menerus dalam tingkat inflasi tahunan.
“Data mengenai inflasi CPI AS minggu ini semakin penting, terutama karena investor sedang semakin mengantisipasi kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada Maret mendatang,” ujar Fyqieh.
Advertisement
Data Inflasi
Jika data inflasi menunjukkan tingkat inflasi sebesar 3 persen atau bahkan lebih rendah dari perkiraan, hal ini kemungkinan akan meningkatkan harapan akan penurunan suku bunga. Dalam skenario ini, investor mungkin akan mencari peluang di pasar kripto, mengingat potensi keuntungan yang lebih besar dalam aset berisiko seperti mata uang kripto.
Sebaliknya, jika tingkat inflasi tiba-tiba melonjak, itu dapat mendorong The Fed untuk melanjutkan upaya mereka dalam menangani inflasi. The Fed akan mengumumkan keputusan tentang suku bunga.
Konsensus di kalangan investor saat ini adalah The Fed kemungkinan besar akan mempertahankan kebijakan saat ini, karena banyak yang percaya mereka telah mencapai langkah-langkah pengetatan moneternya.
Dengan semua faktor ini dalam permainan, diperkirakan minggu ini akan membawa fluktuasi signifikan pada harga Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan, dengan efek yang mungkin akan dirasakan dalam beberapa bulan ke depan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Bank Sentral Inggris Usulkan Peraturan Lebih Ketat untuk Stablecoin
Sebelumnya diberitakan, stablecoin telah mendapatkan daya tarik yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir karena potensinya dalam mengurangi volatilitas yang sering dikaitkan dengan mata uang kripto seperti Bitcoin.
Dilansir dari Coinmarketcap, Kamis (7/12/2023), ada kekhawatiran mengenai stabilitas dan keamanan Stablecoin telah mendorong badan pengawas di seluruh dunia untuk mempertimbangkan kembali pendirian mereka mengenai penerbitan dan pengelolaannya.
Proposal baru Bank Sentral Inggris (BoE) mencerminkan sentimen hati-hati yang diungkapkan oleh Federal Reserve awal tahun ini ketika memperingatkan terhadap model bisnis stablecoin tertentu.
Model yang dimaksud melibatkan stablecoin yang didukung oleh sekumpulan aset, termasuk mata uang tradisional dan sekuritas. Sedangkan pendekatan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan nilai mata uang digital. Hal ini juga menimbulkan kompleksitas dan potensi risiko yang dianggap mengkhawatirkan oleh regulator.
Inti masalahnya terletak pada sifat stablecoin yang didukung aset ini, di mana penerbitnya memiliki cadangan aset untuk menjamin nilai stablecoin tersebut.
Proposal Bank Sentral Inggris berupaya untuk memperketat pengawasan peraturan terhadap penerbit stablecoin dengan mewajibkan persyaratan cadangan dan praktik manajemen risiko yang lebih ketat.
Peraturan yang diusulkan akan menuntut peningkatan transparansi dari penerbit stablecoin mengenai komposisi cadangan aset mereka. BoE berpatokan terhadap mata uang tradisional tetap aman.
Selain itu, BoE bertujuan untuk menerapkan stress test dan audit rutin untuk menilai ketahanan penerbit stablecoin terhadap fluktuasi pasar. Sementara beberapa pihak berpendapat peraturan yang diusulkan ini merupakan langkah penting untuk menjaga stabilitas keuangan.
Advertisement