Liputan6.com, Jakarta - Inggris mengalami peningkatan pertumbuhan yang jauh lebih cepat dibandingkan negara-negara besar lainnya dalam hal kripto. Hal ini diungkapkan dalam hasil riset terbaru oleh Altindex.com
Dilansir dari Coinmarketcap, ditulis Minggu (17/12/2023), Inggris telah mengatakan mereka ingin menjadi pusat teknologi mata uang kripto global yang besar, dan pertama kali mengumumkan hal ini pada April 2022, jadi tidak mengejutkan jika Inggris melampaui pertumbuhan negara-negara kripto terkemuka lainnya sepanjang tahun ini.
Baca Juga
Menurut Altindex.com sektor kripto di Inggris meraup USD 1,9 miliar atau setara Rp 29,4 triliun (asumsi kurs Rp 15.476 per dolar AS) tahun ini, yang merupakan pertumbuhan 137% dari tahun ke tahun. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi USD 3,77 miliar atau setara Rp 58,3 triliun pada 2027.
Advertisement
Lebih dari seperempat penduduk Inggris sekarang menggunakan atau memegang kripto, dan lebih dari 200 bisnis menerima pembayaran dalam kripto.
Saat ini, Inggris merupakan negara dengan perekonomian kripto terbesar di Eropa, dan Inggris tampaknya merupakan negara yang bergerak cepat dalam bidang kripto, mungkin sebagai sumber pendapatan potensial setelah Brexit.
Pertumbuhan Positif Tapi Penolakan yang Besar dan Kuat
Semua pertumbuhan kripto yang positif ini bagus untuk dilihat di Inggris. Namun, dengan perbankan tradisional yang banyak berinvestasi dalam sistem moneter fiat, akan sangat menarik untuk melihat bagaimana pemerintah menghadapi penolakan yang sangat besar dari Bank of England dan pihak keuangan lain yang berkepentingan.
Minat terhadap Kripto
Pengawas peraturan Inggris, Financial Conduct Authority (FCA) sudah memimpin struktur kepatuhan yang sangat ketat, dan pada hari pertama rezim kepatuhan kripto yang baru, mereka mengeluarkan tidak kurang dari 146 peringatan kepada publik, memperingatkan promosi ilegal.
Minat Terhadap Kripto Akan Tumbuh Lebih Jauh
Kripto dapat dilihat sebagai uang pribadi oleh mereka yang berinvestasi dalam sistem keuangan tradisional, dan dengan demikian, kripto akan menjadi persaingan terhadap pound yang telah mengalami penurunan nilai secara besar-besaran.
Dengan kondisi perekonomian Inggris yang lebih buruk dibandingkan kebanyakan negara di Eropa, pemerintah akan mendapat tekanan tambahan untuk mencetak lebih banyak mata uang, sehingga menurunkan nilai pound dan menyebabkan nilai uang warga negara menjadi semakin berkurang.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Perusahaan Kripto Tether Terapkan Kebijakan Pembekuan Stablecoin Baru
Sebelumnya diberitakan, Tether, perusahaan stablecoin terkemuka di industri kripto, telah mengumumkan inisiatif baru yang signifikan yang bertujuan untuk memperkuat keamanan ekosistem aset kripto.
Perusahaan tersebut mengumumkan akhir pekan ini langkah baru-baru akan ditetapkan untuk secara sukarela membekukan dompet penambat yang terkait dengan Daftar Warga Negara yang Ditunjuk Khusus (SDN) dari Kantor Pengendalian Aset Luar Negeri (OFAC).
Ini menandai langkah proaktif menuju pemberantasan kegiatan terlarang oleh Tether. CEO Tether, Paolo Ardoino menekankan sifat strategis dari keputusan ini. Menurutnya, Keputusan strategis ini sejalan dengan komitmen teguh Tether untuk mempertahankan standar keselamatan tertinggi bagi ekosistem global.
"Dengan melakukan pembekuan alamat dompet secara sukarela pada penambahan baru pada Daftar SDN dan membekukan alamat yang ditambahkan sebelumnya, kami akan dapat lebih memperkuat penggunaan positif teknologi stablecoin dan mempromosikan ekosistem stablecoin yang lebih aman bagi semua pengguna,” kata Ardoino, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (14/12/2023).
Sejarah pembekuan USDT Tether bukanlah hal baru. Sebelumnya, perusahaan telah memasukkan sejumlah alamat yang terlibat dalam transaksi mencurigakan ke dalam daftar hitam.
Pembekuan USDT Terbesar
Tindakan ini termasuk membekukan lebih dari 30 alamat USDT yang memindahkan miliaran dolar, seperti yang dilaporkan oleh perusahaan intelijen blockchain Chainargos.
Langkah-langkah ini merupakan bagian dari kolaborasi berkelanjutan Tether dengan penegak hukum, termasuk Departemen Kehakiman AS (DOJ), untuk memerangi aktivitas ilegal.
Pembekuan USDT Terbesar
Dalam satu contoh penting, Tether secara sukarela membekukan USD 225 juta USDT atau setara Rp 3,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.573 per dolar AS) yang terkait dengan kelompok perdagangan manusia di Asia Tenggara.
Tindakan ini, yang disebut-sebut sebagai pembekuan USDT terbesar yang pernah ada, menunjukkan peran aktif perusahaan dalam mencegah penyalahgunaan mata uangnya. Selain itu, Tether menyita aset senilai USD 9 juta atau setara Rp 140,1 miliar yang dicuri dalam penipuan pemotongan babi, bekerja sama dengan DOJ dan Dinas Rahasia AS.
Advertisement