Liputan6.com, Jakarta - Salah satu momen yang paling ditunggu investor kripto khususnya Bitcoin adalah Bitcoin Halving Day. Peristiwa ini terjadi sekitar 4 tahun sekali, dimana imbalan (reward) mining satu blok Bitcoin akan dibagi dua setiap 210 ribu blok hingga mencapai batas maksimum 21 juta.
Melihat hal itu, VP of Operations Upbit Indonesia, Resna Raniadi memberikan beberapa strategi yang dapat para investor lakukan menjelang Halving Bitcoin yang akan berlangsung pada tahun depan, dengan harapan dapat meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan.
Baca Juga
Lakukan Riset
Raniadi menjelaskan, hal pertama yang perlu dilakukan adalah pelajari lebih dalam tentang Bitcoin dan faktor faktor yang mempengaruhi pasar kripto.
Advertisement
“Pahami dasar-dasar teknologi, tren adopsi, serta potensi dampak dari halving pada pasokan dan permintaan Bitcoin,” kata Resna, dalam siaran pers, dikutip Jumat (16/12/2023).
Diversifikasi Portofolio
Selain Bitcoin, Resna menuturkan investor dapat mempertimbangkan untuk melakukan investasi terhadap kripto lainnya, yang juga dapat memberikan peluang keuntungan potensial selama periode halving berlangsung.
Tidak hanya itu, para investor juga dapat berinvestasi di aset tradisional agar portfolio investasi tidak terfokus hanya pada satu jenis aset saja.
Pahami Risiko
Selanjutnya, investor perlu menyadari tingkat risiko yang terkait dengan investasi kripto. Menjelang dan ketika halving berlangsung, akan terjadi volatilitas tinggi di pasar kripto, dan harga Bitcoin bisa mengalami fluktuasi besar.
“Pertimbangkan risiko apa saja yang akan terjadi dan berapa banyak risiko yang dapat investor tanggung,” jelas Resna.
Gunakan Platform yang Aman
Terakhir, investor dapat menggunakan platform penukaran kripto yang terpercaya dan aman, serta terdaftar di bursa kripto resmi, untuk memastikan keamanan dana dan informasi pribadi.
“Saat ini pasar Bitcoin mengalami dinamika yang sangat menarik perhatian. Kenaikan harga BTC saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi pasar global, adanya regulasi baru, pengaruh EFT Bitcoin, dan sejumlah faktor lainnya, termasuk Halving 2024 yang menjadi momen yang ditunggu - tunggu,” tutur Resna.
Adapun, menurut Resna, halving bukan jalan pintas untuk mendapatkan keuntungan secara instan, akan ada masanya Bitcoin mengalami kondisi bearish sebelum terjadinya lonjakan harga.
Maka dari itu, investor perlu persiapan matang dalam menghadapi fenomena ini. Penting untuk diingat investasi selalu melibatkan risiko dan keputusan investasi harus dibuat setelah pertimbangan yang matang dan sesuai dengan tujuan keuangan pribadi masing-masing.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Investor Kripto Bakal Amati Suku Bunga AS dan ETF Bitcoin pada 2024
Sebelumnya diberitakan, pasar kripto mencatatkan kinerja baik menjelang akhir 2023. Saat ini investor kripto akan memperhatikan suku bunga The Fed dan keputusan peraturan AS mengenai produk bitcoin baru.
Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (12/12/2023), cryptocurrency mengalami pemulihan tahun ini setelah pada 2022 yang terik di mana krisis pasar dan serangkaian skandal, termasuk runtuhnya FTX dan tuduhan penipuan terhadap CEO-nya, Sam Bankman-Fried, merusak kredibilitas industri.
Harga bitcoin, mata uang kripto terbesar dan barometer utama pasar, telah meningkat lebih dari dua kali lipat tahun ini, mencapai level tertinggi dalam 20 bulan pada November sebesar USD 42.000 atau setara Rp 658,2 juta (asumsi kurs Rp 16.675 per dolar AS) per token.
Pasar telah didukung oleh ekspektasi menurunnya inflasi AS akan memungkinkan bank sentral secara global untuk tidak menaikkan suku bunga lebih lanjut dan mulai melakukan pelonggaran pada tahun depan, sehingga membuat aset-aset berisiko menjadi lebih menarik.
Langkah yang telah lama dinantikan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk menyetujui dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF) juga menjadi pendorongnya.
Tema-tema tersebut, bersama dengan perkiraan halving bitcoin pada April 2024. Ini adalah sebuah proses yang mengurangi pasokan token dan akan terus berdampak positif bagi pasar tahun depan, meskipun beberapa orang memperingatkan pasar tidak mungkin untuk mengubah skala rekor tertingginya pada 2021.
Pangsa Pasar Binance Turun 30% pada Desember 2023
Sebelumnya diberitakan, Binance, yang pernah menjadi kekuatan dominan di ruang pertukaran kripto, telah mengalami penurunan pangsa pasar secara signifikan selama setahun terakhir.
Keterlibatan perusahaan dalam berbagai penyelidikan peraturan, ditambah dengan kepergian CEO dan pendirinya, Changpeng Zhao (CZ), telah mengakibatkan penurunan dominasi pasar secara signifikan.
Menurut CCData, pangsa pasar Binance turun menjadi 30,1% pada Desember, penurunan yang signifikan dari 55% yang dimilikinya pada awal tahun.
Volume spot bulanan di bursa juga turun dari USD 474 miliar atau setara Rp 7.280 triliun (asumsi kurs Rp 15.360 per dolar AS) menjadi USD 114 miliar atau setara Rp 1.751 triliun antara Januari dan September, turun lebih dari 70%.
Partisipasi Binance dalam berbagai investigasi regulasi menghasilkan serangkaian penyelesaian, termasuk perjanjian senilai USD 4,3 miliar atau setara Rp 66 triliun dengan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas Amerika Serikat (CFTC) pada November.
Kesepakatan serupa telah dicapai dengan Departemen Kehakiman dan Keuangan Amerika Serikat. Tantangan peraturan juga menyebabkan beberapa eksekutif tingkat tinggi meninggalkan organisasi, sehingga menambah tahun penuh gejolak perusahaan.
Meskipun kehilangan pangsa pasar, volume perdagangan bulanan Binance mulai pulih sejak September. Lintasan pertukaran pada akhir tahun ini dipengaruhi oleh perjanjian penyelesaian dan pergantian kepemimpinan. Meskipun pangsa pasar perdagangan spotnya jauh lebih rendah, Binance tetap menjadi bursa kripto terbesar.
Menurut CCData, OKX meningkatkan pangsa pasarnya menjadi 8% pada Desember dari sekitar 4% pada awal tahun, mengamankan posisi kedua di belakang Binance. Ketika perdagangan spot dan berjangka digabungkan, pangsa pasar OKX naik menjadi 21%, sementara Binance turun menjadi 42%.
Advertisement