Liputan6.com, Jakarta - Produsen perangkat keras dompet kripto Ledger telah mengalami peretasan baru-baru ini yang mengakibatkan pencurian aset pengguna senilai USD 600.000 atau setara Rp 9,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.523 per dolar AS).
Ledger pun telah berjanji untuk meningkatkan protokol keamanannya dengan menghilangkan Blind Signing, sebuah proses di mana transaksi ditampilkan dalam kode dan bukan bahasa biasa, pada Juni 2024.
Baca Juga
Dalam sebuah pernyataan, Ledger menekankan fokusnya untuk mengatasi insiden keamanan baru-baru ini dan mencegah kejadian serupa di masa depan. Ledger juga akan bertanggung jawab bagi para korban yang terdampak peretasan dengan memberikan kompensasi penuh.
Advertisement
Menurut pernyataan itu, Ledger telah memulai kontak dengan pengguna yang terkena dampak dan secara aktif bekerja sama dengan mereka untuk menyelesaikan kasus spesifik mereka.
CEO Ledger Pascal Gauthier mengatakan Ledger akan meningkatkan standar keamanan produk mereka dan bersedia membantu para individu yang terdampak.
“Komitmen pribadi saya, Ledger akan mendedikasikan sebanyak mungkin sumber daya internal dan eksternal untuk membantu individu yang terkena dampak memulihkan aset mereka,” kata Gauthier, dikutip dari Coinmarketcap, Kamis (21/12/2023).
Ledger mengatasi serangan tersebut dengan menerapkan perbaikan asli untuk Connect Kit dalam waktu 40 menit setelah terdeteksi. Kode yang disusupi tetap dapat diakses untuk waktu terbatas karena sifat jaringan pengiriman konten (CDN) dan mekanisme cache.
Ledger mengakui risiko yang dihadapi seluruh industri dalam melindungi pengguna dan menekankan perlunya terus meningkatkan standar keamanan di dApps.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Peretas Kembalikan NFT Curian Setelah Terima Tebusan Rp 4,1 Miliar
Semua Non Fungible Token (NFT) Bored Ape Yacht Club (BAYC) dan Mutant Ape Yacht Club (MAYC) yang dicuri dari platform perdagangan peer-to-peer NFT Trader telah dikembalikan setelah peretas menerima pembayaran hadiah.
Peretasan yang terjadi pada 16 Desember mengakibatkan pencurian NFT senilai hampir USD 3 juta atau setara Rp 46,5 miliar (asumsi kurs Rp 15.504 per dolar AS). Peretas, melalui pesan publik, mengaitkan eksploitasi asli dengan pengguna lain dan meminta pembayaran tebusan untuk pengembalian NFT.
"Jika Anda ingin monyet nft kembali, maka Anda harus memberi saya hadiah, itulah yang pantas saya dapatkan,” kata peretas, dikutip dari Coinmarketcap, Selasa (19/12/2023).
Sebagai respon cepat, inisiatif komunitas yang dipimpin oleh Boring Security, sebuah proyek keamanan Web3 nirlaba yang didanai oleh ApeCoin, berhasil memulihkan semua aset dalam waktu 24 jam setelah membayar hadiah 120 Ether (ETH) kepada peretas atau sekitar USD 267.000 setara Rp 4,1 miliar.
Tim Keamanan Boring mengumumkan di X (sebelumnya Twitter) mereka sekarang memiliki 36 BAYC dan 18 MAYC NFT yang dimiliki oleh pengeksploitasi. Sebagai bagian dari proses pemulihan, tim mengirimkan hadiah kepada peretas yang setara dengan 10% dari harga dasar koleksi.
Pembayaran hadiah dilakukan oleh Greg Solano, salah satu pendiri Yuga Labs, perusahaan di balik kedua koleksi NFT. Yuga Labs memfasilitasi negosiasi untuk memulihkan token yang dicuri dan mengembalikannya ke pemilik sah secara gratis.
Advertisement