Sukses

Kredit Swasta di Sektor Kripto Melonjak 55% pada 2023

Pinjaman swasta aktif di sektor kripto naik 55 persen sejak awal 2023 menjadi sekitar USD 408 juta atau setara Rp 6,3 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan kredit swasta berbasis blockchain dalam mencari pembiayaan di dunia dengan suku bunga yang tinggi. Ini memicu kebangkitan sebagian sektor yang merosot di tengah krisis kripto tahun lalu.

Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (21/12/2023), pinjaman swasta aktif di sektor kripto naik 55 persen sejak awal 2023 menjadi sekitar USD 408 juta atau setara Rp 6,3 triliun (asumsi kurs Rp 15.503 per dolar AS) pada 28 November, menurut RWA.xyz, sebuah platform yang melacak utang. 

Nilai tersebut masih lebih rendah dibandingkan angka tertinggi yang mendekati USD 1,5 miliar atau setara Rp 23,2 triliun pada Juni lalu dan hanya sebagian kecil dari pertumbuhan pasar tradisional kredit swasta yang mencapai USD 1,6 triliun atau setara Rp 24.804 triliun.

Meskipun biaya pinjaman bervariasi berdasarkan kesepakatan, beberapa protokol blockchain mengenakan biaya kurang dari 10% sedangkan penyedia tradisional mencari suku bunga dua digit dalam kondisi saat ini, berdasarkan angka dari RWA.xyz dan pemberi pinjaman kredit swasta.

Para pendukung buku besar digital mengatakan bahwa mereka membuat transaksi dan pembayaran kembali transparan karena blockchain terbuka untuk pengawasan publik, dan perangkat lunak yang disebut kontrak pintar dapat memantau tekanan dan secara otomatis menarik kembali pinjaman atau agunan.

Kredit swasta tradisional telah dicap terlalu buram oleh raksasa obligasi seperti Pimco dan Bank Sentral Eropa. Industri ini telah berkembang tiga kali lipat sejak 2015, dengan memberikan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan kecil, pembiayaan pembelian, real estate dan infrastruktur. 

Dalam versi blockchain, protokol seperti Centrifuge, Maple Finance, dan Goldfinch dapat mengumpulkan atau memberikan akses ke dana investor, biasanya menggunakan blockchain Ethereum dan stablecoin seperti USDC yang dipatok terhadap dolar. Peminjam menggunakan dana berdasarkan ketentuan yang dikodifikasikan dalam kontrak pintar.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Pendiri Microstrategy Michael Saylor Sebut ETF Bitcoin Bakal Picu Lonjakan Harga Kripto

Sebelumnya diberitakan, salah satu pendiri Microstrategy, Michael Saylor menyatakan persetujuan ETF Bitcoin spot dapat memicu permintaan terpendam yang sangat besar terhadap kripto, sehingga memicu kenaikan harga yang drastis pada 2024.

Dalam sebuah wawancara di Bloomberg, Saylor berpendapat ETF Bitcoin spot akan memberi investor arus utama saluran yang sesuai dengan bandwidth tinggi pertama mereka untuk mendapatkan eksposur ke Bitcoin. 

"Hal ini dapat mendorong peningkatan permintaan sebesar 2 hingga 10 kali lipat, katanya,” kata Saylor dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (21/12/2023).

Pada saat yang sama, pasokan Bitcoin akan semakin sedikit pada April ketika peristiwa halving terjadi, sehingga mengurangi separuh pasokan baru yang dihasilkan setiap hari oleh para penambang.

Dengan meroketnya permintaan karena berkurangnya pasokan, Saylor memperkirakan harga akan lebih tinggi. Saylor percaya ETF spot akan menjadi perkembangan terbesar di Wall Street dalam 30 tahun, setara dengan penciptaan dana indeks S&P 500 pertama pada 1993 yang memberikan investor arus utama eksposur yang mudah ke pasar saham yang luas untuk pertama kalinya.

"Kami memperkirakan 2024 akan menjadi tahun yang baik bagi kelas aset. Kami tidak tahu sejauh mana aset tersebut akan berjalan pada saat ini," ujar Saylor.

Sebagai pendukun Bitcoin yang vokal, Saylor mengatakan MicroStrategy akan terus memanfaatkan leverage dan arus kas untuk memperluas kepemilikan Bitcoinnya daripada melikuidasi untuk berinvestasi di ETF spot.

 

3 dari 4 halaman

Harga Bitcoin Menguat, Bakal Tembus ke Level USD 44.500?

Sebelumnya diberitakan, Bitcoin (BTC) telah membukukan reli mingguan terpanjang sejak 2017 di mana naik selama delapan minggu terakhir, sebelum akhirnya terhenti pekan lalu.

Momentum kenaikan beruntun Bitcoin terhenti. BTC sempat turun ke harga USD 40.200 pada Senin, 12 Desember 2023 setelah seminggu sebelumnya mencapai harga USD 44.500 pada Selasa, 5 Desember 2023. Penurunan Bitcoin pekan lalu juga menyebabkan sebagian besar altcoin mengalami hal serupa.

Menurut data dari IntoTheBlock telah mengungkapkan adanya pemindahan Bitcoin ke bursa sebesar USD 860 juta. Investor umumnya menafsirkan tren ini sebagai aksi ambil untung, yang mencerminkan respons terhadap apresiasi Bitcoin selama beberapa bulan terakhir. 

Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menuturkan, langkah tersebut menunjukkan sikap hati-hati melihat serangkaian data ekonomis AS rilis, yang menyebabkan mengunci keuntungan untuk mengantisipasi potensi volatilitas pada pekan lalu. 

"BTC sempat rebound naik kembali mencapai harga USD 43.000 setelah Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu, 13 Desember 2023, di mana the Fed memilih untuk kembali mempertahankan suku bunganya,” kata dia dalam keterangan resminya, ditulis Rabu (20/12/2023). 

Dalam empat dari lima pertemuan FOMC terakhir, termasuk yang berakhir pada pekan lalu, Federal Reserve memutuskan mempertahankan suku bunga pada level 5,25% - 5,50% setelah sebelumnya menaikkan suku bunga sebanyak 11 kali dalam dua tahun terakhir.

Sementara dari sisi industri sentimen positif datang dari El Salvador yang akan meluncurkan Obligasi Bitcoin pertama di dunia pada kuartal I 2024. 

Awal pekan ini, Selasa, 19 Desember 2023, Bitcoin telah berhasil kembali menguat dan bertengger atas level USD 42,000 naik sebesar 4,27% dalam 24 jam terakhir.

Adapun Ethereum (ETH) juga sepekan terakhir masih kokoh bertahan di atas psikologis support USD 2.000 di mana mengalami kenaikan sebesar 3,2% bertengger di harga USD 2.215. Sementara total kapitalisasi pasar kripto juga kembali menguat pada Selasa pagi sebesar 2,30% dalam 24 jam terakhir.

 

4 dari 4 halaman

Grup Peretas Korea Utara Bertanggung Jawab Atas 20% Kerugian Kripto

Sebelumnya diberitakan, menurut laporan baru oleh platform keamanan blockchain Immunefi, kelompok peretas yang terkait dengan Korea Utara, Lazarus, bertanggung jawab atas kerugian lebih dari USD 300 juta atau setara Rp 4,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.528 per dolar AS) dalam insiden peretasan kripto pada 2023, mewakili 17,6% dari total kerugian tahun ini.

Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (19/12/2023), Grup Lazarus bertanggung jawab atas beberapa serangan siber terbesar selama dekade terakhir, terutama dalam industri kripto yang sedang berkembang. 

Pertama kali mendapatkan ketenaran setelah serangan siber terhadap Sony Pictures pada tahun 2014, Lazarus mulai menargetkan protokol kripto, mencuri miliaran dolar, termasuk USD 600 juta atau setara Rp 9,3 triliun dari peretasan Ronin Network pada bulan Maret 2022, sebuah jembatan yang digunakan oleh game Web3 populer Axie Infinity.

Meskipun komposisi pasti dari Grup Lazarus masih belum diketahui, dua pembelot Korea Utara mengatakan kepada Al Jazeera pada 2011 pendidikan dimulai di institusi baik di dalam maupun di luar Korea Utara, dengan beberapa peretas bekerja di luar negeri dari Tiongkok atau Rusia. 

Pada 2023, investigasi yang dilakukan oleh Wall Street Journal menemukan perampokan digital yang dilakukan oleh peretas Korea Utara telah menghasilkan lebih dari USD 3 miliar atau setara Rp 46,5 triliun, yang digunakan untuk mendanai sekitar 50% program rudal balistik negara tersebut.

Lazarus meluncurkan lima serangan yang berhasil pada 2023, termasuk pencurian senilai USD 70 juta atau setara Rp 1 triliun dari bursa kripto CoinEx yang berbasis di Hong Kong pada September. 

Pada saat itu, perusahaan analisis blockchain Elliptic menemukan sebagian dana yang dicuri dari CoinEx dikirim ke alamat dompet kripto yang sebelumnya digunakan oleh Lazarus untuk mencuci dana.