Sukses

SEC Setujui ETF Bitcoin, Apa Dampaknya bagi Pasar Kripto Tanah Air?

Yudho Rawis menekankan bagaimana ETF ini dapat membawa dampak positif yang signifikan, khususnya bagi investor.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) baru-baru ini telah menyetujui ETF Bitcoin Spot pertama. Keputusan ini, telah lama dinantikan oleh seluruh penggiat kripto global, karena menjadi sebuah langkah yang dianggap sebagai tonggak sejarah bagi pasar kripto. 

Dengan disetujuinya ETF Bitcoin spot pertama di AS, bagaimana dampak dan pengaruhnya bagi pasar kripto di Indonesia? 

Keputusan SEC ini mendapat tanggapan positif dari banyak pemimpin industri, termasuk CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis. Yudho menyampaikan disetujuinya ETF Bitcoin dapat memberikan dampak positif bagi Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan. Hal ini dapat meningkatkan permintaan dan harga Bitcoin di pasar spot. 

"Kami menyambut baik dan positif persetujuan ETF Bitcoin Spot pertama di Amerika Serikat oleh SEC. Ini merupakan langkah penting dalam pengakuan regulasi terhadap kripto dan merupakan momentum positif bagi industri kripto secara keseluruhan," ujar dia dalam siaran pers, dikutip Jumat (12/1/2024).

Yudho menekankan bagaimana ETF ini dapat membawa dampak positif yang signifikan, khususnya bagi investor. Menurut Yudho, ETF akan memberikan akses yang lebih mudah dan terjangkau bagi investor untuk berinvestasi, terutama Bitcoin. Hal ini dapat mendorong peningkatan adopsi dan kepercayaan investor mendorong pertumbuhan industri kripto secara signifikan. 

Yudho menyoroti potensi peningkatan likuiditas dan volume transaksi di pasar sebagai akibat langsung dari ETF ini. ia juga menambahkan, persetujuan ETF Bitcoin oleh SEC dapat meningkatkan perhatian dari regulator di Indonesia terhadap aset kripto. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dampak ETF Bitcoin di Indonesia

Dampak ETF Bitcoin ke Indonesia Menurut Yudho, persetujuan ini bisa menjadi sinyal bagi regulator di Indonesia bahwa kripto semakin diadopsi oleh investor institusional dan masyarakat umum. 

"Kripto telah menjadi instrumen investasi yang semakin matang dan terpercaya," ungkapnya. 

Yudho berharap keputusan terkait ETF akan mendorong regulator Indonesia untuk menyusun regulasi yang lebih komprehensif terhadap industri kripto, menciptakan lingkungan yang lebih aman dan teratur bagi pelaku industri kripto di Tanah Air, sejalan beriringan mendukung inovasi dan pertumbuhan ekonomi. 

"Bayangkan jika institusi keuangan tradisional besar di Indonesia diperbolehkan dan mengikuti langkah institusi di Amerika Serikat setelah ETF disetujui. Misalnya, jika bank besar di Indonesia mengalokasikan 0,1% dari neracanya ke Bitcoin, maka likuiditas pasar kripto di Indonesia akan meningkat secara signifikan,” pungkas Yudho.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

SEC Setujui ETF Bitcoin Spot Pertama di Amerika Serikat

Sebelumnya diberitakan, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) telah menyetujui beberapa dana yang diperdagangkan di bursa spot (ETF) Bitcoin setelah berbulan-bulan spekulasi. 

Dilansir dari Coinmarketcap, Kamis, (11/1/2024), ETF Bitcoin Spot yang diajukan oleh perusahaan manajemen aset disetujui secara bersamaan sebelum batas waktu yang diharapkan yaitu 10 Januari 2023. 

Ada total 13 pemohon ETF Bitcoin yaitu BlackRock, Grayscale Investments, Ark Invest & 21Shares, Bitwise, VanEck, WisdomTree, Invesco, Fidelity, Valkyrie, Global X, Hashdex, Franklin Templeton dan Manajemen Aset Pando.

Sejak 2013, banyak perusahaan yang gagal mengajukan dana yang diperdagangkan di bursa Bitcoin. SEC berulang kali menyebut potensi manipulasi pasar di pasar spot sebagai alasan penolakan. 

Namun, SEC menyetujui ETF berjangka Bitcoin pada Oktober 2021, membantu mendorong Bitcoin ke level tertinggi sepanjang masa sebesar USD 69.000 atau setara Rp 1 miliar (asumsi kurs Rp 15.562 per dolar AS) pada November 2021.

Selama beberapa bulan terakhir, telah terjadi banyak pertemuan antara pemohon ETF dan regulator, dengan amandemen yang dilakukan pada pengajuan S1 seperti pembuatan saham dengan uang tunai. 

Khususnya, pengajuan tersebut mencakup perjanjian berbagi pengawasan, dengan banyak yang menyebut bursa mata uang kripto Coinbase yang terdaftar di AS sebagai mitra, untuk mengatasi kekhawatiran atas manipulasi pasar spot.

Harga Bitcoin juga turut meningkat seiring berjalannya optimisme dari persetujuan ET Bitcoin. Pada perdagangan Kamis, 11 Januari 2024, harga Bitcoin berhasil menyentuh USD 47.441 atau setara Rp 738,3 juta. 

 

4 dari 4 halaman

Ketua SEC Minta Investor Waspada Penipuan Kripto di Tengah Optimisme ETF Bitcoin

Sebelumnya diberitakan, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) Gary Gensler mengeluarkan peringatan kepada investor kripto di X (sebelumnya Twitter), karena banyak manajer aset menunggu keputusan akhir mengenai aplikasi dana yang diperdagangkan di bursa Bitcoin (ETF).

Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (10/1/2024), dalam sebuah utas di X Gensler meminta investor untuk berhati-hati dan waspada terhadap risiko yang terkait dengan cryptocurrency. 

Dia menekankan penyedia layanan kripto mungkin tidak mematuhi undang-undang sekuritas federal dengan menawarkan sarana investasi kripto dan kripto bisa sangat berisiko dan mudah berubah.

Gensler juga menyoroti penipuan di industri kripto, dengan menyatakan penipu terus mengeksploitasi meningkatnya popularitas aset kripto untuk memikat investor ritel agar melakukan penipuan. 

Dia mengutip contoh-contoh seperti penawaran koin palsu, skema Ponzi dan piramida, dan pencurian langsung oleh promotor proyek kripto.

Pernyataan ketua SEC muncul hanya beberapa jam setelah beberapa penerbit ETF Bitcoin Spot mengajukan amandemen aplikasi kepada SEC. Pengajuan ini adalah salah satu langkah terakhir dalam proses persetujuan ETF kripto di Amerika Serikat.

Manajer aset termasuk Valkyrie, WisdomTree, BlackRock, VanEck, Invesco dan Galaxy, Grayscale, ARK Invest dan 21Shares, Fidelity, Bitwise dan Franklin Templeton semuanya telah mengajukan aplikasi untuk ETF Bitcoin spot.

SEC telah mempertimbangkan permohonan untuk ETF Bitcoin spot selama beberapa tahun tetapi belum menyetujuinya. Badan tersebut telah menyatakan keprihatinannya tentang volatilitas Bitcoin dan potensi manipulasi di pasar spot Bitcoin.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.