Liputan6.com, Jakarta - Pada pekan lalu, harapan tinggi terkait pencapaian harga Bitcoin hingga USD 50.000 atau setara Rp 778,4 juta (asumsi kurs Rp 15,569 per dolar AS) setelah persetujuan ETF Bitcoin tidak terwujud.
Trader Tokocrypto, Fyqoeh Fachrur menuturkan, BTC menghadapi koreksi yang signifikan, terjun ke level USD 41.000 atau setara Rp 638,3 juta akibat dampak 'sell the news'. Meskipun demikian, Bitcoin telah pulih dan saat ini menguji level USD 43.000 atau setara Rp 669,4 juta.
Baca Juga
"Analisis saat ini menunjukkan adanya potensi penurunan lebih lanjut, terutama karena tindakan pengambilan keuntungan terus berlanjut, yang mengarah ke investasi dalam altcoin,” kata Fyqieh dalam siaran pers, Selasa (16/1/2024).
Advertisement
Fyqieh menuturkan, Altcoin season di pasar kripto telah tiba, seperti yang ditunjukkan oleh Altcoin Season Index yang memberikan sinyal kuat. Saat ini, 75% dari 50 altcoin terkemuka telah mengungguli kinerja Bitcoin, mencapai level terakhir pada penutupan Agustus 2022.
Sebelum altcoin season dimulai, BTC mengalami penurunan drastis lebih dari 7% dalam dua hari terakhir pekan lalu. Dalam kondisi ini, investor dan trader cenderung lebih berani mengambil risiko dan investasi di kripto alternatif.
Meskipun ada banyak spekulasi, Bitcoin tetap stabil karena garis trennya tetap kokoh. Harga yang perlu diawasi adalah kisaran USD 42.000 hingga USD 43.000, dianggap sebagai level penting.
“Kemampuan pasar untuk tetap berada dalam kisaran ini kemungkinan akan memainkan peran besar dalam menentukan arah harga kripto dalam waktu dekat," pungkas Fyqieh.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Bitcoin Sempat Terguncang, Investor Kripto Incar Altcoin
Sebelumnya diberitakan, pasar kripto dan Bitcoin telah menunjukkan pergerakan yang stabil menjelang akhir pekan ini. Namun, terdapat tren menarik di dunia altcoin antara lain Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan Cardano (ADA).
Altcoin-altcoin ini sedang berkilauan di tengah penurunan dominasi Bitcoin yang berlanjut, dengan Bitcoin Dominance turun sebanyak 2,39 persen menjadi 50,6 persen pada Jumat, 8 Desember 2023.
Kenaikan harga ETH ini tentu saja dipicu oleh peningkatan minat dari pihak institusi, seiring dengan antisipasi terhadap ETF Ethereum spot yang semakin membesar, serta kenaikan gas fee. Sebagai hasilnya, dominasi ETH pun meningkat dalam 24 jam terakhir mencapai 18,20 persen.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan kegagalan Bitcoin dalam menembus level resistensi yang kuat ini menunjukkan sebagian besar pelaku pasar memilih untuk mengambil keuntungan mereka.
"Kemungkinan besar, dana-dana tersebut dialihkan ke sejumlah altcoin yang menarik minat," ujar Fyqieh dalam siaran pers, Jumat (8/12/2023).
Sementara itu, dalam hal Bitcoin, ada kemungkinan harga akan tetap stabil atau bahkan mengalami penurunan di akhir pekan mendatang. Hal ini disebabkan oleh fokus yang masih tinggi dari para investor terhadap data pengangguran dari Amerika Serikat (AS), yang dikenal sebagai Nonfarm Payrolls (NFP).
Advertisement
Laporan NFP
Fyqieh menambahkan, pada laporan NFP terbaru, tercatat 220 ribu lapangan kerja baru dibuat, sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencapai 219 ribu. Ekspektasi para analis sebelumnya adalah sekitar 222 ribu lapangan kerja baru.
"Laporan NFP telah terbukti mempunyai dampak besar pada harga kripto. Laporan ketenagakerjaan yang kuat, yaitu peningkatan lapangan kerja, cenderung memperkuat dolar karena peningkatan tersebut merupakan tanda perekonomian yang lebih kuat,” ujar Fyqieh.
Laporan tersebut juga mendukung pandangan para ekonom di mana The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga. Di sisi lain, hal ini menunjukkan ekspektasi pasar keuangan terhadap penurunan suku bunga pada kuartal pertama terlalu optimistis.
Mengenal Apa Itu Altcoin, Kripto Alternatif dari Bitcoin
Sebelumnya diberitakan, semakin berkembangnya industri kripto dan blockchain, mendorong kemunculan jenis-jenis kripto lainnya di luar Bitcoin yang sering disebut Alternatif Coin (Altcoin).
Menurut data dari CoinMarketCap, per 2022, terdapat kurang lebih ada 10.000 aset kripto yang termasuk dalam jenis Altcoin yang aktif. Lantas apa sebenarnya Altcoin itu?
Dilansir dari situs crypto exchange Pintu, Selasa (6/6/2023), Altcoin merupakan gabungan kata dari alternatif dan coin yang mencakup semua kripto alternatif selain Bitcoin. Dalam kata lain, Altcoin adalah cryptocurrency yang muncul setelah kehadiran Bitcoin.
Lahirnya Bitcoin memang membuka jalan, maka di awal tahun 2000-an setidaknya ada 5000 coin lain yang muncul.
Banyak Altcoin mencoba menawarkan sesuatu yang tidak dimiliki Bitcoin. Kemunculan Altcoin ini memiliki sisi kompetitif masing-masing. Ada yang berlomba menawarkan privasi yang lebih aman atau metode penyebaran koin yang berbeda.
Altcoin sendiri memiliki jenis atau tipenya masing-masing seperti Mining Based, Security Tokens, Stablecoin, dan Utility Tokens. Sedangkan beberapa contoh Altcoin yang populer saat ini adalah Ethereum, Ripple, Binance, Cardano, dan lain-lain.
Perbedaan Altcoin dengan Bitcoin
Perbedaan menonjol antara altcoin dengan Bitcoin adalah fungsi dan perannya dalam pasar aset kripto. Bitcoin memiliki dua fungsi utama sebagai medium perpindahan kekayaan seperti uang dan juga sebagai “emas digital” dengan nilai yang terus meningkat.
Sementara itu, altcoin mengisi kelemahan Bitcoin dan memiliki berbagai jenis fungsi. Altcoin seperti Ethereum (ETH) berperan sebagai biaya transaksi dan digunakan dalam berbagai aplikasi sementara stablecoin seperti USDT dan USDC melindungi nilai aset pada bear market.
Advertisement