Sukses

Intip Prediksi Harga BTC Usai Tembus Level Tertinggi USD 50.000

Dalam 24 jam terakhir, harga bitcoin (BTC) naik 4,14 persen menjadi USD 50.117,58 atau sekitar Rp 782,52 juta

Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin (BTC) melonjak di atas USD 50.000 pada Senin, 12 Februari 2024 waktu setempat. Level bitcoin itu termasuk level tertinggi lebih dari dua tahun.

Berdasarkan data Coinmarketcap.com, Selasa (13/2/2024), dalam 24 jam terakhir, harga bitcoin (BTC) naik 4,14 persen menjadi USD 50.117,58 atau sekitar Rp 782,52 juta (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.614).

Sebelumnya, harga bitcoin naik menjadi USD 50.334, yang merupakan level tertinggi sejak Desember 2021. Harga ether lebih tinggi 5,5 persen ke posisi USD 2.643,80 setelah naik ke posisi USD 2.638,62 untuk pertama kalinya sejak 12 Januari.

"USD 50.000 adalah tonggak penting bagi bitcoin setelah peluncuran ETF spot bulan lalu tidak hanya gagal menghasilkan pergerakan di atas level psikologis utama tetapi juga menyebabkan aksi jual dan pencarian produk bitcoin,” ujar Co-founder Nexo, Antoni Trenchev.

Bitcoin mencatat kinerja mingguan terbaik sejak 8 Desember, dengan kenaikan 10,76 persen pada Jumat lalu.

Investor telah mengincar  level resistance utama USD 48.600. Jika bitcoin dapat bertahan di atas level itu, analis teknikal prediksi kemungkinan untuk mencapai level tertinggi baru sepanjang masa. Sebelumnya, bitcoin mencapai rekor USD 68.982,20 pada 10 November 2021.

Sementara itu, Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha menuturkan, secara teknikal pada Selasa, 13 Februari 2024 pukul 08.00 WIB, BTC berada di posisi USD 50.154.

“Saat ini, level USD 50.000 akan menjadi psikologis support dan jika mampu bertahan di level tersebut ada potensi lanjut reli ke USD 52.000,” ujar Panji dalam keterangan resmi Ajaib.

Ia menambahkan, jika turun di bawah USD 50.000, potensi penurunan ke level support terdekat di USD 48.000. “Diharapkan antisipasi perubahan tren jangka pendek karena pekan ini ada rilis data inflasi Amerika Serikat,” kata Panji.

Sementara itu, jangka panjang masih akan bullish melihat berbagai sentimen positif antara lain bitcoin halving yang akan terjadi pada April 2024. Bitcoin halving akan berdampak pada pasokan bitcoin yang masuk ke pasar.

“Sebagai gambaran, setelah halving ketiga pada 2020 hanya 900 bitcoin yang baru ditambang yang masuk ke pasar setiap hari di mana akan segera turun menjadi 450 bitcoin per hari ketika halving bitcoin terjadi pada April,” tutur dia.

 

2 dari 4 halaman

Faktor Pendorong Lonjakan Kripto

Adapun lonjakan kripto didorong sejumlah sentimen positif setelah arus dana keluar besar-besaran dari Grayscale Bitcoin ETF menekan sentimen selama sebulan terakhir.

Tidak hanya arus keluar yang berkurang, tetapi arus dana masuk juga meningkat. Selain itu, bitcoin juga mendapatkan sentimen positif dari pasar saham pekan lalu. Indeks S&P 500 melewati 5.000 pekan lalu. Pada Senin, indeks S&P 500 dan Dow Jones mencapai level tertinggi baru secara intraday.

Head of Research CoinShares, James Butterfill menuturkan, beberapa faktor mempengaruhi dinamika pasar termasuk penerapan kebijakan moneter yang lebih longgar di China yang menyebabkan peningkatan pembelian aset terutama bitcoin dan saham.

“Permintaan ETF spot bitcoin tetap kuat, dengan arus masuk bersih sebesar USD 1,1 miliar selama seminggu terakhir dan USD 2,8 miliar sejak peluncurannya,” ujar dia.

“Pada Jumat saja, ETF memperoleh 12.000 bitcoin, secara signifikan melampaui tingkat penciptaan harian 900 bitcoin baru,” ia menambahkan.

3 dari 4 halaman

Peristiwa Penting Pekan Ini

Pekan ini, pasar kripto bersiap menghadapi data penting seperti CPI dan PPI minggu ini, hasil data tersebut berpotensi dapat berdampak pada Bitcoin dan altcoin. Pelaku pasar telah menurunkan ekspektasi untuk pemotongan suku bunga pada Maret.

Namun, the Federal Reserve sedang mempertimbangkan penundaan pemotongan hingga Mei-Juni karena alasan yang tidak terhindarkan. Selain itu, data pada hari Selasa ini akan menjadi krusial dalam membentuk sentimen pasar.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat dirilis pada Selasa, 13 Februari 2024 diperkirakan naik sebesar 0,2% pada Januari, konsisten dengan kenaikan Desember. Selain itu, Core CPI, yang mengesampingkan harga pangan dan energi yang fluktuatif, diperkirakan akan naik sebesar 0,3% pada Januari, mencerminkan kenaikan Desember.

Sementara itu, dari tahun ke tahun, IHK diproyeksikan akan naik sebesar 2,9% pada Januari, sedikit lebih rendah dari bulan Desember sebesar 3,4%. Sementara itu, IHK Inti akan meningkat menjadi  3,7% YoY, turun dari 3,9% pada Desember.

Di sisi lain, Indeks harga produsen (IHP) Amerika Serikat yang dirilis Jumat, 16 Februari 2024 diprediksi menjadi 0,7% YoY, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 1,0%. Sementara itu, IHP Inti diperkirakan meningkat menjadi 1,60% YoY, turun dari 1,8% pada bulan Desember.

 

 

4 dari 4 halaman

Data Inflasi

Panji menuturkan, menjelang rilis data seputar inflasi atau kebijakan moneter seringkali mempengaruhi pergerakan aset kripto. Termasuk data penting minggu ini IHK dan IHP, jika angka nya sesuai dengan ekspektasi pasar atau lebih rendah maka berpotensi akan berdampak positif bagi pasar kripto.

"Sementara jika, hasilnya di atas ekspektasi pasar maka potensi terjadinya tekanan dalam jangka pendek,” kata Panji.

Panji menambahkan, selain itu, pelaku pasar menantikan petunjuk pejabat The Fed terhadap keputusan pemotongan suku bunga Federal Reserve pada periode Mei-Juni.

"Dengan harapan pemotongan suku bunga, harga kripto mungkin mengalami volatilitas yang meningkat akibat dari tren makroekonomi yang berubah,” kata dia.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.