Sukses

Arab Saudi Luncurkan Dunia Metaverse di Hari Nasional Founding Day

Kementerian Kebudayaan Arab Saudi meluncurkan metaverse yang didedikasikan untuk menampilkan dan melestarikan warisan budaya bangsa pada Hari Nasional Pendirian Saudi.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kebudayaan Arab Saudi meluncurkan metaverse yang didedikasikan untuk menampilkan dan melestarikan warisan budaya bangsa pada Hari Nasional Pendirian Saudi. 

Inisiatif metaverse pemerintah Arab Saudi, Cultural Universe, membawa pengguna menelusuri sejarah panjang Arab Saudi sejak 1727, mulai aktif pada 22 Februari 2024. 

Metaverse ini dibangun di atas teknologi blockchain Hyperledger Fabric 2.5 dari Oracle dan dikembangkan oleh Generatif droppGroup Sistem kecerdasan buatan (AI) Media Intelligence (GMI) droppPhygital.

Dunia virtual menggunakan pendekatan first-person atau sudut pandang orang pertama untuk membantu pengguna menavigasi metaverse. Pengguna dapat berjalan bebas di jalur umum bersama pengguna lain dan mengeksplorasi informasi yang disediakan di kedua sisi jalur. 

Mendekati representasi virtual peristiwa sejarah memicu audio suara yang menjelaskan peristiwa tersebut secara mendetail. Namun, audionya terbatas dalam bahasa Arab dan tidak tersedia dalam bahasa Inggris.

Alam metaverse ini juga mencakup sektor-sektor lain yang didedikasikan untuk musik, seni, sejarah, makanan, dan kerajinan seputar warisan Saudi, serta video game mini. 

Layanan ini gratis untuk digunakan dan dapat diakses melalui situs web, perangkat seluler, headset virtual reality (VR), dan perangkat digital lain yang didukung. 

“Kompatibilitas lintas platform ini mewujudkan komitmen Kementerian Kebudayaan terhadap inklusivitas, memungkinkan beragam audiens global untuk mengeksplorasi dan terlibat dengan kekayaan sejarah budaya Saudi,” menurut pengumuman resmi pemerintah Saudi, dikutip dari Cointelegraph, dikutip Rabu (28/2/2024).

Arab Saudi, bersama dengan negara-negara Timur Tengah lainnya, telah melewati “era hype” metaverse dan mulai memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan perekonomian mereka.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 3 halaman

Kominfo Kolaborasi dengan Asosiasi Blockhain Indonesia, Ini Harapan Bos Upbit

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggandeng Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I) dalam mendukung penyediaan, pemanfaatan, dan pengembangan data, informasi hingga resource dalam ekosistem blockchain di Indonesia.

Selain itu, kerja sama ini juga dalam rangka pengembangan standar dan kebijakan untuk memfasilitasi kebutuhan industri, peningkatan literasi masyarakat terkait teknologi blockchain, dan berbagai program kolaboratif lainnya.

Chief Executive Officer Upbit Indonesia Putra Nugraha menjelaskan, perusahaan percaya bahwa kolaborasi antara kominfo dan Asosiasi Blockchain Indonesia ini akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam memahami dinamika industri blockchain lokal.

"Kami sangat bangga dapat berkontribusi dan menjadi bagian dalam mempromosikan inovasi yang berkelanjutan, dan menciptakan kesempatan yang lebih luas bagi pertumbuhan ekosistem teknologi blockchain di Indonesia," kata Putra Nugraha, seperti dikutip Minggu (25/2/2024).

Putra berharap melalui kerja sama ini akan menjadi landasan yang kokoh bagi kebijakan publik yang memadai, sehingga dapat memproteksi dari sisi keamanan berbasis blockchain dan diharapkan pemerintah lebih mendukung pengembangan proyek-proyek lokal.

"Kami juga mengharapkan inisiatif dari sektor pendidikan yang dapat mengarahkan terciptanya lapangan kerja di industri blockchain sehingga dapat memperkuat infrastruktur blockchain dengan menciptakan tenaga ahli (developer) yang berkualitas," ujar Putra.

 

3 dari 3 halaman

Conventional Ventures

Selain itu, Chief Operation Officer Upbit Indonesia Resna Raniadi, mengatakan pihaknya mengharapkan peluang pengembangan teknologi dan investasi di Industri blockchain diperluas dan dapat difasilitasi dari sisi pemerintah selaku regulator untuk dapat bersinergi memperkuat kerangka peraturan kedepannya.

Menurut Resna, selain dari sisi pemerintah, ia juga berharap setidaknya dapat menarik perhatian dari conventional ventures untuk dapat mendanai industri dan project blockchain yang memiliki peluang besar di masa yang akan datang.

Resna menyambut baik kerjasama dari Kominfo dan juga A-B-I dengan harapan penuh A-B-I dapat memfasilitasi para stakeholder terkait sebagai jembatan penghubung yang cepat dan tanggap dalam mengikuti dinamika teknologi blockchain yang progresif.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.