Liputan6.com, Jakarta - Nilai Bitcoin (BTC) terus meningkat dalam satu bulan terakhir. Bahkan, nilai Bitcoin diprediksi bisa tembus hingga Rp 1,2 miliar atau USD 80.000 jika gerak investasi meningkat hingga pekan depan.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mencatat, nilai BTC telah menyentuh USD 73.650 atau sekitar Rp 1,14 miliar pada 13 Maret 2024. Salah satunya ditopang oleh lonjakan permintaan di Amerika Serikat (AS). Pada waktu itu, aliran dana ke BTC mencapai lebij dsri USD 1 miliar di AS.
Baca Juga
Dia mengatakan, harga Bitcoin yang bergerak di kisaran USD 71.000-72.000 menandakan adanya peningkatan sebesar 45,2 persen dalam 30 hari terakhir.
Advertisement
"Lonjakan nilai Bitcoin baru-baru ini, didukung oleh Bursa Efek London yang akan menerima Exchange Traded Notes (ETN) untuk Bitcoin dan Ethereum, menandai langkah besar dalam penerimaan aset kripto oleh investor konvensional dan institusi finansial. Minat institusional terhadap pasar kripto juga meningkat," kata Fyqieh dalam keterangan resmi, dikutip Senin (18/3/2024).
Data CoinMarketCap menunjukkan ada peningkatan aktivitas perdagangan di pasar kripto. Ini tercermin dari volume perdagangan yang meningkat 81,67 persen menjadi USD 56,06 miliar. Kapitalisasi pasar juga naik menjadi USD 1,42 triliun, mendominasi pasar sebesar 52,37 persen.
Dalam jangka pendek, dia menaksir adanya lonjakan aliran dana tambahan imbas dari keterlibatan investor institusi ke Bitcoin. Menurut dia, hal itu memberikan kesan positif bagi masa depan BTC.
"Jika investasi ETF terus meningkat pada minggu depan, harga Bitcoin berpotensi mencapai USD 80.000 (sekitar Rp 1,2 miliar). Pada akhir bulan, angka USD 80.000 bukanlah sesuatu yang mustahil bagi BTC," kata dia.
"Investor yang terjebak dalam Fear of missing out (FOMO) kemungkinan akan segera berdatangan, karena ETF telah memperluas pasar untuk menjangkau lebih banyak investor individu,"ia menambahkan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harus Berhati-hati
Namun, kata Fyqieh, jika Bitcoin mencapai USD 80.000, hal tersebut dapat menimbulkan hambatan bagi kenaikan harga yang berkelanjutan. Itu bisa menembus level resistensi yang mungkin akan menandai peningkatan momentum bullish.
Fyqieh menegaskan investor harus lebih berhati-hati mengamati pergerakan harga Bitcoin yang semakin dinamis. Misalnya dengan melakukan riset mendalam sebelum terjun dan melakukan akumulasi Bitcoin atau aset kripto lainnya.
"Pergerakan pasar kripto dan Bitcoin tidak pernah bersifat linear. Setiap pasar kripto yang bullish pasti akan mengalami koreksi. Sentimen pasar dapat berubah dengan cepat saat kemungkinan adanya penurunan mulai muncul. Tekanan bisa datang dari kondisi makroekonomi yang belum begitu baik, seperti data inflasi AS terbaru yang naik," jelas Fyqieh.
Data dari IntoTheBlock menunjukkan bahwa saat ini 100 persen pemegang Bitcoin telah memperoleh keuntungan. Namun, hal ini juga dapat memicu aksi jual jika Bitcoin turun di bawah level support penting dalam jangka pendek.
Perlu diketahui, bukan hal yang mustahil bagi Bitcoin untuk mencapai USD 80.000 sebelum peristiwa halving berikutnya dalam 30 hari. Tapi hal ini bergantung pada mempertahankan momentum bullish dan melewati level resistensi yang penting. Investor dan trader perlu memperhatikan pergerakan harga serta sentimen pasar untuk menilai kemungkinan tercapainya target tersebut.
Advertisement
Analis Ini Yakin Banget Bitcoin Bisa Tembus USD 150.000 pada 2025
Sebelumnya diberitakan, Analis Bernstein Gautam Chhugani dan Mahika Sapra berbagi pandangan mengenai harga Bitcoin (BTC). Keduanya yakin bahwa harga Bitcoin akan bisa menembus level USD 150.000.
Mengutip News.bitcoin, Sabtu (16/3/2024), Gautam Chhugani dan Mahika Sapra mengungkapkan dalam catatan yang diterbitkan awal pekan ini, bahwa mereka sekarang lebih yakin tentang terobosan harga Bitcoin pasca peristiwa halving pada bulan April mendatang.
“Ini masih merupakan tahap awal integrasi Bitcoin ke dalam portofolio aset tradisional,” tulis mereka.
“Kami sekarang lebih yakin dengan harga Bitcoin yang akan (mencapai) USD 150.000,” katanya.
Analis Bernstein memperkirakan pada bulan November 2023 lalu bahwa harga Bitcoin bisa naik menjadi USD 150.000 pada 2025.
Keyakinan mereka terhadap Bitcoin untuk mencapai target harga tersebut diperkuat oleh meningkatnya arus masuk ke dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin spot.
“Pada tingkat ini, ETF Bitcoin akan melampaui perkiraan arus masuk tahun 2025 kami dalam 166 hari perdagangan untuk sisa tahun 2024,” kedua analis merinci.
Penurunan Saham Penambang
“Kami membangun aliran institusional Bitcoin dalam perkiraan kami untuk mencapai harga Bitcoin. Kami memperkirakan arus masuk sebesar USD 10 miliar pada tahun 2024 dan USD 60 miliar lainnya pada tahun 2025,” ungkapnya.
Para analis juga menyoroti penurunan saham penambang Bitcoin baru-baru ini sebagai peluang terakhir bagi investor sebelum peristiwa halving.
Chhugani dan Sapra berharap, saham perusahaan pertambangan dapat pulih dengan cepat sejalan dengan lonjakan harga Bitcoin.
“Kami percaya bahwa sebagian besar penambang Bitcoin masih merupakan saham yang diperdagangkan secara ritel dan sebagian besar institusi telah menjauhi proxy Bitcoin, karena investor tradisional masih skeptis dan masih mendekati kripto dengan bias pandangan belakang,” mereka mencatat.
Kami memperkirakan minat institusional terhadap ekuitas bitcoin pada akhirnya akan berkurang, dan penambang bitcoin akan menjadi penerima manfaat terbesar. Perdagangan penambang Bitcoin membutuhkan lebih banyak kesabaran,” tambahnya.
Advertisement