Sukses

Harga PEPE Coin Masih Anjlok, Berikut Kinerjanya   

PEPE adalah memecoin deflasi yang diluncurkan di Ethereum. Cryptocurrency dibuat sebagai penghargaan untuk karakter meme di internet Pepe the Frog, yang dibuat oleh Matt Furie, yang mendapatkan popularitas di awal tahun 2000-an.

Liputan6.com, Jakarta PEPE adalah memecoin deflasi yang diluncurkan di Ethereum. Cryptocurrency dibuat sebagai penghargaan untuk karakter meme di internet Pepe the Frog, yang dibuat oleh Matt Furie, yang mendapatkan popularitas di awal tahun 2000-an.

Dilansir dari Coinmarketcap, proyek ini bertujuan untuk memanfaatkan popularitas koin meme, seperti Shiba Inu dan Dogecoin, dan berusaha untuk memantapkan dirinya sebagai salah satu cryptocurrency berbasis meme teratas. 

PEPE mengimbau komunitas cryptocurrency dengan melembagakan kebijakan tanpa pajak, sistem redistributif yang memberi penghargaan kepada pemegang saham jangka panjang, dan mekanisme pembakaran untuk mempertahankan kelangkaan koin PEPE.

Peta jalan PEPE menampilkan tiga fase, di mana fase pertama termasuk daftar di CoinMarketCap, dan mendapatkan trending $PEPE di Twitter, sementara fase dua termasuk daftar di bursa terpusat (CEX) dan fase tiga termasuk daftar pertukaran tingkat 1.

Harga PEPE Coin

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa (19/3/2024) PEPE Coin melemah signifikan yaitu sebesar 19,31 persen dalam 24 jam terakhir. Harga PEPE Coin saat ini berada di level Rp 0,09793 dengan volume perdagangan 24 jam terakhir sebesar Rp 15,9 triliun.

PEPE Coin memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 41,2 triliun. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sebanyak 391,7 triliun PEPE Coin dari maksimal suplai 420,6 triliun.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Harga Bitcoin Melemah Usai Perdebatan Isu Crypto Bubbles

Sebelumnya diberitakan, Bitcoin melanjutkan penurunan dari rekor tertinggi terbarunya. Penurunan ini terjadi di tengah perdebatan yang semakin intensif mengenai apakah kenaikan kripto merupakan bukti spekulatif di pasar global dan terkait crypto bubble. 

Crypto Bubbles atau gelembung aset kripto adalah sebuah fenomena seiring  sebuah aset kripto harganya mengalami lonjakan sangat  tinggi dari nilai yang sebenarnya dalam waktu tertentu.

Meskipun begitu, lonjakan tersebut akan diikuti oleh penurunan yang cepat dan tajam oleh aset kripto tersebut yang dapat menimbulkan kerugian bagi para investor.

Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (19/3/2024), Bitcoin sempat turun sebanyak 7,2% pada Sabtu, 16 Maret 2024. Bitcoin sempat turun hingga level USD 65.000 atau setara Rp 1 miliar (asumsi kurs Rp 15.646 per dolar AS) 

Token tersebut mencapai puncak baru sepanjang masa hampir USD 73.798 atau setara Rp 1,15 miliar sehari sebelumnya.

Dalam wawancara dengan Bloomberg Television, Kepala Strategi Investasi Bank of America Corp Michael Hartnett mengatakan pasar menunjukkan karakteristik gelembung dalam lonjakan rekor oleh saham-saham Magnificent Seven di sektor teknologi dan harga kripto tertinggi sepanjang masa.

Komentar tersebut menjadi bahan perdebatan langsung di Wall Street mengenai apakah banyak pasar rentan terhadap kemunduran. 

Untuk Bitcoin, para pendukungnya menunjuk pada sekitar USD 12 miliar atau setara Rp 187,7 triliun arus masuk bersih ke dalam dana khusus yang diperdagangkan di bursa AS atau ETF Bitcoin sejak debutnya pada 11 Januari sebagai dukungan mendasar, serta momen halving yang akan berlangsung.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

3 dari 4 halaman

Harga Kripto pada 19 Maret 2024

Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Selasa (19/3/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) masih melemah. Bitcoin terkoreksi 0,85 persen dalam 24 jam dan 6,60 persen sepekan.

Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 67.637 atau setara Rp 1,06 miliar (asumsi kurs Rp 15.739 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) turut melemah. ETH turun 2,80 persen sehari terakhir dan 12,76 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 55,6 juta per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) turut melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB ambles 3,83 persen, tetapi masih menguat 6,78 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 8,75 juta per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) kembali berada di zona merah. ADA merosot 2,81 persen dalam 24 jam terakhir dan 14,74 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 10.370 per koin.

Adapun Solana (SOL) masih perkasa. SOL terbang 3,05 persen dalam sehari dan 37,83 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 3,20 juta per koin. 

 

4 dari 4 halaman

Harga XRP

XRP terpantau masih berada di zona merah. XRP merosot 1,68 persen dalam 24 jam dan 14,52 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 9.607 per koin. 

Koin Meme Dogecoin (DOGE) masih melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE ambles 6,35 persen dan 19,77 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 2.272 per token.

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00. Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 2,55 triliun atau setara Rp 40.135 triliun.