Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin dan 9 kripto teratas lainnya terpantau mengalami pelemahan pada Rabu, (27/3/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau berada di zona merah.
Data dari Coinmarketcap menunjukkan bahwa Bitcoin (BTC), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) turun 1,80% dalam 24 jam, kini berada di level Rp 1.104.774.901,14.
Baca Juga
Kemudian Etherum (ETH) ikut turun hingga 2,05% dalam 24 jam dan saat ini berdiri di harga Rp. 56,579,239.79, dan stablecoin Tether (USDT) turun 0,86% dalam 24 jam dan kini di harga Rp 15.819,56
Advertisement
Kripto selanjutnya, yaitu Binance coin (BNB) dan Solana (SOL) masing-masing turun 3,06% dan 1,75% menjadi Rp.9,136,741.06 dan Rp. 3,007,654.37.
XRP dan USD Coin (USDC) juga terpantau berada di zona merah pada Rabu pagi (27/3).
XRP merosot 3,56% dalam 24 jam dan USDC turun 0,83%, kini masing-masing bernilai Rp. 10,000.64 dan Rp.15,819.68.
Adapun kripto lain yang juga berada di zona merah dalam 24 jam, yaitu koin Meme Dogecoin (DOGE) merosot 1,05% ADA turun 1,39% dan AVAX 5,24%.
Harga DOGE saat ini berada di level Rp.2,840.69, ADA Rp. 10,454.91 dan AVAX Rp. 881,893.88Diwartakan sebelumnya, Analis JPMorgan, yang dipimpin oleh ahli strategi global Nikolaos Panigirtzoglou, memperingatkan dalam catatan bahwa Bitcoin berada pada fase overbought atau jenuh beli. Hal ini menunjukkan harga Bitcoin bisa turun lebih jauh.
"Kedua metrik tersebut menunjukkan bahwa bitcoin tetap berada di wilayah overbought meskipun terjadi koreksi tajam selama seminggu terakhir," kata Panigirtzoglou dikutip dari Bitcoin.com.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Bitcoin Mampu Bangkit Lagi, Investor Perlu Cermati Sentimen Ini
Pasar kripto mencoba untuk pulih setelah penurunan terbaru, sementara volumenya tidak mendukung kenaikan. Pergerakan harga baru-baru ini menunjukkan beberapa sentimen masih ada di pasar, sehingga fase pemulihan belum dimulai dengan kekuatan yang diperlukan.
Bitcoin (BTC) sesuai target untuk mengakhiri minggu lalu di zona merah, namun tanda positif bagi para investor adalah bahwa harga telah pulih dari posisi terendah dalam seminggu terakhir di sekitar USD 61.000 atau setara Rp 963,4 juta (asumsi kurs Rp 15.795 per dolar AS) menjadi lebih dari USD 65.000 atau setara 1,02 miliar.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan, hal ini menunjukkan pelaku pasar tetap bullish dalam jangka panjang dan membeli saat terjadi penurunan.
"Diperkirakan arus masuk ke dana ETF Bitcoin akan meningkat, jika Bitcoin mendekati level dukungan. Tanda positif lain yang dapat mendukung harga Bitcoin adalah arus keluar dari Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) yang melambat," kata Fyqieh dalam analisis awal pekan, Senin (25/3/2024).
Fyqieh menambahkan, data Fairside Investors, arus keluar dari GBTC turun menjadi hanya USD 170 juta atau setara Rp 2,6 triliun pada 22 Maret. Hal ini menunjukkan tekanan jual bisa berkurang. Sentimen Crypto Fear & Greed Index pada awal pekan ini pun terpantau melemah.
Pada Senin, posisi sentimen Crypto Fear & Greed Index berada di 75 poin di posisi "Greed" turun dari minggu sebelumnya di 77 poin level "Extreme Greed".
Hal ini menunjukan meskipun masih ada tingkat keinginan yang tinggi untuk mendapatkan keuntungan di pasar kripto, tetapi ada sedikit penurunan. Kemungkinan ada beberapa tanda-tanda investor mulai merasa sedikit waspada atau berhati-hati dalam menghadapi volatilitas pasar yang tinggi.
Meskipun demikian, pergerakan sentimen ini juga bisa mencerminkan adanya pergeseran dalam siklus pasar, di mana para investor mungkin sedang mencari peluang baru atau mengantisipasi koreksi harga setelah lonjakan sebelumnya.
Advertisement
Sentimen Pekan Ini
Banyak peristiwa ekonomi dan peristiwa lainnya yang akan terjadi minggu ini, yang mungkin menentukan kinerja pasar kripto. Pekan ini, jajaran pejabat The Fed akan memberikan pidatonya mengenai pasar.
"Pernyataan mereka dapat menjelaskan rencana kenaikan suku bunga The Fed di masa depan, sehingga berdampak pada sentimen pasar," jelas Fyqieh.
Selain itu, pidato Gubernur The Fed, Christopher Waller dan Ketua Fed, Jerome Powell akhir minggu ini akan dipantau secara ketat oleh para investor untuk mengetahui adanya indikasi yang mempengaruhi dinamika pasar.
Di sisi lain, ada beberapa rilis data ekonomi penting diantisipasi pada minggu ini, yang akan mempengaruhi pergerakan pasar. Khususnya, data Gross Domestic Product (GDP) AS pada Kamis, diikuti oleh Indeks PCE dan Indeks PCE Inti pada Jumat, akan semakin memandu ekspektasi investor mengenai keputusan suku bunga The Fed di masa depan dan kesehatan ekonomi AS.