Liputan6.com, Jakarta - CIO Bitwise, Matt Hougan menyebut permintaan yang luar biasa untuk ETF spot Bitcoin selama dua bulan terakhir kemungkinan akan berlanjut selama bertahun-tahun.
Eksekutif tersebut menyoroti hal-hal penting dari interaksinya dengan investor dan pengalokasi modal yang tertarik untuk membeli ETF yang dikelola oleh Bitwise. Melalui postingan sosial media X, Hougan menjelaskan adanya penyebaran besar-besaran dalam kecepatan adopsi ETF bitcoin.
Baca Juga
Meskipun beberapa penasihat keuangan dan platform rekening nasional sudah mulai menggunakan produk ini sedini mungkin, ada pula yang belum mempertimbangkan alokasi portofolio apapun untuk klien mereka atau belum mengaktifkan produk tersebut di platform mereka hingga tahun depan.
Advertisement
"Sebenarnya, sebagian besar investor profesional masih belum bisa membeli ETF bitcoin. Hal ini akan berubah melalui serangkaian lebih dari 100 proses uji tuntas individu selama dua tahun ke depan,” kata Hougan, dikutip dari Decrypt, ditulis Sabtu (30/3/2024).
Sejak diluncurkan pada 11 Januari, ETF Bitcoin telah menyerap arus masuk bersih sebesar USD 11,7 miliar atau setara Rp 185,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.866 per dolar AS), meskipun juga memperhitungkan lebih dari USD 14,3 miliar atau setara Rp 226,8 triliun arus keluar BTC lama dari Grayscale Bitcoin Trust (GBTC).
Pada Selasa, ETF Bitcoin menerima arus masuk USD 418 juta atau setara Rp 6,6 triliun lagi, termasuk USD 16,7 juta untuk Bitwise Bitcoin ETF. Aliran dana masuk seperti itu sudah menunjukkan peningkatan besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya ketika uang dalam dana Bitcoin institusional tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan saat ini.
Investor Tingkatkan Portofolionya
Menurut CryptoQuant, metrik ini telah meningkat dari kurang dari USD 20 miliar menjadi lebih dari USD 94.6 miliar dalam enam bulan terakhir karena kegembiraan seputar ETF mulai meningkat.
Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Hougan juga mengatakan investor telah meningkatkan 1% saham portofolio Bitcoin mereka yang dulu ideal, sekarang lebih memilih 3% atau lebih tinggi. Eksekutif tersebut percaya ETF adalah penyebabnya, karena Bitcoin mengurangi risiko di mata banyak orang.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Otoritas Bursa AS Todong Anggaran Rp 40,9 Triliun untuk Awasi Pasar Kripto pada 2025
Sebelumnya diberitakan, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) menyampaikan permintaan anggaran sebesar USD 2,594 miliar, atau setara Rp 40,9 triliun (kurs Rp 15.780 per dolar AS) untuk tahun anggaran 2025 untuk mengawasi pasar kripto.
Dalam Congressional Budget Justification atau dokumen kebutuhan anggaran 2024, Bursa AS meminta tambahan USD 158 juta atau setara Rp 2,5 triliun dari anggaran tahun ini yang sebesar USD 2,446 miliar.
Ketua SEC Gary Gensler beranggapan, teknologi dengan cepat mengubah pasar kripto dan model bisnis. Adapun tambahan anggaran tersebut diajukan guna mengatasi pertumbuhan dan perubahan signifikan di pasar kripto.
"Telah terjadi perubahan dinamis dalam komunikasi kepada dan di antara para investor, dari forum Reddit hingga influencer selebriti," ujar Gensler mengutip laman cointelegraph, Senin (25/3/2024).
"Lebih lanjut, kita telah melihat pasar kripto di wilayah Wild West, yang penuh dengan ketidakpatuhan, di mana investor telah menempatkan aset yang diperoleh dengan susah payah dalam risiko di kelas aset yang sangat spekulatif," ungkapnya.
Gensler mengatakan, perubahan tersebut berarti berpotensi menciptakan berbagai kesalahan. Sehingga SEC selaku polisi yang menangani perkara ini harus mampu mengatasi para pelaku kejahatan.
Tingkat Kepatuhan
Adapun sebagian dari anggaran tambahan itu diperlukan untuk menambah staf di seluruh divisinya. SEC memasang target 5.621 posisi pada 2025, naik dari target 2024 sebesar 5.473 posisi.
Tingkat Kepatuhan
Sementara Divisi Pemeriksaan SEC (EXAMS) yang memeriksa tingkat kepatuhan hendak mendanai 23 posisi lagi guna memperkuat kemampuan dalam mengatasi risiko kritis dan terus berkembang, termasuk aset kripto dan teknologi keuangan baru.
Sedangkan Kantor Pendidikan dan Advokasi Investor (OIEA) yang berhadapan dengan investor ritel meminta satu posisi lagi yang akan fokus, terutama pada penanganan pertanyaan dan keluhan terkait penipuan yang melibatkan sekuritas aset kripto.
Kantor Penasihat Umum (OGC) SEC, yang memimpin pasukan pengacaranya, memerlukan dua posisi lagi. Posisi pertama untuk membantu berlanjutnya peningkatan litigasi perdata dan administratif yang diajukan terhadap komisi. Sementara yang lainnya untuk mendukung pelaporan pelanggaran (whistleblowing) yang secara volume melonjak signifikan.
Advertisement