Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Minggu (31/3/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau masih berada di zona hijau.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali menguat. Bitcoin naik 0,39 persen dalam 24 jam dan 7,46 persen sepekan.
Baca Juga
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 69.800 atau setara Rp 1,10 miliar (asumsi kurs Rp 15.880 per dolar AS).
Advertisement
Ethereum (ETH) turut menguat. ETH naik 0,30 persen sehari terakhir dan 3,59 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 55,6 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 1,35 persen, tetapi masih menguat 7,96 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 9,59 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) masih berada di zona hijau. ADA menguat 0,44 persen dalam 24 jam terakhir dan 2,80 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 10.296 per koin.
Adapun Solana (SOL) kembali perkasa. SOL terbang 3,21 persen dalam sehari dan 12,17 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 3,09 juta per koin.
XRP terpantau kembali berada di zona merah. XRP ambles 0,14 persen dalam 24 jam dan 0,03 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 9.899 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) turut melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 4,50 persen, tetapi masih menguat 19,83 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 3.198 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 2,64 triliun atau setara Rp 41.923 triliun.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
CIO Bitwise Sebut Pertumbuhan ETF Bitcoin Spot Akan Berlanjut Selama Bertahun-tahun
Sebelumnya, CIO Bitwise, Matt Hougan menyebut permintaan yang luar biasa untuk ETF spot Bitcoin selama dua bulan terakhir kemungkinan akan berlanjut selama bertahun-tahun.
Eksekutif tersebut menyoroti hal-hal penting dari interaksinya dengan investor dan pengalokasi modal yang tertarik untuk membeli ETF yang dikelola oleh Bitwise. Melalui postingan sosial media X, Hougan menjelaskan adanya penyebaran besar-besaran dalam kecepatan adopsi ETF bitcoin.
Meskipun beberapa penasihat keuangan dan platform rekening nasional sudah mulai menggunakan produk ini sedini mungkin, ada pula yang belum mempertimbangkan alokasi portofolio apapun untuk klien mereka atau belum mengaktifkan produk tersebut di platform mereka hingga tahun depan.
"Sebenarnya, sebagian besar investor profesional masih belum bisa membeli ETF bitcoin. Hal ini akan berubah melalui serangkaian lebih dari 100 proses uji tuntas individu selama dua tahun ke depan,” kata Hougan, dikutip dari Decrypt, ditulis Sabtu (30/3/2024).
Sejak diluncurkan pada 11 Januari, ETF Bitcoin telah menyerap arus masuk bersih sebesar USD 11,7 miliar atau setara Rp 185,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.866 per dolar AS), meskipun juga memperhitungkan lebih dari USD 14,3 miliar atau setara Rp 226,8 triliun arus keluar BTC lama dari Grayscale Bitcoin Trust (GBTC).
Pada Selasa, ETF Bitcoin menerima arus masuk USD 418 juta atau setara Rp 6,6 triliun lagi, termasuk USD 16,7 juta untuk Bitwise Bitcoin ETF. Aliran dana masuk seperti itu sudah menunjukkan peningkatan besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya ketika uang dalam dana Bitcoin institusional tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan saat ini.
Advertisement
Investor Tingkatkan Portofolionya
Menurut CryptoQuant, metrik ini telah meningkat dari kurang dari USD 20 miliar menjadi lebih dari USD 94.6 miliar dalam enam bulan terakhir karena kegembiraan seputar ETF mulai meningkat.
Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Hougan juga mengatakan investor telah meningkatkan 1% saham portofolio Bitcoin mereka yang dulu ideal, sekarang lebih memilih 3% atau lebih tinggi. Eksekutif tersebut percaya ETF adalah penyebabnya, karena Bitcoin mengurangi risiko di mata banyak orang.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Otoritas Bursa AS Todong Anggaran Rp 40,9 Triliun untuk Awasi Pasar Kripto pada 2025
Sebelumnya diberitakan, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) menyampaikan permintaan anggaran sebesar USD 2,594 miliar, atau setara Rp 40,9 triliun (kurs Rp 15.780 per dolar AS) untuk tahun anggaran 2025 untuk mengawasi pasar kripto.
Dalam Congressional Budget Justification atau dokumen kebutuhan anggaran 2024, Bursa AS meminta tambahan USD 158 juta atau setara Rp 2,5 triliun dari anggaran tahun ini yang sebesar USD 2,446 miliar.
Ketua SEC Gary Gensler beranggapan, teknologi dengan cepat mengubah pasar kripto dan model bisnis. Adapun tambahan anggaran tersebut diajukan guna mengatasi pertumbuhan dan perubahan signifikan di pasar kripto.
"Telah terjadi perubahan dinamis dalam komunikasi kepada dan di antara para investor, dari forum Reddit hingga influencer selebriti," ujar Gensler mengutip laman cointelegraph, Senin (25/3/2024).
"Lebih lanjut, kita telah melihat pasar kripto di wilayah Wild West, yang penuh dengan ketidakpatuhan, di mana investor telah menempatkan aset yang diperoleh dengan susah payah dalam risiko di kelas aset yang sangat spekulatif," ungkapnya.
Gensler mengatakan, perubahan tersebut berarti berpotensi menciptakan berbagai kesalahan. Sehingga SEC selaku polisi yang menangani perkara ini harus mampu mengatasi para pelaku kejahatan.
Advertisement