Liputan6.com, Jakarta - Hong Kong sebagai salah satu pusat keuangan terkemuka di dunia dan pintu gerbang bagi investasi keluar China, akan menyetujui dana yang diperdagangkan di exchange traded fund (ETD) yang terikat dengan bitcoin (BTC).
Matrixport selaku penyedia layanan kripto yang berbasis di Singapura menilai, sarana investasi ini dapat membuka permintaan hingga USD 25 miliar, atau setara Rp 400 triliun (kurs Rp 16.000 per dolar AS) dari investor China melalui program Southbound Stock Connect.
Baca Juga
Pasalnya, Southbound Stock Connect memungkinkan investor China daratan yang memenuhi syarat untuk mengakses saham yang memenuhi syarat yang terdaftar di Hong Kong.
Advertisement
"Kemungkinan persetujuan terhadap ETF Bitcoin Spot yang terdaftar di Hong Kong dapat menarik modal beberapa miliar dolar karena investor daratan mengambil keuntungan dari program Southbound Connect, yang memfasilitasi transaksi hingga RMB 500 miliar (HK$ 540 miliar dan USD 70 miliar) per tahun," kata Matrixport dalam sebuah laporan mengutip Yahoo Finance, Minggu (14/4/2024).
"Berdasarkan (potensi) kapasitas yang tersedia, hal ini mungkin menghasilkan kapasitas yang tersedia hingga HK$ 200 miliar untuk ETF Bitcoin HK tersebut, atau USD 25 miliar," tambah Matrixport.
Perkiraan tersebut didasarkan pada asumsi perhitungan bahwa jumlah rata-rata kuota Southbound Connect yang tidak terpakai selama 3 tahun terakhir akan disalurkan ke ETF spot.
Diversifikasi AsetÂ
Program Stock Connect memungkinkan investor China daratan untuk mengambil saham China senilai HK$ 540 miliar setiap tahunnya. Namun, aliran dana dalam 3 tahun terakhir berjumlah HK$ 450 miliar, HK$ 400 miliar, dan HK$ 320 miliar, jauh di bawah batas sebesar HK$ 100 hingga HK$ 200 miliar (setara USD 15-25 miliar), menurut sumber data 360MarketIQ.
"Oleh karena itu, terdapat potensi sisa kuota sebesar HK$ 100 miliar hingga HK$ 200 miliar untuk aliran investasi ETF bitcoin, jika persetujuan terjadi tanpa batasan apa pun. HK$ 200 setara dengan USD 25 miliar," jelas Matrixport.
Kendati begitu, masih belum jelas apakah ETF spot yang akan datang akan terbuka bagi investor China daratan. Meskipun demikian, China daratan ditenggarai tertarik untuk melakukan diversifikasi ke aset-aset alternatif, sebagaimana dibuktikan dengan lonjakan harga emas baru-baru ini di Shanghai.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Bitfinex Ramal Bitcoin Tembus USD 150 Ribu Tahun Depan
Analisis baru yang dilakukan oleh peneliti di pertukaran kripto Bitfinex memperkirakan harga Bitcoin (BTC) akan melonjak hingga 160% dalam 12-14 bulan mendatang, berpotensi mencapai antara USD 150.000 dan USD 169.000 per unit.
Perkiraan ini, yang berasal dari data historis dan model statistik terkait peristiwa halving Bitcoin sebelumnya, menunjukkan masa depan yang bullish bagi mata uang digital terkemuka di dunia ini.
 Mengutip Bitcoin.com, Jumat (12/4/2024) Bitfinex dalam laporan Alpha mengatakan bahwa pandangan optimis pada Bitcoin dipengaruhi oleh dinamika pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya, seperti penurunan separuh harga tertinggi sepanjang masa dan peningkatan tekanan jual dari pemegang BTC jangka panjang dan jangka pendek.
"Harga Bitcoin telah menunjukkan volatilitas yang cukup besar, dengan fluktuasi harga yang signifikan sekitar USD 70,000. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh tekanan jual dari pemegang jangka pendek (STH) dan jangka panjang (LTH)," jelas laporan itu.
Â
Â
Advertisement
Fase Konsolidasi
Laporan tersebut juga menyoroti fase konsolidasi yang dialami BTC saat ini, dengan harga berfluktuasi antara USD 65,000 dan USD 71,000. Periode volatilitas ini diselingi oleh aktivitas pembelian yang signifikan dari pemegang jangka pendek, termasuk pembeli spot baru dan dana yang diperdagangkan di bursa spot (ETF) AS, yang telah menyerap hampir 900,000 BTC yang dikeluarkan oleh pemegang jangka panjang sejak awal tahun.
Pergeseran ini menggarisbawahi dinamika kepemilikan Bitcoin yang terus berkembang dan semakin besarnya pengaruh investasi institusional terhadap harga pasarnya. Menambahkan lapisan kompleksitas pada lintasan bitcoin adalah indikator makroekonomi yang lebih luas.
Selain itu, laporan Alpha juga menyoroti tingginya pertumbuhan pasar kerja dan kenaikan upah di AS, yang dapat mempengaruhi keputusan suku bunga Federal Reserve.
Kondisi ekonomi itu, ditambah dengan pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell baru-baru ini mengenai inflasi dan kebijakan moneter, memberikan latar belakang yang harus dipertimbangkan oleh kinerja Bitcoin pasca-halving.