Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan jajaran kripto teratas terpantau melemah, memasuki awal pekan pada Senin, 29 April 2024. Sebagian besar kripto jajaran teratas terpantau berada di zona merah.
Mengutip data dari Coinmarketcap, Senin (29/4/2024) harga kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) hari ini melemah 4,27% dalam 24 jam, saat ini di level Rp 1.026.296.541,32.
Baca Juga
Sementara itu, Etherum (ETH) terpantau melemah atau di zona merah, turun ke 0,29% dalam 24 jam dan saat ini senilai Rp 53.195.622,84.
Advertisement
Kripto Stablecoin Tether (USDT) terlihat melemah 0,78% dalam 24 jam dan saat ini berada di angka Rp 16.245,63.
Binance coin (BNB), melemah 0,58% dalam sehari dan saat ini di harga Rp 9.750.434,19.
Berikutnya, kripto Solana (SOL) yang mencatat pelemahan 3,32% dalam 24 jam, kini dipatok Rp 2.243.244,54 Sedangkan USD Coin (USDC) menurun 0,78% dan dibanderol Rp 16.257,99.
Adapun XRP melemah 2,27% dan saat ini seharga Rp 8.327,76. Koin Meme Dogecoin (DOGE) mengalami pelemahan 1,48% dalam 24 jam, saat ini bernilai Rp 2.392,03.
Urutan terakhir, adalah kripto Toncoin (TON) yang berada di zona merah dengan penurunan 0,37% menjadi Rp 88.243,11 dan Cardano (ADA) melemah 2,64% menjadi Rp 7.492,51.
Coinmarketcap mencatat, kapitalisasi pasar kripto global saat ini mencapai Rp 38.264.92 triliun, penurunan 0,42%.
"Volume pasar kripto total selama 24 jam terakhir adalah Rp 822,68 triliun, yang membuat penurunan 7,03%. Volume total di DeFi saat ini Rp 78,82 triliun, 9,58% dari total volume pasar kripto 24 jam," tulis Coinmarketcap.
Volume semua koin stabil sekarang Rp 738,1 triliun, yang merupakan 89,72% dari total volume pasar kripto 24 jam. Dominasi Bitcoin saat ini 52,87%, turun 0,09% sepanjang hari.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Minat Masih Tinggi, Harga Bitcoin Diramal Tembus USD 200 Ribu Akhir 2024
Harga Bitcoin (BTC) telah melonjak sepanjang 2024, didorong oleh peluncuran beberapa dana yang diperdagangkan di bursa spot (ETF) dan peran mendasar aset kripto tersebut sebagai penyimpan nilai.
Direktur riset Grayscale, Zach Pandl memperkirakan minat pada Bitcoin diperkirakan akan bertahan, terutama seiring dengan berlanjutnya diskusi kebijakan belanja tinggi dan kebijakan suku bunga Federal Reserve.
"Kami memperkirakan inflasi yang terus-menerus dan defisit anggaran yang tidak berkelanjutan akan berkontribusi pada berlanjutnya permintaan terhadap aset penyimpan nilai, seperti Bitcoin," kata Pandl , dikutip dari Cointelegraph, Jumat (24/4/2024).
Menurut Pandl, memprediksi nilai Bitcoin di masa depan masih menjadi tantangan, karena adanya berbagai variabel yang mendasarinya.
Namun menurut Jupiter Zheng, partner di dana likuid HashKey Capital, ia melihat potensi pertumbuhan yang signifikan, menunjukkan bahwa harga Bitcoin mungkin bisa mencapai USD 200.000 pada akhir tahun.
"Prediksi rendah akan menjadi USD 100.000, prediksi sedang adalah USD 140.000, dan prediksi tinggi adalah USD 200.000, pada akhir tahun 2024,” ungkap Zheng dalam sebuah wawancara dengan Cointelegraph.
Ia menjelaskan, dampak positif ETF pada pasar mata uang kripto telah membuat investasi kripto lebih mudah diakses dan menarik khalayak yang lebih luas.
Dalam jangka panjang, harga Bitcoin akan mulai mencerminkan aset tradisional seperti ekuitas dan emas. Hal ini berpotensi menghasilkan pertumbuhan yang lebih stabil dan integrasi ke dalam portofolio investasi arus utama, tambahnya.
Advertisement
Harga BTC Diramal Naik Tiga Kali Lipat di 2024
Adapun Pemodal ventura Tim Draper yang memperkirakan bahwa nilai BTC akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2024, karena arus masuk ke ETF dan dampak dari halving Bitcoin.
Draper mengungkapkan optimismenya terhadap lintasan Bitcoin dalam sebuah wawancara dengan Cointelegraph di Paris Blockchain Week, merefleksikan prediksi sebelumnya dan memprediksi kenaikan hingga USD 250,000 pada akhir tahun, mengingat tanda-tanda positif yang dia amati di pasar.
"Meskipun peristiwa halving di masa lalu memberikan beberapa wawasan, situasi saat ini menghadirkan skenario baru, dimana ETF menimbulkan lebih banyak volatilitas pada harga kripto karena permintaan yang berfluktuasi," katanya.
Volatilitas Bitcoin baru-baru ini menunjukkan bahwa pasar sedang menyesuaikan diri dengan dinamika penawaran dan permintaan baru, terutama dengan diperkenalkannya ETF spot secara global yang secara signifikan dapat meningkatkan permintaan Bitcoin dalam beberapa bulan mendatang, sehingga berpotensi menaikkan harganya.
Di sisi lain, investasi ini dapat menimbulkan volatilitas yang lebih besar, karena investor dapat masuk dan keluar dana dengan lebih mudah.