Sukses

Masyarakat Indonesia Banyak Belum Investasi Kripto, Ini Alasannya

Chief Compliance Officer (CCO) dan Ketua Umum Aspakrindo-ABI, Robby mengungkapkan, industri kripto di Indonesia masih menghadapi tantangan besar yakni kurangnya literasi.

Liputan6.com, Jakarta - Industri kripto terus menunjukkan pertumbuhan signifikan. Per April 2024, jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 20,16 juta orang. Pada periode yang sama, transaksi kripto di Indonesia juga menyentuh Rp 158,84 triliun.

Meskipun mengalami pertumbuhan signifikan, tetapi masih banyak tantangan yang dihadapi aset kripto yang membuat masyarakat masih enggan mulai berinvestasi kripto. 

Chief Compliance Officer (CCO) dan Ketua Umum Aspakrindo-ABI, Robby mengungkapkan, industri kripto di Indonesia masih menghadapi tantangan besar yakni kurangnya literasi tentang inklusivitas aset kripto. Ini tercermin dalam riset yang diadakan Reku kepada 300 responden di Jawa-Bali tentang alasan masyarakat belum investasi kripto.

Berdasarkan hasil riset tersebut, alasan utama masyarakat belum berinvestasi kripto adalah tingginya risiko (44%), disusul dengan tidak memahami fundamental (40%), tidak familiar dengan aset kripto (35%), banyaknya isu negatif (34%), dan fluktuasi harga yang tajam (31%).

"Ini menunjukkan aset kripto masih dianggap sebagai instrumen yang hanya cocok untuk investor dengan profil risiko yang tinggi. Padahal, setiap aset kripto memiliki karakteristiknya masing-masing,” kata Robby dalam acara Reku Finance Flash, ditulis Rabu (29/5/2024).

Robby menambahkan, terdapat aset kripto dengan fluktuasi yang tergolong landai, sehingga cocok untuk investor dengan profil risiko menengah. Ada juga strategi yang bisa dimanfaatkan oleh investor jangka panjang, misalnya staking. 

"Sehingga, ini tergantung bagaimana kita menemukan kecocokan aset kripto dengan profil risiko dan tujuan investasi,” pungkas Robby.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Pasar Kripto Pulih, Crypto Exchange Reku Untung Besar di Kuartal I 2024

Setelah keruntuhan FTX pada akhir 2022 dan nilai mata uang kripto yang menurun, hal ini memberikan pandangan suram terhadap pasar aset digital hingga lebih dari setahun setelahnya.

Meskipun begitu, pada akhir 2023 hingga awal 2024 pasar kripto kembali pulih. Harga beberapa aset kripto termasuk Bitcoin mencapai harga tertinggi baru pada awal kuartal I 2024. Mengomentari hal ini, Co-Founder & Co-CEO Reku Jesse Choi, mengumumkan jika perusahaan mereka mulai memperoleh keuntungan.

"Saya senang untuk berbagi bahwa kuartal I 2024 adalah yang terbaik bagi kami dalam dua setengah tahun terakhir, baik dari segi volume perdagangan maupun hasil finansial,” kata Choi dikutip dari siaran pers, Jumat (24/5/2024).

Choi menambahkan,tidak hanya menjadi kuartal terbaik bursa dari segi volume, tetapi juga sangat menguntungkan. Ia mengungkapkan margin keuntungan melebihi 50% yang merupakan pencapaian yang signifikan.

Choi menjelaskan kebangkitan signifikan dalam pasar kripto pada 2024, terutama dengan Bitcoin mencapai harga tertinggi sepanjang masa, sebagian besar dapat dikaitkan dengan dua faktor utama yaitu the Bitcoin halving event, dan pengakuan yang lebih luas terhadap sektor kripto melalui diperkenalkannya ETF Bitcoin oleh BlackRock.

“Halving Bitcoin adalah sebuah peristiwa terjadwal yang mengurangi hadiah untuk menambang blok baru menjadi separuhnya. Hal ini terjadi lebih awal tahun ini,” jelasnya.

Pengurangan tersebut dalam jumlah Bitcoin baru yang diperkenalkan menyebabkan harga Bitcoin naik, karena pasokan yang berkurang dengan permintaan yang tetap atau meningkat cenderung mendorong harga naik.

Pasar dengan seksama memperhatikan halving ini dan melihatnya sebagai peristiwa yang menguntungkan untuk nilai Bitcoin.

 

 

3 dari 4 halaman

Peluncuran ETF Bitcoin

Kemudian peluncuran ETF Bitcoin BlackRock telah memainkan peran penting dalam melegitimasi kripto dalam lanskap keuangan institusional.

ETF ini memungkinkan eksposur investasi institusional dan ritel yang lebih besar, meningkatkan likuiditas Bitcoin dan mengintegrasikannya ke dalam pasar keuangan yang lebih luas.

Langkah BlackRock ini sangat berpengaruh karena posisinya sebagai manajer aset terbesar di dunia, menambahkan lapisan kredibilitas dan stabilitas pada pasar kripto yang sebelumnya dianggap terlalu fluktuatif dan berisiko bagi sebagian besar investor.

ETF ini tidak hanya menyederhanakan investasi dalam Bitcoin tetapi juga menjanjikan pelacakan harga yang lebih akurat dan potensi biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan metode investasi lainnya.

Perkembangan ini secara bersama-sama telah mendorong sentimen bullish di pasar kripto global, yang menyebabkan peningkatan adopsi dan investasi, baik dari investor institusional maupun pedagang ritel, sehingga mendorong harga Bitcoin ke level baru.

 

4 dari 4 halaman

Reku Optimistis Antusiasme Investor Kripto Masih Tinggi

Sebelumnya, Chief Compliance Officer (CCO) Reku sekaligus Ketua Umum ASPAKRINDO-ABI, Robby mengungkapkan optimismenya terkait antusiasme investor terhadap kripto masih tinggi, walaupun Bitcoin sedang terkoreksi.

Robby menjelaskan, saat ini investor cenderung masih wait and see terhadap perkembangan ekonomi di Amerika Serikat (AS). Dari sisi makroekonomi, inflasi di Amerika Serikat mengalami kenaikan pada level 3,4 persen, atau lebih tinggi 0,3% dari inflasi Desember 2023.

“Kenaikan ini di atas ekspektasi ekonom di angka 3,1%. Perkembangan yang di luar dugaan tersebut turut meningkatkan kewaspadaan para investor di instrumen berisiko tinggi seperti aset kripto,” kata Robby dalam Webinar: Bitcoin Spot ETF Disetujui, Bitcoin Maximalist Siap Pesta, Rabu malam, 17 Januari 2024.

Walau demikian, Robby menuturkan potensi pasar untuk kembali menghijau masih terbuka. Sehingga baiknya investor memantau kondisi pasar selagi melanjutkan berinvestasi.

ETF Bitcoin Spot Sebagai game Changer

Terkait ETF Bitcoin Spot, Robby menuturkan merupakan game-changer dalam mendorong antusiasme investor. Menurutnya, ETF Bitcoin Spot membuka potensi masuknya investor tradisional ke pasar kripto melalui Bitcoin. 

“Ini dapat mendorong aliran dana yang semakin besar, bukan hanya dari investor ritel, namun juga investor institusi,” jelas Robby.

Robby juga mengatakan dengan hadirnya ETF Bitcoin Spot dalam transaksi global, berharap pada 2024 akan ada peningkatan jumlah pengguna yang mungkin akan cukup signifikan.