Sukses

Sejumlah Bank Sentral di Dunia Mulai Eksplorasi Kripto, Ini Buktinya

Survei ini mengumpulkan respon dari 86 bank sentral mengenai keterlibatan mereka dalam proyek CBDC dan inisiatif mata uang kripto.

Liputan6.com, Jakarta Bank for International Settlements (BIS) merilis laporan pada 14 Juni, berjudul "Merangkul keberagaman, maju bersama – hasil survei BIS tahun 2023 mengenai mata uang digital bank sentral dan kripto.

Melansir News.bitcoin.com, Sabtu (15/6/2024) survei ini mengumpulkan respon dari 86 bank sentral mengenai keterlibatan mereka dalam proyek Central Bank Digital Currency (CBDC) dan inisiatif mata uang kripto.

"Mengenai kripto, survei menunjukkan bahwa hingga saat ini, stablecoin jarang digunakan untuk pembayaran di luar ekosistem kripto. Selain itu, sekitar dua dari tiga yurisdiksi yang merespons telah atau sedang mengerjakan kerangka kerja untuk mengatur stablecoin dan aset kripto lainnya," ungkap survei BIS.

BIS juga mengungkapkan, 94 persen bank sentral yang disurvei sedang menjajaki mata uang digital bank sentral (CBDC).

Survei tersebut menunjukkan bahwa bank sentral mengambil langkah dengan kecepatan mereka sendiri, mengambil pendekatan yang beragam dan mempertimbangkan fitur desain yang berbeda.p 

Laporan BIS juga menyoroti peningkatan signifikan dalam eksperimen dan proyek percontohan yang melibatkan CBDC grosir, khususnya di negara-negara maju, dengan beberapa pasar negara berkembang dan negara-negara berkembang juga mengintensifkan upaya mereka di bidang ini.

"Secara keseluruhan, kemungkinan bank sentral akan menerbitkan CBDC grosir dalam enam tahun ke depan kini melebihi kemungkinan mereka akan menerbitkan CBDC ritel," tulis laporan tersebut.

Bank sentral juga telah meningkatkan keterlibatan mereka dengan pemangku kepentingan untuk menginformasikan desain CBDC, dengan banyak yang masih ragu-ragu mengenai fitur spesifiknya. Interoperabilitas dan kemampuan program sering kali dipertimbangkan untuk CBDC grosir, sementara CBDC ritel sedang dievaluasi karena batasan kepemilikan, interoperabilitas, kemampuan offline, dan remunerasi nol.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 3 halaman

Proyek Mata Uang Digital Bank Sentral Lintas Negara Raih Batas Minimum, Bisa Dipakai Transaksi?

Proyek mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC) lintas negara, Project MBridge telah menandai capaian baru. Salah satunya dengan tercapainya batas minimum produk yang layak atau minimum viable product (MVP).

Tahapan ini menjadi penanda krusial agar mata uang digital resmi bank sentral ini bisa digunakan untuk transaksi lintas negara. Platform transaksi CBDC itu kini menampilkan serangkaian fungsi dasar dalam infrastrukturnya.

Perlu diketahui, Project MBridge ini memulai uji coba pada 2021 dengan kolaborasi Bank of Thailand, Bank Sentral Uni Emirat Arab, Bank Rakyat Tiongkok (PBOC), dan Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA). Proyek tersebut kini telah siap untuk transaksi nilai riil perantara, menurut siaran pers yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlements (BIS).

"Masing-masing institusi yang terlibat di Mbridge kini menjalankan node validator di platform, dan, sambil menunggu persetujuan peraturan di setiap yurisdiksi, mereka dapat memindahkan nilai melalui jaringan," sebagaimana dikutip dari Yahoo Finance, Senin (10/6/2024).

Dalam laporan tersebut, pada Februari lalu, proyek ini mencapai tonggak sejarah ketika digunakan untuk menyelesaikan penyelesaian lintas batas dirham digital pertama, dengan membayar USD 13,6 juta langsung ke Tiongkok.

3 dari 3 halaman

Undang Swasta

Tahap baru ini juga mencakup penambahan Bank Sentral Saudi sebagai peserta penuh dalam proyek tersebut, memperluas cakupannya ke pasar perdagangan bernilai miliaran dolar. BIS kini mengundang perusahaan-perusahaan swasta yang ingin berkontribusi pada proyek ini, sehingga memungkinkan proposal yang dapat berinovasi dan membantu platform tersebut “mencapai potensi penuhnya.”

Mbridge, yang bertujuan untuk menggunakan jalur CBDC untuk mengatasi inefisiensi dan kompleksitas sistem pembayaran berbasis bank saat ini. Diantaranya, termasuk kelambatan, biaya tinggi, dan waktu penyelesaian yang lama, telah membangkitkan kekhawatiran mengenai kemungkinan-kemungkinan lainnya.

Sementara itu, ada kekhawatiran mengenai karakter dari sistem ini, yang dinilai dapat membuka jalan bagi yuan digital Tiongkok untuk menantang dolar AS dalam perdagangan internasional. Lebih lanjut, para ahli juga mencatat bahwa sanksi tidak dapat diterapkan pada jaringan ini.