Sukses

Analis Ungkap Penyebab Harga Bitcoin Anjlok dari Kisaran Rp 984,6 Juta

Analis onchain Bitcoin (BTC) terkemuka, Willy Woo memaparkan sejumlah harga bitcoin yang merosot hingga sentuh di bawah USD 60.000.

Liputan6.com, Jakarta - Analis onchain Bitcoin (BTC) terkemuka, Willy Woo mengungkapkan penurunan harga mata uang kripto teratas itu ke kisaran USD 58.000 (Rp 951,8 juta) didorong oleh spekulan yang terus membuka posisi pembelian baru.

Dikutip dari News.bitcoin.com, Kamis (27/6/2024) Willy Woo berpendapat para spekulan ini berkontribusi pada lebih banyak bahan bakar untuk lebih banyak likuidasi dalam tekanan jangka panjang, yang pada akhirnya menyebabkan BTC turun di bawah kisaran USD 60.000 (Rp 984,6 juta).

Dalam sebuah postingan di platform media sosial X, Willy Woo juga mengaitkan sebagian tekanan tersebut dengan para penambang bitcoin yang menyesuaikan diri dengan kenyataan pasca-halving.

"Penambang melakukan penjualan BTC untuk membayar peningkatan perangkat keras karena perangkat keras lama tidak lagi menguntungkan. Penambang terlemah menutup tokonya dan dilikuidasi,” beber Willy Woo.

Untuk menutupi kekurangan pendapatan, para penambang telah menjual lebih banyak BTC ke pasar dibandingkan sebelum halving, ungkapnya.

Namun, dalam postingannya pada 24 Juni 2024, Willy Woo menggambarkan hal ini sebagai pemusnahan penambang yang lemah, yang menurutnya akan diikuti oleh kenaikan harga. 

Untuk mendukung prediksinya tentang rebound BTC, Willy Woo membagikan grafik yang menurut dia menunjukkan pembalikan.

Namun, analis onchain tersebut juga memperingatkan bahwa meskipun prediksi ini berhasil, BTC masih perlu menghilangkan open interest berjangka dalam sistem sebelum harga dapat naik lagi.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Harga Kripto Hari Ini 27 Juni 2024

Sebelumnya, harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada Kamis (27/6/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau masih berada di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali anjlok. Bitcoin turun 1,54 persen dalam 24 jam dan 6,27 persen sepekan.

Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 60.801 atau setara Rp 999 juta (asumsi kurs Rp 16.432 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) masih melemah. ETH anjlok 0,81 persen sehari terakhir dan 5,26 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 55,3 juta per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) turut melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB merosot 0,82 persen dan 4,27 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 9,40 juta per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) kembali berada di zona merah. ADA turun 1,81 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih menguat 0,45 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 6.322 per koin.

 

 

3 dari 4 halaman

Harga Solana

Adapun Solana (SOL) masih lesu. SOL merosot 0,05 persen dalam sehari, tetapi masih menguat tipis 1,02 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 2,24 juta per koin. 

XRP terpantau kembali berada di zona merah. XRP merosot 1,24 persen dalam 24 jam dan 4.68 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 7.719 per koin. 

Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE ambles 2,66 persen, tetapi masih menguat 0,44 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 2.014 per token.

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 2,25 triliun atau setara Rp 36.976 triliun, turun sekitar 1,09 persen dalam sehari terakhir.

4 dari 4 halaman

Riset Nomura: Perusahaan Jepang Minat Investasi Kripto 3 Tahun Mendatang

Sebelumnya, Bank asal Jepang Nomura dan anak perusahaan aset digitalnya, Laser Digital menemukan bahwa lebih dari separuh manajer investasi di negara itu berencana berinvestasi dalam aset digital, termasuk mata uang kripto dalam tiga tahun ke depan. 

Bank tersebut mensurvei 547 manajer investasi Jepang antara 15 April dan 26 April 2024, termasuk investor institusi, kantor keluarga, dan perusahaan layanan publik.

Dikutip dari Coindesk, Rabu (26/6/2024) survei Nomura menunjukkan bahwa 54% responden mengungkapkan berniat untuk berinvestasi kripto dalam tiga tahun ke depan, dan 25% perusahaan mengatakan mereka memiliki kesan positif terhadap aset digital.

Kripto juga dipandang sebagai peluang diversifikasi oleh 62% responden, bersama dengan uang tunai, saham, obligasi, dan komoditas, dan banyak investor di Jepang memandang aset digital sebagai kelas aset investasi, menurut studi Nomura.

Alokasi yang diminati untuk aset digital adalah antara 2%-5% dari aset yang dikelola (AUM), kata investor, dan hampir 80% mengatakan mereka akan berinvestasi selama setahun.

Pengembangan produk baru dapat meningkatkan investasi pada aset digital.

Sedangkan bagi mereka yang sudah berkecimpung dalam mata uang kripto, atau mereka yang memperdebatkan investasi dalam aset digital, pendorong utama investasi di masa depan adalah pengembangan produk baru termasuk dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), perwalian investasi, serta penawaran staking dan pinjaman.

Selain itu, Nomura juga mengungkapkan, sekitar separuh responden dalam surveinya mengatakan ingin berinvestasi langsung di proyek Web3 atau melalui dana modal ventura.

Namun, hambatan masuk menghalangi beberapa manajer untuk berinvestasi dalam aset digital. Hambatan ini mencakup risiko pihak kompetitor, volatilitas yang tinggi, dan persyaratan peraturan.