Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin telah mengalami penurunan signifikan dalam beberapa hari terakhir. Data dari Coinmarketcap pada Jumat, 5 Juli 2024 menunjukkan Bitcoin telah terkoreksi 7,65 persen dalam sehari terakhir dan 11,64 persen sepekan. Bitcoin saat ini diperdagangkan di kisaran USD 54.331 atau setara Rp 886 juta (asumsi kurs Rp 16.307 per dolar AS).
Beberapa analis menjelaskan salah satu penurunan ini adalah adanya pengembalian Bitcoin dari bursa kripto Mt Gox lebih dari 137.000 Bitcoin kepada kreditor secara bertahap. Lantas, apa sebenarnya Mt Gox dan bagaimana kasusnya?
Baca Juga
Melansir Investopedia, Sabtu (6/7/2024), Mt. Gox adalah bursa mata uang kripto yang berbasis di Tokyo yang beroperasi antara 2010 dan 2014. Ia bertanggung jawab atas lebih dari 70% transaksi Bitcoin pada puncak kejayaannya.
Advertisement
Meskipun paling dikenal sebagai Mt. Gox, bursa ini terkadang disebut sebagai MtGox atau Mt Gox. Pertukaran tersebut menyatakan bangkrut pada 2014, namun terus menjadi subyek tuntutan hukum dan spekulasi selama bertahun-tahun.
Sejarah Mt Gox
Jed McCaleb membuat situs web yang menjadi bursa Mt. Gox. Awalnya ini merupakan cara bagi para penggemar permainan kartu "Magic: The Gathering" untuk bertukar kartu secara online.
Nama Mt. Gox diciptakan sebagai akronim dari "Magic: The Gathering Online Exchange." Situs tersebut dialihkan ke Mark Karpeles pada 2011 dengan imbalan pendapatan enam bulan. Karpeles menjadi pemegang saham dan CEO terbesar.
Mt. Gox dianggap sebagai pertukaran kripto Bitcoin terbesar di dunia pada puncaknya. Ia menangani 70% hingga 80% volume perdagangan. Akibat begitu banyak transaksinya sehingga menjadikan Mt. Gox peran yang sangat besar dalam menentukan aktivitas pasar Bitcoin.
Â
Apa yang Terjadi dengan Mt Gox?
Keunggulannya dalam dunia mata uang kripto menjadikannya target para peretas, dan Mt. Gox mengalami masalah keamanan beberapa kali selama bertahun-tahun beroperasi. Pada 2011, peretas menggunakan kredensial curian untuk mentransfer Bitcoin.
Pada tahun yang sama, kekurangan dalam protokol jaringan mengakibatkan beberapa ribu Bitcoin hilang.
Hingga menjelang Februari 2014, nasabah semakin frustrasi dengan masalah penarikan dana. Bug teknis menghalangi perusahaan untuk memahami detail transaksi, termasuk ketidakpastian terkait apakah bitcoin telah ditransfer ke dompet digital pelanggan.
Pertukaran tersebut mengalami pukulan fatal pada Februari 2014. Pada awal Februari 2014, bursa tersebut menangguhkan penarikan setelah mengklaim menemukan aktivitas mencurigakan di dompet digitalnya.Â
Perusahaan menemukan mereka telah kehilangan ratusan ribu Bitcoin. Laporan jumlah koin yang hilang berkisar antara 650.000 hingga 850.000.
Meskipun kemudian dapat menemukan 200.000 Bitcoin, mata uang kripto yang hilang tersebut sangat mengganggu stabilitas pasar. Nilai Bitcoin diperkirakan mencapai ratusan juta, yang mendorong Mt. Gox ke dalam kebangkrutan.Â
Perusahaan ini mengajukan kebangkrutan di Pengadilan Distrik Tokyo dan diperintahkan untuk dilikuidasi pada April 2014 dan mencari cara untuk mulai membayar kembali kreditor.
Â
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement