Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin telah melemah selama sebulan terakhir. Pelemahan ini karena adanya penjualan Bitcoin oleh pemerintah Jerman dan pembayaran kembali kreditor bursa kripto Mt. Gox.Â
Dilansir dari Coinmarketcap, Jumat (12/7/2024), Bitcoin (BTC) sempat turun menjadi USD 53.500 atau setara Rp 869,1 juta (asumsi kurs Rp 16.242 per dolar AS), penurunan ini justru menarik perhatian investor.Â
Baca Juga
Data Santiment menunjukkan adanya penurunan sekitar 566.000 dompet Bitcoin dengan saldo bukan nol sejak pertengahan Juni, menunjukkan investor jangka pendek melakukan aksi jual karena ketidakpastian pasar.Â
Advertisement
Penurunan ini biasanya terlihat pada titik terendah pasar dan secara historis menawarkan peluang pembelian bagi investor yang sabar. Demikian pula, indikator MVRV Bitcoin 30 hari dan 365 hari saat ini berada di zona negatif, menunjukkan ini adalah waktu optimal untuk membeli Bitcoin.Â
Di masa lalu, penyelarasan ini telah memberikan keuntungan yang signifikan bagi investor yang memasuki pasar pada periode tersebut.
Prediksi
Berdasarkan Puell Multiple, perkiraan kenaikan yang dimulai pada kuartal ketiga tahun 2024, bersama dengan beberapa indikator yang selaras dengan tren bullish, menunjukkan Bitcoin siap menghadapi potensi pemulihan harga.Â
Namun, investor harus tetap berhati-hati karena tingginya volatilitas dan perkembangan peraturan. Indikator Puell Multiple secara historis secara akurat memprediksi titik terendah, jebakan beruang, dan puncak Bitcoin dalam siklus masa lalu.Â
Saat ini, kita tampaknya berada dalam perangkap penurunan dan diperkirakan terjadi kenaikan harga Bitcoin dari level ini.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.