Sukses

Menengok Potensi Penguatan Altcoin saat Harga Bitcoin Kembali ke USD 65.000

Secara khusus, ada keyakinan kuat bahwa Altcoin dapat mencapai total kapitalisasi pasar sebesar USD 1 triliun pada siklus ini, meningkat 57% dari level saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin kembali naik dan menyentuh angka USD 65.000 atau setara sekitar Rp 1,05 miliar (asumsi kurs Rp 16.179 per dolar AS). Kenaikan tersebut menandai keberhasilan Bitcoin untuk melakukan recovery pasca koreksi yang terjadi sejak awal Juni lalu.

Di tengah kenaikan harga Bitcoin tersebut, ada peluang reli sejumlah Altcoin yang masih dinilai terlalu rendah. Analis Miles Deutscher mengatakan beberapa Altcoin dapat berkinerja sangat baik di pasar karena adanya momentum kenaikan.

Secara khusus, ada keyakinan kuat bahwa Altcoin dapat mencapai total kapitalisasi pasar sebesar USD 1 triliun pada siklus ini, meningkat 57% dari level saat ini. Hal ini berpotensi menyebabkan beberapa altcoin mengalami pengembalian 10x atau bahkan 20x.

Ketika Ethereum mencapai USD 4.000, analis mengantisipasi bahwa altcoin tertentu akan berkinerja lebih baik. Banyak altcoin yang berkinerja baik di bulan Maret diperkirakan akan terus berkinerja baik jika pasar mendapatkan tawaran yang signifikan.

Data jangka pendek mendukung hal ini, dengan AI dan koin meme menunjukkan kinerja yang kuat selama lonjakan pasar baru-baru ini. PEPE, khususnya, terkenal karena kenaikan yang kuat dari level-level penting dan potensi keuntungan yang signifikan jika Bitcoin mencapai USD 100.000.

Dikutip dari Coinpedia, Kamis (18/7/2024), analis tersebut mengatakan bahwa Solana adalah pemain yang menonjol sepanjang siklus, mempertahankan posisinya sebagai pemain Layer 1 (L1) yang bonafid. Setiap kemunduran besar pada Solana memberikan peluang untuk akumulasi.

Berikut daftar altcoin lainnya:

Maker: Sebagai aset Real World Asset (RWA) utama dengan kegunaan yang signifikan, MKR adalah koin lama yang sebagian besar dilusinya sudah ada di pasar, sehingga mengurangi tekanan jual dan meningkatkan potensi kinerja yang kuat.

Pendle: Koin ini telah memantul dengan baik dari zona $3.30 dan masih relatif undervalued, menghadirkan peluang pembelian yang bagus.

Ondo: Mirip dengan Pendle, Ondo turun dari level tertingginya tetapi menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang positif, menjadikannya pilihan yang menarik.

Rune: Koin ini telah menunjukkan pantulan yang kuat dari level dukungannya, menjadikannya kandidat yang menjanjikan untuk diakumulasi.

Foxy: Koin lain yang bereaksi positif terhadap supportnya, bergerak dari 0,01 ke 0,014, secara konsisten memantul dari level support kerangka waktu yang tinggi.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Bitcoin Balik ke Rp 1 Miliar, Potensi ke Depan Cerah?

Bitcoin mencatat kenaikan harga lebih dari 13 persen dalam satu pekan terakhir, menyentuh angka USD 65.000 atau setara sekitar Rp 1,05 miliar (asumsi kurs Rp 16.179 per dolar AS). Kenaikan tersebut menandai keberhasilan Bitcoin untuk melakukan recovery pasca koreksi yang terjadi sejak awal Juni lalu.

Merespon hal itu, Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan situasi tersebut mengindikasikan potensi dimulainya reli baru di pasar yang kemungkinan dapat menjadi awal dari reli utama pada fase bullish yang terjadi saat ini. 

“Namun, pasar mungkin akan memerlukan katalis baru yang cukup kuat untuk reli tersebut dapat terjadi. Sebab meskipun tekanan jual telah mereda, belum terdapat kenaikan jumlah pemilik Bitcoin dalam jumlah besar (whale) yang signifikan,” kata Fahmi dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (17/7/2024).

Fahmi menjelaskan, ini terlihat pada data lookintobitcoin di mana jumlah wallet dengan saldo di atas 1.000 Bitcoin pada saat ini masih lebih rendah sekitar 96 wallet dibandingkan dengan angka pada 27 Februari lalu, ketika harga Bitcoin di USD 57.000. 

Hal ini mengindikasikan para whales yang telah melakukan aksi profit taking, mungkin belum kembali mengalokasikan aset mereka di Bitcoin. 

Sehingga membuat pertahanan harga Bitcoin di pasar saat ini didukung oleh lebih sedikit whales, yang mungkin dapat menghambat reli yang terjadi apabila terdapat aksi profit taking yang signifikan akibat kenaikan harga yang terjadi,” jelas Fahmi. 

3 dari 3 halaman

Perilaku Investasi Hati-Hati

Pemahaman para pelaku pasar terhadap situasi yang ada saat ini, termasuk di dalamnya pemahaman terkait situasi whales dan suku bunga tinggi The Fed, dapat menciptakan perilaku investasi yang cenderung lebih berhati-hati. 

Fahmi menuturkan, ini tercermin pada momentum ketika wallet pemerintah Jerman terlihat melakukan upaya penjualan Bitcoin dalam jumlah besar minggu lalu. Meskipun terdapat katalis positif dari perkembangan inflasi AS, Bitcoin baru mengalami kenaikan setelah saldo Bitcoin di wallet pemerintah Jerman tersebut habis.  

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.