Sukses

Argentina Perbarui Aturan Pajak Aset Kripto

Argentina baru-baru ini merilis peraturan yang akan mengatur paket legislatif yang telah disetujui sebelumnya yang memengaruhi penyertaan mata uang kripto dan aset lain yang tidak diumumkan ke dalam sistem perpajakan negara tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Argentina baru-baru ini merilis peraturan yang akan mengatur paket legislatif yang telah disetujui sebelumnya yang memengaruhi penyertaan mata uang kripto dan aset lain yang tidak diumumkan ke dalam sistem perpajakan negara tersebut. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Kamis (25/7/2024), pemilik aset kripto di Argentina akan dibebaskan dari pajak hingga USD 100.000 atau setara Rp 1,6 miliar (asumsi kurs Rp 16.164 per dolar AS) yang disimpan dalam kripto.

Untuk menikmati manfaat ini, mata uang kripto yang akan diumumkan harus disimpan di Penyedia Layanan Aset Virtual (VASP) yang disetujui secara nasional. Untuk ini, bursa kripto harus terdaftar sebelumnya di registri VASP yang diluncurkan pada Juni oleh Komisi Sekuritas Nasional Argentina (CNV), pengawas sekuritas di negara tersebut.

Meskipun banyak bursa internasional yang masih belum terdaftar, peraturan tersebut mengatur dana yang disimpan di bursa tersebut harus ditransfer ke bursa terdaftar sebelumnya untuk menerima manfaat sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

Namun, ini tidak berarti cryptocurrency tidak akan membayar pajak tertentu setelah diumumkan. Setelah memasuki sistem keuangan Argentina, pemegang aset ini harus membayar barang pribadi, pajak penghasilan, dan upeti lainnya jika berlaku. 

Pembayar pajak memiliki waktu hingga 31 Maret untuk mendeklarasikan kripto mereka berdasarkan ketentuan undang-undang ini.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Ferrari Bakal Perluas Pembayaran Kripto Mobil Sport di Eropa

Sebelumnya, Ferrari mengungkapkan pihaknya akan memperluas skema penerimaan pembayaran dalam mata uang kripto untuk mobil sport mewahnya ke jaringan dealer Eropa mulai akhir bulan ini, setelah dimulai di Amerika Serikat tahun lalu.

"Perusahaan Italia itu juga akan memperluas skema ini pada akhir 2024 ke dealer lain di jaringan internasionalnya, di negara-negara di mana cryptocurrency diterima secara hukum,” kata Ferrari dalam pengumumannya, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (25/7/2024).

Meskipun sebagian besar perusahaan blue-chip telah menghindari kripto karena volatilitas bitcoin dan token lainnya membuat mereka tidak praktis untuk diperdagangkan, Ferrari mulai tahun lalu menerima pembayaran dalam mata uang kripto di AS, untuk memenuhi permintaan dari pelanggannya yang kaya.

"Masuknya ke pasar Eropa mengikuti keberhasilan peluncuran sistem pembayaran alternatif ini di Amerika Serikat kurang dari setahun yang lalu, untuk mendukung dealer dalam memenuhi kebutuhan kliennya yang terus berkembang,” kata perusahaan itu.

Ia menambahkan, sebagian besar dealernya di wilayah tersebut telah mengadopsi atau sedang dalam proses mengadopsi sistem pembayaran baru.Regulasi yang tidak merata dan penggunaan energi yang tinggi sejauh ini juga menghambat penyebaran kripto sebagai alat pembayaran.

Pada peluncuran skema ini sebelumnya di AS, Ferrari telah beralih ke salah satu pemroses pembayaran mata uang kripto terbesar, BitPay, dan mengizinkan transaksi dalam bitcoin, ether, dan USDC, salah satu stablecoin terbesar.

3 dari 4 halaman

Ferrari Terima Pembayaran Kripto untuk Beli Mobil di Amerika Serikat

Sebelumnya, Ferrari telah mulai menerima pembayaran dalam kripto untuk mobil sport mewah di Amerika Serikat (AS).  Ferrari juga akan memperluas skema pembayaran kripto itu ke Eropa menyusul permintaan dari pelanggan kaya.

Hal itu disampaikan Chief Marketing and Commercial Ferrari Enrico Galliera kepada Reuters, dikutip dari CNBC, Sabtu (14/10/2023).

Sebagian besar perusahaan blue-chip menghindari kripto karena volatilitas bitcoin dan token lainnya menjadikan tidak praktis untuk perdagangan. Regulasi yang tidak merata dan penggunaan energi yang tinggi juga hambat penyebaran kripto sebagai alat pembayaran.

Sebelum Ferrari, produsen mobil listrik Tesla pada 2021 mulai menerima pembayaran dalam bitcoin, sebelum CEO Elon Musk menghentikannya karena masalah lingkungan.

Kepada Reuters, Enrico menuturkan pihaknya telah mengurangi jejak karbon kripto melalui pengenalan perangkat lunak baru dan penggunaan sumber terbarukan yang lebih besar.

"Target kami untuk mencapai netralitas karbon pada 2030 di seluruh rantai perseroan sudah terkonfirmasi,” ujar dia.

Ferrari mengatakan keputusan itu diambil sebagai tanggapan atas permintaan dari pasar dan dealer karena banyak kliennya telah investasi di kripto.

"Beberapa di antaranya adalah investor muda yang membangun kekayaan mereka melalui kripto. Beberapa lainnya adalah investor yang lebih tradisional, yang ingin diversifikasi portofolionya,” ujar dia.

Sementara itu, sejumlah kripto seperti ether telah meningkatkan efisiensi energinya,sedangkan bitcoin masih menuai kritik karena penambangannya boros energi.

Ferrari mengirimkan lebih dari 1.800 mobil ke Amerika termasuk Amerika Serikat pada semester I 2023. Galliera tidak mengatakan berapa banyak mobil yang diperkirakan akan dijual Ferrari melalui kripto.

 

 

4 dari 4 halaman

Perluas Pembayaran Kripto ke Eropa pada 2024

Ia menuturkan, portofolio perusahaan kuat dan terpesan penuh hingga 2025, tetapi perusahaan ingin menguji kripto yang terus berkembang ini.

"Ini akan membantu kami terhubung dengan orang-orang yang belum tentu merupakan klien kami tetapi mungkin mampu beli Ferrari,” tutur dia.

Perusahaan Italia yang menjual 13.200 mobil pada 2022 dengan harga mulai lebih dari 200.000 euro dan naik hingga 2 juta euro berencana perluas skema kripto ke Eropa pada kuartal I 2024. Kemudian ke wilayah lain yang menerima kripto secara hukum.

Eropa, Timur Tengah dan Afrika (EMEA) adalah wilayah terbesar Ferrari sumbang 46 persen dari total pengiriman mobil pada semester I 2023. “Ketertarikan terhadap Amerika Serikat dan Eropa sama, kami tidak melihat perbedaan besar,” ujar dia.

Adapun negara-negara yang membatasi kripto termasuk China. Ferrarti telah beralih ke salah satu pemroses pembayaran kripto terbesar, BitPay untuk tahap awal di Amerika Serikat dan akan izinkan transaksi dalam bitcoin, ether dan USDC, salah satu stablecoin terbesar. Ferrari mungkin memakai pemroses pembayaran lain di wilayah berbeda.

“Harga tidak akan berubah, tidak ada biaya, tidak ada biaya tambahan jika Anda membayar melalui cryptocurrency,” ujar dia.