Sukses

Trader: Penurunan Suku Bunga The Fed Tak Cukup Kuat Topang Kripto

Ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan fluktuasi politik di Amerika Serikat (AS) menambah tekanan negatif.

Liputan6.com, Jakarta - Harga kripto, terutama Bitcoin (BTC) sempat mengalami penurunan tajam di bawah level USD 50.000 menyusul aksi jual dramatis pada Senin, 5 Agustus 2024 yang dipicu oleh berbagai kondisi ekonomi dan peristiwa geopolitik.

Sentimen risk-off yang disebabkan oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi di AS, ditambah dengan data ekonomi yang lemah dan penurunan di pasar saham global, mengakibatkan aksi jual besar-besaran.Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menyoroti ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve atau the Fed yang seharusnya memberikan dukungan, namun tidak cukup untuk menahan penurunan harga kripto.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan fluktuasi politik di AS menambah tekanan negatif.

Fyqieh mengungkapkan, kombinasi dari sentimen global yang negatif, ketegangan geopolitik, serta dinamika internal pasar kripto menyebabkan penurunan signifikan pada harga Bitcoin dan Ethereum, mengakibatkan kapitalisasi pasar kripto anjlok hingga 15,80% ke level terendah dalam enam bulan sebesar USD 1,694 triliun.

"Harga Bitcoin sempat naik dalam beberapa hari terakhir pasca penurunan, memperpanjang pemulihan dari level terendah lebih dari lima bulan karena pembeli murah mulai masuk dan sentimen sedikit membaik. Namun, pasar kripto juga berjuang dengan prospek penjualan massal oleh pemerintah AS, serta memudarnya minat pada pasar derivatif kripto," kata Fyqieh dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (9/8/2024).

Lebih lanjut, Fyqieh menjelaskan bahwa kekhawatiran terhadap resesi AS dan potensi volatilitas tren Yen kemungkinan berdampak pada arus pasar spot BTC AS.

ETF Bitcoin Spot mengalami arus negatif selama tiga hari, yang menyebabkan arus keluar bersih dari ETF Bitcoin spot sebesar lebih dari USD300 juta.

"Arus keluar yang berkelanjutan dari ETF Bitcoin dan tekanan jual yang dihadapi oleh BTC menyebabkan aksi jual di seluruh pasar kripto baru-baru ini, mengakibatkan harga Bitcoin turun ke posisi terendah tujuh bulan di bawah USD 50.000," ungkapnya

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Investor Perlu Waspadai Tren Arus Keluar ETF Bitcoin Spot

Secara teknikal, harga Bitcoin kini berpotensi melewati resistance di USD 56.000 dan menujulevel US$60.000, ungkap Fyqieh.

Namun, jika terjadi penolakan di level resistance ini, BTC bisa kembali turun ke kisaran USD 54.000-USD 55.000.

"Investor harus tetap waspada di tengah tren arus keluar ETF BTC spot dan sentimen terhadap jalur suku bunga Bank of Japan dan Fed. BTC dapat melonjak hingga USD 60.000 dalam beberapa hari mendatang. Para investor dan lembaga menyuntikkan dana besar-besaran kepasar kripto untuk membeli saat harga sedang turun," analisis Fyqieh.

3 dari 4 halaman

Sentimen Pasar dan Potensi Pembelian

Fyqieh mencatat bahwa penurunan tajam ini juga membuka peluang pembelian. Rainbow Chart Bitcoin, indikator teknikal yang populer, menunjukkan bahwa Bitcoin telah memasuki fase akumulasi, yang sering kali merupakan waktu yang tepat untuk membeli BTC sebelum potensi lonjakan harga.

Fyqieh melanjutkan bahwa bahwa sentimen pasar juga menunjukkan perubahan yang menarik. Pada hari Senin (5/8), Indeks Fear and Greed Bitcoin berada di level 17, zona Extreme Fear, yang mencerminkan kekhawatiran pasar yang sangat tinggi.

Namun, indeks tersebut kini telah naik ke level 29 di zona Fear, menunjukkan pergeseran menuju pandanganyang lebih positif.

Fyqieh menilai, pemulihan terbaru ini membawa Bitcoin kembali ke level USD 56.000-USD 57.000, menunjukkan kepercayaan investor yang mulai pulih.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Bitcoin semakin dilihat sebagai aset safe haven yang dapat menarik lebih banyak institusi dan membantu menstabilkan pasar kripto.

"Aliran modal ke pasar kripto meningkat, memperkuat posisi Bitcoin sebagai aset lindung nilaiyang kuat, dengan potensi mencapai USD 80.000-USD 90.000 (Rp1,2 miliar-Rp1,4 miliar) pada akhir tahun," pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Donald Trump Siap Bersaing Dengan China Jadikan AS Pusat Kripto

Sebelumnya, calon presiden dari Partai Republik Donald Trump mengatakan dalam konferensi bitcoin pada Sabtu AS harus mendominasi sektor kripto atau China akan melakukannya. 

Ini merupakan langkah terbarunya untuk menarik para pendukung mata uang kripto, yang telah dibatasi oleh Beijing dan yang pernah ia sebut sebagai penipuan.

Berbicara di konvensi Bitcoin 2024 di Nashville, Trump memposisikan dirinya sebagai kandidat pro-mata uang kripto menjelang pemilihan presiden 5 November, dengan mengatakan ia akan menjadikan Amerika Serikat sebagai pemimpin mata uang kripto dunia dan menerima peraturan yang lebih bersahabat.

Partai Republik telah menjanjikan peraturan yang lebih ringan untuk mata uang kripto, dan Trump telah mengecam upaya Demokrat untuk mengatur sektor tersebut.

"Jika kita tidak menerima teknologi kripto dan bitcoin, China akan melakukannya, negara lain akan melakukannya. Mereka akan mendominasi, dan kita tidak bisa membiarkan China mendominasi. Mereka telah membuat terlalu banyak kemajuan," kata Trump dalam konferensi tersebut, dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (31/7/2024).

China telah menindak mata uang kripto dan ada kontrol ketat terhadap pergerakan modal melintasi perbatasannya.

Namun, orang-orang di sana masih dapat memperdagangkan token seperti bitcoin di bursa kripto, dan investor Tiongkok juga dapat membuka rekening bank di luar negeri untuk membeli aset kripto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini