Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin mengalami penurunan pada Senin, 12 Agustus 2024, melanjutkan aksi jual yang dimulai selama akhir pekan. Penurunan ini terjadi di tengah sentimen pasar kripto yang masih lemah setelah penurunan tajam dalam sebulan terakhir.
Meskipun pasar kripto menunjukkan sedikit pemulihan menjelang akhir pekan lalu, didorong oleh optimisme bahwa ketakutan terhadap resesi AS mungkin berlebihan, sentimen positif ini memudar selama akhir pekan.
Baca Juga
Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur menjelaskan. dalam dua hari terakhir, Bitcoin mengalami penjualan panjang yang menekan harganya. Tren arus pasar ETF Bitcoin spot di AS dan kekhawatiran kelebihan pasokan mempengaruhi permintaan Bitcoin.
Advertisement
“Ketegangan geopolitik dan pelemahan pasar di depan perilisan data CPI inflasi AS mendorong aksi jual pasar kripto,” kata Fyqieh dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (13/8/2024).
Kelebihan Pasok Jadi Ancaman
Fyqieh menjelaskan, risiko kelebihan pasokan juga tetap menjadi ancaman bagi tren harga Bitcoin. Mt. Gox masih memegang 46.164 BTC yang harus dibayar kembali kepada krediturnya. Penjualan besar-besaran dari kreditur Mt. Gox dapat berdampak negatif pada permintaan Bitcoin.
Selain itu, pemerintah AS memegang 203.239 BTC, yang menambah risiko terhadap stabilitas harga Bitcoin. Namun, rencana MicroStrategy untuk mengumpulkan Bitcoin senilai USD 2 miliar bisa mengurangi risiko kelebihan pasokan dari sisa pembayaran Mt. Gox kepada kreditur.
“MicroStrategy berpotensi menggunakan dana tersebut untuk membeli Bitcoin, mengurangi kemungkinan penjualan aset milik pemerintah AS,” jelas Fyqieh.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rilis Data Inflasi AS
Selain itu menurut Fyqieh, sentimen pasar masih tetap tegang, terutama menjelang rilis data inflasi utama AS pada Rabu mendatang, yang akan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang rencana The Fed terkait suku bunga. Para ekonom memprediksi ekspektasi inflasi konsumen untuk bulan Juli akan tetap stabil di 3,0%.
Penurunan inflasi yang tidak terduga dapat mendukung keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga, yang pada gilirannya bisa meningkatkan minat terhadap aset yang lebih berisiko.
“The Fed akan mempertimbangkan ini sebelum memutuskan rencana kebijakan moneternya. Data inflasi yang lebih rendah akan menghentikan aksi jual pasar kripto,” ujar Fyqieh.
Menurut CME FedWatch Tool, ada 53,5% kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps dan 46,5% kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps oleh Federal Reserve pada pertemuan bulan September.
Survei terbaru Bloomberg terhadap para ekonom menunjukkan hampir empat perlima responden memperkirakan Fed hanya akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada September.
Selain itu, estimasi rata-rata menunjukkan bahwa kemungkinan pemangkasan suku bunga darurat sebelum pertemuan September hanya 10 persen.
Advertisement